Perubahan Tren Perencanaan Keuangan Selama Pandemi COVID-19

Ada salah satu komponen perencanaan keuangan yang kehadirannya jadi dianggap krusial selama pandemi COVID-19.

oleh Asnida Riani diperbarui 21 Jan 2021, 22:02 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2021, 22:02 WIB
Menyusun Anggaran Keuangan untuk Berbelanja
Ilustrasi membuat perencanaan keuangan selama pandemi COVID-19. Credit: pexels.com/Finn

Liputan6.com, Jakarta - Ragam sendi kehidupan terpaksa beradaptasi akibat pandemi COVID-19. Masuk di dalam daftar panjangnya adalah bagaimana tren perencanaan keuangan bergeser, kendati secara poin-poin esensialnya tetap sama.

"Orang sekarang lebih memerhatikan cash flow, itu harus positif," kata perencana keuangan, Dani Rachmat, dalam jumpa pers virtual peluncuran PRUWarisan dari Prudential, Rabu, 20 Januari 2021. "Kemudian, dana darurat."

Nominalnya, kata Mamat, panggilan akrabnya, minimal satu sampai tiga kali biaya hidup per bulan. "Akan lebih bagus lagi kalau bisa sampai punya enam sampai delapan kali (biaya hidup per bulan) untuk dana darurat," imbuhnya.

Alokasi ini, Mamat menyebutkan, jadi perubahan perilaku paling menonjol selama masa krisis kesehatan global. Lebih lanjut, ia menyarankan, sebelum investasi, publik justru harus lebih dulu memiliki asuransi jiwa sesuai kebutuhan di masa serba tak pasti seperti sekarang.

"Dulu solusinya emas. Makanya, awal pandemi harga emas meroket cukup tajam. Dengan banyaknya berita positif, seperti vaksin, emas perlahan turun lagi," ungkapnya. Kesadaran akan memiliki asuransi jiwa, menurut Mamat, meningkat cukup tajam di masa pandemi.

"Apalagi setelah banyak cerita dari para pasien COVID-19 yang menjalani pengobatan dengan biaya sendiri. Itu kalau tidak di-cover asuransi, lumayan angkanya," katanya terkait pergeseran perilaku dalam perencanaan keuangan selama pandemi virus corona baru.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Jaga Arus Kas Tetap Positif

pasangan
ilustrasi perencanaan keuangan selama pandemi COVID-19/.copyright Rawpixel

Pandemi COVID-19, kata Mamat, juga membuat tak sedikit orang mencatat pengeluaran mereka secara cermat dan detail. "Orang sekarang lebih mau belajar (terkait perencanaan keuangan)," ungkapnya.

Mengantisipasi kondisi keuangan yang bisa saja berubah karena kehilangan pekerjaan maupun pemasukan, Mamat mennyarankan untuk mulai mencari income tambahan sesuai minat. "Selain main job, ada pemasukan dari yang lain," katanya.

Ini berpengaruh besar dalam menjaga arus kas tetap positif. Di samping, dirinya juga mengimbau untuk memilih instrumen asuransi maupun investasi paling pas. Keputusannya tergantung kepada kebutuhan setiap orang.

Waspadai Pencurian Uang Elektronik

Pencurian Uang Elektronik
Infografis pencurian uang elektronik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya