Liputan6.com, Jakarta - Setelah menanti hampir tiga tahun, Singapura akhirnya patut berbangga. Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) menetapkan budaya hawker atau budaya makan di pedagang kaki lima sebagai Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan.
Dalam proses virtual yang berlangsung pada Rabu, 16 Desember 2020, komite yang beranggotakan 24 orang dengan suara bulat menerima pengajuan Singapura. Aplikasi Singapura dinilai memenuhi semua kriteria, sehingga tak ada perdebatan, dilansir dari AsiaOne, Kamis, 17 Desember 2020.
Advertisement
Baca Juga
Dengan keberhasilan itu, kini Singapura memiliki item pertamanya dalam Daftar Warisan Budaya Takbenda. Ini juga merupakan entri kedua negara itu ke dalam daftar UNESCO, setelah yang pertama ketika Singapore Botanic Gardens ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada 2015.
Menteri Kebudayaan, Masyarakat, dan Pemuda, Edwin Tong mengatakan budaya hawker Singapura adalah sumber kebanggaan bagi Singapura dan semua orang Singapura.
"Ini mencerminkan warisan hidup dan multikulturalisme kami, dan merupakan bagian integral dari kehidupan sehari-hari semua orang di Singapura tanpa memandang usia, ras, atau latar belakang," ujar Edwin Tong yang berjanji untuk melindungi warisan budaya takbenda tersebut.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Ucapkan Terima Kasih
Dengan penetapan tersebut, Singapura berkomitmen untuk melindungi dan mempromosikan warisan tersebut. Singapura juga harus menyerahkan laporannya setiap enam tahun ke UNESCO, yang menunjukkan upaya yang dilakukan untuk melindungi dan menyebarkan budaya hawker ke generasi mendatang.
Presiden Halimah Yacob dan Perdana Menteri Lee Hsien Loong lewat Facebook berterima kasih kepada mereka yang terlibat dalam proses nominasi budaya hawker tersebut. Halimah mengatakan budaya hawker telah membentuk identitas Singapura dalam banyak hal, dan berkontribusi pada keragaman masyarakat multikultural Singapura.
Sementara itu, Lee mengatakan perjalanan nominasi telah membuahkan hasil. “Terima kasih sebesar-besarnya harus ditujukan kepada generasi pedagang asongan karena telah menyehatkan perut dan jiwa bangsa. Pengakuan ini tidak akan datang tanpa keringat, kerja keras, dan dedikasi mereka terhadap profesinya,” katanya.
Advertisement