Travel Bubble Hong Kong dan Singapura Ditunda Akibat Lonjakan Kasus Covid-19

Travel bubble Hong Kong dan Singapura ditunda selama dua minggu.

oleh Komarudin diperbarui 23 Nov 2020, 13:07 WIB
Diterbitkan 23 Nov 2020, 13:03 WIB
Ilustrasi Singapura
Ilustrasi Singapura (Dok.Unsplash/ Joshua Ang)

Liputan6.com, Jakarta - Travel bubble antara Hong Kong dan Singapura ditunda akibat lonjakan infeksi corona Covid-19 di Hong Kong. Padahal, rencana tersebut sudah dijadwalkan akan dilaksanakan pada Minggu, 22 November 2020.

Travel bubble yang dimaksudkan untuk meningkatkan pariwisata di kedua kota tersebut ditunda selama dua minggu. Menteri Perdagangan dan Pembangunan Ekonomi Hong Kong, Edward Yau, mengatakan dalam konferensi pers pada Sabtu, 21 November 2020, seperti dilansir dari laman Aljazeera, Senin (23/11/2020).

Penundaan itu dimaksudkan untuk memungkinkan pelancong antara kedua kota untuk masuk tanpa karantina. Hal tersebut selama mereka menyelesaikan tes virus corona Covid-19 sebelum dan setelah tiba di tujuan, serta mereka terbang dengan penerbangan yang ditentukan.

Hong Kong melaporkan 43 kasus virus corona baru pada Sabtu, termasuk 13 infeksi lokal yang tidak dapat dilacak. "Agar skema apa pun berhasil, maka harus memenuhi syarat keamanan masyarakat dan juga memastikan bahwa kedua belah pihak akan nyaman dan merasa aman tentang skema tersebut," kata Yau.

"Mengingat situasi di Hong Kong, saya pikir itu adalah cara yang bertanggung jawab untuk menunda ini untuk sementara waktu, dan kemudian meluncurkannya kembali pada saat yang tepat," imbuhnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

Pelancong Kecewa

Ilustrasi Hong Kong
Ilustrasi Hong Kong. Sumber foto: unsplash.com/Dan Freeman.

Dalam perjanjian awal, travel bubble akan ditangguhkan jika jumlah infeksi lokal yang tidak dapat dilacak, baik di Singapura atau Hong Kong melebihi lima pada rata-rata dalam pergerakan tujuh hari. Rata-rata saat ini di Hong Kong hampir empat, yang mendorong Yau dan Menteri Transportasi Singapura Ong Ye Kung untuk menunda penerbangan perdananya.

Pada Jumat, pejabat tinggi kesehatan Hong Kong mengatakan bahwa kota itu "mungkin memasuki" gelombang kasus baru.  Hong Kong telah mengonfirmasi total 5.561 kasus, termasuk 108 kematian. Singapura telah melaporkan 58.148 kasus, tetapi hanya 28 kematian.

Sebelum penundaan, Singapura mengatakan pada Sabtu pagi bahwa para pelancong yang datang dari Hong Kong travel bubble akan diminta untuk menjalani tes virus corona Covid-19 pada saat kedatangan. Awalnya, hanya mereka yang mendarat di Hong Kong yang harus menjalani tes.

Ong mengatakan dalam sebuah unggahan di Facebook bahwa penundaan itu adalah pengingat sadar bahwa ''virus Covid-19 masih bersama kita". "Saya sangat memahami kekecewaan dan frustrasi para pelancong yang telah merencanakan perjalanan mereka. Tapi kami pikir lebih baik menangguhkan demi kesehatan masyarakat," tulisnya.

Infografis Gejolak Panjang di Hong Kong
Infografis Gejolak Panjang di Hong Kong. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya