Liputan6.com, Jakarta - Dengan lebih dari 64 juta pengikut di Twitter dan 201 juta di Instagram, Selena Gomez sadar benar akan kekuatan media sosial. Pelantun lagu A Year Without Rain ini pun jadi "politis" dan menggunakan platform-nya untuk menyerukan reformasi.
Melansir laman Vogue US, Sabtu (16/1/2021), dalam sebuah pesan yang ditujukan pada pendiri dan CEO Facebook Mark Zuckerberg, CEO Twitter Jack Dorsey, CEO Alphabet Sundar Pichai, serta CEO YouTube Susan Wojcicki, Gomez menunjukkan hubungan antara peran pengguna media sosial dengan penyebaran ujaran kebencian dan hoaks di internet.
Advertisement
Baca Juga
Merujuk pada kekerasan sayap kanan di Washington D.C., beberapa waktu lalu, Gomez "menunjuk" para pemimpin teknologi ini karena tak mengatur layanan mereka dengan baik.
"Hari ini adalah hasil dari memungkinkan orang-orang dengan kebencian di dalam hati mereka menggunakan platform yang seharusnya digunakan untuk menyatukan orang dan memungkinkan publik membangun komunitas," kicau sang penyanyi sekaligus aktris itu di akun Twitter-nya.
Dominasi media sosial memang telah jadi aspek penting dalam karier Gomez selama bertahun-tahun. Ia sempat jadi pemilik akun yang paling banyak diikuti di Instagram, di mana pada tahun 2019, gelar itu diberikan pada Ariana Grande sebelum bintang sepak bola Cristiano Ronaldo menyusulnya tahun ini.
Secara teratur berada di puncak daftar akun yang paling disukai, platform tersebut telah menawarkan Gomez cara-cara baru terhubung dengan audiensnya. Tapi, Gomez sendiri telah lama bersuara tentang pro-kontra media sosial, berbagi pengalamannya tentang perundungan daring, dan merefleksikan pandangan menyesatkan yang dapat dihasilkan dari terlalu banyak waktu untuk online.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kehadiran yang Disengaja
Saat mempromosikan The Dead Don't Die pada tahun 2019, Selena Gomez mempertanyakan prevalensi Instagram dan pengaruhnya terhadap pengguna muda. "Saya pikir dunia kita sedang mengalami banyak hal, jelas. Tapi, untuk generasi saya, khususnya, media sosial sangat buruk,” katanya pada hadirin dalam panel Festival Film Cannes.
"Ini membuat saya takut ketika melihat betapa terpaparnya anak-anak lelaki dan perempuan ini. Mereka tak benar-benar mengetahui berita atau apa pun yang terjadi. Saya pikir itu pasti berbahaya. Saya rasa orang kadang-kadang tak mendapatkan informasi yang benar," imbuh eksekutif produser serial 13 Reasons Why tersebut.
Gomez terbilang sering menggunakan platform-nya untuk mempromosikan isu yang dianggap penting dan berdiskusi dengan penggemar Gen-Z-nya. Juni lalu, ia menyerahkan akun Instagram-nya pada politisi dan aktivis hak suara Stacey Abrams sebagai bagian dari kampanye #ShareTheMicNow.
Sementara, pada Mei 2020, Gomez "turun" ke Twitter untuk mengadvokasi hak reproduksi. Di masa lalu, ia mendeskripsikan kehadiran daringnya sebagai "disengaja", dan pembaruannya mencerminkan hal itu.
Advertisement