Liputan6.com, Jakarta - Pandemi corona Covid-19 membuat berbagai orang untuk menjaga jarak agar memutus rantai penyebaran virus tersbeut. Namun, pandemi tak menghentikan orang untuk tetap menjalankan aktivitas, termasuk pekan-pekan mode.
"Beberapa pekan mode di Indonesia adalah platform yang sangat baik sebagai sarana untuk memperkenalkan produk dari brand-brand Indonesia dan apa yang dibuat oleh desainer-desainer itu," ujar desainer Didiet Maulana saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu, 28 November 2020.
Advertisement
Baca Juga
Kehadiran pekan mode, di mata Didiet, memberikan sebuah update tentang tren. Dengan begitu, para desainer dan pemilik label fashion jadi tahu arah dan akan ke mana serta apa yang digandrungi oleh masyarakat.
"Tidak harus mereka yang mengikuti pekan mode tersebut, tapi hasil liputannya akan membantu desainer-desainer untuk menjadi referensi agar mereka mempunyai arah dalam merancang," kata desainer yang pernah dipercaya merancang busana para deputi dan menteri keuangan pada APEC Summit 2013 di Bali.
Terjadinya perubahan dari sesautu yang sebelumnya offline menjadi online memang banyak sekali yang tidak bisa didapatkan secara langsung. Didiet mencontohkan, saat ini kehadiran online membuat adanya gegap gempita atau riuhnya fashion show.
"Ini berarti excitement-nya harus dialihkan kepada hal-hal yang berbeda. Saya lihat virtual fashion show membuktikan bahwa industri fashion Indonesia masih ada dan tetap bangkit. Ini menjadi semangat bagi para pelaku industri mode Indonesia agar terus berkembang dan ini menjadi sesuatu yang baru bagi dalam merepresentasikan karya," tutur Didiet Maulana.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Gaet Pasar Global
Kegiatan pekan yang diselenggarakan secara virtual, bagi Didiet, sangat bisa menggaet pasar global. Karena semua terhubung secara online, maka mereka yang di luar itu jadi lebih memungkinkan.
"Jika dulu dilakukan secara langsung, maka sekarang approach-nya bisa dilakukan secara online. Jadi, ini sangat bisa (menggaet pasar global) apabila virtual fashion show ini menjadi platform pengenalan produk kepada dunia yang lebih luas lagi," kata Didiet yang pernah merancang tas yang menjadi hadiah untuk para selebritas yang hadir di ajang Grammy Awards 2016.
Bagi Didiet, jika memang sudah ada linkage atu hubungan antara sebuah platform besar, misalnya dari Indonesia bekerja sama dengan marketplace atau retailer-retailer yang ada di luar negeri, maka ini adalah sebuah cara jitu memperkenalkan produk Indonesia.
"Jadi, ini memang harus ada pembuka jalannya. Mudah-mudahan pemerintah dapat membukakan jalan para retailer Indonesia atau para pemilik brand atau juga UKM Indonesia agar produknya bisa dibawa ke mancanegara," imbuh Didiet.
Didiet menilai tantangan agar produk Indonesia bisa dilirik pasar global adalah produknya harus kuat, kualitasnya harus sustain atau tidak boleh berbeda-beda. Kalau sekarang adalah tantangannya adalah bagaimana meminimalisir kontak langsung.
"Artinya, kalau dulu jika tertarik, maka akan diundang untuk meeting di sana, tapi bagaimana kita bisa mengomunikasikan yang menjadi misi dan visi brand kita bisa tercermin lewat produk dan corporate value yang dituangkan dalam company profile yang akan dikirimkan," papar Didiet.
Advertisement
Sangat Membantu
Dihubungi secara terpisah desainer Josep Sinudarsono mengungkapkan kehadiran pekan mode sangat membantu para desainer. "Bahkan untuk para desainer baru yang belum bisa berkontribusi, kehadiran pekan mode bisa membuat mereka untuk melihat arah trend perkembangan fashion," ujar lulusan di ESMOD dan Lembaga Tata Busana Susan Budiharjo ini kepada Liputan6.com, Jumat, 27 November 2020.
Yosep sangat gembira pelaksanaan pekan mode dilangsungkan secara virtual. Selain gembira, Yosep juga menegaskan, pelaksanaan pekan mode secara virtual membuat semua orang bisa mengakses acara tersebut.
"Saya pikir tidak ada batas waktu. Dengan virtual, saya pikir para desainer akan lebih dikenal karena karena semua bisa melihat dan tidak sebatas mereka yang hadir karena undangan saja. Bahkan kalau dimasukkan ke kanal YouTube, mereka dari mancanegara pun orang bisa mengaksesnya," ujar lelaki yang hasil rancangan busananya dipakai pada perhelatan bergengsi Golden Globe pada 2015 oleh Terry Seymour dan Malin Akerman.
"Jadi, virtual pekan mode itu sangat bermanfaat. Selain itu, acara pekan mode juga makin dikenal karena bisa di-upload di media-media sosial. Jadi, sangat mungkin mereka yang berada di luar negeri pun bisa menonton show virtual kita. Dengan virtual fashion show ini juga bisa membuat acara yang lebih terkonsep dan artistik," tegas lelaki kelahiran Semarang, 2 Januari 1992 ini.
Cuci Masker Kain
Advertisement