Anting-Anting Panjang Bakal Jadi Tren Perhiasan Berlian pada 2021

Berlian masih jadi pilihan perhiasan konsumen Indonesia, terutama bila memiliki cerita di dalamnya.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 11 Sep 2020, 18:02 WIB
Diterbitkan 11 Sep 2020, 18:02 WIB
Anting-Anting Panjang Bakal Jadi Tren Perhiasan Berlian pada 2021
Koleksi twin diamond earring dari Miss Mondial yang dikenakan Kristen Bell saat hadiri ajang 25th Critic's Choice Awards 2020. (Liputan6.com/Dinny Mutiah)

Liputan6.com, Jakarta - Tinggal beberapa bulan lagi kita memasuki 2021. Di tengah ketidakpastian akibat pandemi Covid-19, industri perhiasan berusaha bertahan dengan meluncurkan berbagai koleksi baru sesuai prediksi tren di masa depan. Apa yang bakal booming di tahun mendatang?

Tanya Aliisia, Creative Director PT Central Mega Kencana (CMK), memprediksi long drop earring alias anting-anting yang menjuntai panjang bakal mendominasi desain perhiasan pada 2021. Prediksinya didasarkan pada kecenderungan orang-orang yang tak lagi menggunakan satu set perhiasan saat menghadiri acara penting, tetapi hanya mengandalkan salah satu perhiasan yang memiliki bentuk menarik perhatian.

"Kalau kita lihat di Hollywood sana, selebritis tidak lagi menggunakan anting, kalung, gelang, sampai cincin secara bersamaan saat tampil di red carpet. Mereka mengenakan satu saja, anting misalnya, tapi sudah kasih statement," kata dia dalam FOREVERMARK Virtual Media Viewing-2020 Red Carpet Collection, Kamis, 10 September 2020.

Anting bisa jadi andalan untuk menyempurnakan penampilan, terutama menghadiri rapat-rapat virtual. Dalam kesempatan itu, tampilan wajah atau bagian tubuh atas lah yang paling disorot. Di samping itu, bentuknya yang panjang cocok untuk semua bentuk muka.

"Drop earring enggak pernah salah, for any kind of face shape...karena ini pasti akan membingkai wajah dan bentuk wajah lebih panjang. Nah, ada koleksi kami yang menggabungkannya dengan crawl earring, earring yang dipakai ke atas. Kalau itu lebih ke bentuk telinga, kan ada yang melipat. Itu tergantung nyaman atau tidaknya," tutur Tanya.

Desain perhiasan juga mengarah ke bentuk yang simpel dan soliter. Berlian yang dipakai hanya satu. Lebih dari itu, sambung dia, perhiasan tersebut mengandung cerita atau makna penting.

"Market sekarang ke depan ingin bercerita tentang apa yang dipakainya. Misalnya bentuk heart, infinity, atau lainnya. Selalu punya story di balik pembelian perhiasan itu," kata dia.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Kampanye Berlian Alam

Anting-Anting Panjang Bakal Jadi Tren Perhiasan Berlian pada 2021
Salah satu long drop earring koleksi Forevermark Red Carpet yang terinspirasi dari matahari. (Liputan6.com/Dinny Mutiah)

Tak hanya mengulas tren perhiasan, Tanya pun menyinggung soal kampanye berlian alami. Ia menekankan bahwa berlian asli adalah yang ditambang dari perut bumi, bukanlah yang diproduksi di pabrik.

"Zaman dulu, retailer jewellery saingannya adalah yang man made, seprti zirconia. Imitasinya berlian yang sama sekali tidak ada kandungan karbon. Sekarang kita saingannya adalah man made diamond, yang terbuat dari karbon juga tapi dibuat di pabrik, bukan dari tambang," kata dia.

Lahan tambang yang digunakan juga semestinya bukanlah tambang gelap, melainkan yang bertanggung jawab, baik terhadap lingkungan maupun pekerja. Proses produksi juga melewati prosedur yang legal sehingga konsumen yang memakainya tidak merasa salah. Pesan itu pula yang ingin disampaikan CMK dengan menggunakan berlian DeBeers.  

"Di sini (Indonesia) kan enggak ada berlian, harus didatangkan. Nah, kita masuknya pakai import duty," sambung Tanya.

Sejauh ini, pasar Indonesia masih merespons baik koleksi-koleksi baru perhiasan dari empat brand di bawah PT CMK, yakni Frank & co, Mondial, Miss Mondial, serta The Palace. Direktur Operasional PT CMK, Petronella Soan mengatakan awal PSBB Jilid I, khususnya di Jakarta, bisnis memang terdampak parah karena operasional mal ditutup seluruhnya. Pasar pun syok sehingga mengerem pembelian barang mewah dan mengalihkannya ke kebutuhan primer.

Seiring waktu, bisnis mulai beradaptasi dengan meluncurkan aplikasi khusus. Aktivasi di media sosial pun digencarkan, begitu pula dengan mengontak para pelanggan yang terdaftar di basis data.

"Beruntungnya, kami punya cukup banyak database, pelanggan reguler kami hampir 300 ribu. Itu yang menjadi penyelamat buat kita," sambung dia.

Fasilitas home shopping juga tersedia agar bisa tetap dekat dengan konsumen. Meski begitu, masih ada pekerjaan rumah yang harus dibenahi lantaran perhiasan tetap harus dicoba agar pas dengan konsumen.

"Cocok enggak dengan tangan kita misalnya. Kalau cocok, buat kita confident saat pakai perhiasan," jelas Nella.

Infografis Gebrakan Denda Tidak Pakai Masker
Infografis Gebrakan Denda Tidak Pakai Masker (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya