Tak Kenal Arah Mata Angin dan 5 Fakta Lain tentang Ambon

Melampaui semata panorama menawan, Kota Ambon menyimpan segudang cerita lain yang tak kalah menarik.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Jul 2022, 01:36 WIB
Diterbitkan 12 Feb 2021, 18:01 WIB
martha
Monumen Pahlawan Nasional Martha Christina Tiahahu di bukit Karang Panjang, Kota Ambon, Maluku. (Liputan6.com/Abdul Karim)

Liputan6.com, Jakarta - Nama Ambon, sebagai ibu kota Provinsi Maluku, tentu bukanlah bunyi asing di telinga kebanyakan orang. Apalagi, wilayah ini berulang kali muncul dalam buku sejarah sebagai daerah penghasil rempah-rempah yang membuat bangsa Barat rela menempuh "perjalanan akbar."

Terkungkung Teluk Ambon, topografi kota Ambon sendiri jauh dari kata monoton. Terdapat sambung-menyambung pegunungan hijau nan subur, pesisir berbatas air laut biru kehijauan yang memanjakan pandangan, juga, tentunya, panorama bawah air tak kalah spektakuler.

Mengulik lebih jauh, terdapat sederet fakta menarik tentang Ambon yang ternyata tak semata tentang lanskap menawan. Dari sekian banyak, berikut beberapa di antaranya yang dirangkum dari berbagai sumber, Rabu, 10 Februari 2021.

1. Kota Musik Dunia

Ambon memenuhi syarat untuk terpilih sebagai salah satu Kota Kreatif UNESCO. Musik memang telah jadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat lokal.

Bertepatan dengan Hari Kota Sedunia pada 31 Oktober 2019, UNESCO menetapkan Ambon sebagai kota musik dunia. Ambon bersama 65 kota lain yang ditunjuk UNESCO akan bergabung dalam Organisasi Jaringan Kota Kreatif yang saat ini berjumlah 246 anggota.

Sementara pendaftaran sebagai Kota Kreatif UNESCO bertanggal pada 28 Oktober 2016, Ambon sebenarnya telah mendeklarasikan diri sebagai Kota Musik sejak 2011.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2. Tak Kenal Arah Mata Angin

martha
Monumen Pahlawan Nasional Martha Christina Tiahahu di bukit Karang Panjang, Kota Ambon, Maluku. (Liputan6.com/Abdul Karim)

Tak seperti kebanyakan kota besar di Indonesia, warga Ambon ternyata tak mengenal arah mata angin. Dengan kata lain, penduduk setempat tak familiar dengan indikasi arah barat, timur, utara, dan selatan.

Umumnya, masyarakat Ambon hanya mengenal dua petunjuk, yakni kadara dan kalao. Kadara menunjukkan arah ke daratan menuju gunung, sedangkan kalao merujuk arah menuju pantai.

Selain itu, masyarakat Ambon biasanya menggunakan petujuk arah matahari terbit dan matahari terbenam.

3. Tradisi Pukul Sapu

Salam Pagi
Pantai Batu Lubang belum sepopuler Pantai Natsepa maupun Pantai Liang ataupun Pantai Pintu Kota yang ada di Pulau Ambon, Maluku. Tapi, pesona keindahannya tak kalah jauh. (Liputan6.com/Abdul Karim)

Ukuwala Mahiate atau Pukul Sapu merupakan upacara adat annual negeri Mamala. Pelaksanaannya berlatar di Masjid Mamala, Desa Mamala dan Desa Morella, Kecamatan Leihitu.

Ukuwala Mahiate diambil dari bahasa negeri Mamala, yang berarti baku pukul sapu lidi atau bisa disebut pukul menyapu. Atraksi unik yang biasanya dipentaskan di kedua desa tersebut berlangsung setiap 7 Syawal dalam penanggalan Islam.

Praktiknya diikuti 20 pemuda dari kedua desa yang saling berhadapan memegang sapu lidi di kedua tangan. Suling yang ditiup pun jadi tanda kedua kelompok ini saling mengayunkan lidi. Ketika pertempuran selesai, pemuda kedua desa tersebut mengobati luka menggunakan obat alami, yakni getah pohon jarak.

Ada juga yang mengoleskan minyak nyualaing matetu alias minyak tasala, minyak yang dipercaya dapat mengobati patah tulang dan luka memar. Dalam beberapa minggu, luka-luka tersebut akan sembuh tanpa berbekas.

Nilai filosofis dari atraksi itu, yaitu persaudaraan tak memandang suku, agama, dan ras. Sakit di kuku, rasa di daging yang artinya rasa senang maupun sakit dapat dirasakan bersama demi terwujudnya kehidupan yang harmonis.

4. Kota Sejuta Musisi

[Fimela] Glenn Fredly
Glenn Fredly. (Bambang E. Ros/Fimela.com)

Ambon merupakan kampung halaman bagi musisi-musisi kenamaan. Masuk dalam daftar tersebut tentu saja mendiang Glenn Fredly, Melly Goeslaw, Utha Likumahuwa, Monita Tahalea, dan Daniel Sahuleka.

Karenanya, tak heran Ambon kerap disebut sebagai Kota Sejuta Penyanyi. Banyak yang percaya jika bakat menyanyi orang Ambon ditularkan secara turun-temurun.

Sejak dulu, menyanyi hampir selalu ada di setiap aktivitas, pertemuan, atau acara sosial di Ambon. Hal inilah yang disinyalir membuat banyak orang Ambon memiliki suara indah dan merdu.

 

5. Rumah bagi Sederet Destinasi Cantik

Salam Pagi
Pantai Batu Lubang belum sepopuler Pantai Natsepa maupun Pantai Liang ataupun Pantai Pintu Kota yang ada di Pulau Ambon, Maluku. Tapi, pesona keindahannya tak kalah jauh. (Liputan6.com/Abdul Karim)

Pesona Pantai Pintu Kota di Dusun Airlouw, Nusaniwe semata jadi sepenggal pesona Ambon. Pantai ini berjarak sekitar 45 kilometer dari pusat Kota Ambon.

Keunikanya terletak pada keberadaan karang berlubang yang berbentuk mirip gerbang atau pintu besar. Dari karang berlubang ini, Anda bisa menyaksikan pemandangan Laut Banda yang memesona.

Pantai ini jadi ikon sekaligus tempat wisata favorit di Ambon. Percikan air dari ombak yang menghantam tebing karang jadi salah satu pemandangan favorit pengunjung.

 

6. Kuliner Menggiurkan

Kota Ambon
Sejumlah wisatawan manca negara bersama warga menikmati makanan khas Maluku, Papeda, saat pembukaan Festival Seni dan Budaya 2011, di Ambon. (Antara)

Berbicara soal kuliner, sebagaimana wilayah lain, Ambon juga memiliki cita rasa yang khas. Beragam jenis makanannya, mulai dari olahan sagu, ikan, hingga sambal, semua tak boleh begitu saja terlewat.

Makanan khas Ambon yang paling terkenal adalah papeda, terbuat dari sagu yang dimasak hingga jadi mirip bubur. Kuliner bertekstur lengket ini biasa disajikan bersama olahan ikan berkuah bercita rasa rempah yang kaya.

Selain itu, ada ikan asar yang merupakan olahan ikan cakalang atau ikan tuna yang diasapkan. Ikan cakalang atau tuna dibumbui, lalu ditusuk dengan bambu dan diasapkan hingga matang.

Cara pengolahannya membuat sajian ini tahan lama dan jadi salah satu oleh-oleh khas Ambon yang banyak diburu. Ikan ini biasa disantap bersama nasi hangat dengan sambal colo-colo.

Sambal colo–colo sendiri umumnya terbuat dari campuran bawang merah, cabai rawit, tomat, daun kemangi, dan jeruk lemon cina. Sambal ini tak diulek, melainkan disantap berupa irisan-irisan bahan saja. (Melia Setiawati)

Infografis Cara Cuci Tangan yang Benar

Infografis Yuk Perhatikan Cara Cuci Tangan yang Benar. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Yuk Perhatikan Cara Cuci Tangan yang Benar. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya