Liputan6.com, Jakarta - Adalah Sukanto Tanoto, miliarder asal Indonesia yang diduga melakukan pengemplangan pajak atas pembelian gedung bekas istana Raja Ludwig di Jerman, berdasarkan laporan proyek OpenLux mengacu pada data-data di perbankan Luxembourg, seperti dilansir dari DW, Sabtu (13/2/2021).
Pembelian kompleks Ludwig berlokasi di Ludwigstrasse 21, Munich, oleh "raja sawit Indonesia" itu dilaporkan pada Juli 2019. Itu terjadi beberapa bulan setelah Komisi Eropa setuju menghentikan penggunaan minyak sawit dalam biofuel di Uni Eropa karena menyebabkan kerusakan hutan berlebihan di tempat-tempatnya dibuat secara massal, termasuk di Indonesia.
Saat ini, gedung empat lantai berarsitektur khas properti-properti klasik Eropa tersebut merupakan kantor pusat salah satu perusahaan asuransi, Allianz. Gedung ini, menurut laporan OpenLux, dibeli orang terkaya ke-22 di Indonesia pada 2020 itu seharga 350 euro (Rp6 triliun).
Advertisement
Baca Juga
Mengutip laman K+P Planungsgesellschaft, tim interdisipliner yang terdiri dari arsitek, perencana kota dan daerah, insinyur bangunan dan sipil, serta desainer interior yang mengerjakan proyek pemugaran gedung tersebut pada 1997--2002, properti ini telah dimodernisasi dengan total belanja modal 47 juta euro.
"Seluruh kompleks terdiri dari bangunan asli di Ludwigstrasse, dibangun Heilmann & Littmann untuk Bayerische Vereinsbank, dan dua sayap ditambahkan pada 1936 dan 1950," kata pihaknya.
"Karena persyaratan sensitif untuk konservasi, proyek ini telah dilaksanakan dengan kerja sama erat bersama departemen regulasi bangunan di Munich, serta departemen pelestarian monumen bersejarah di Munich dan Bavaria," sambung mereka.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Warisan Arsitektur Kuno
Properti tersebut, pihaknya menambahkan, telah direnovasi dengan kompleksitas teknis dan kreatif yang tinggi untuk membuatnya jadi lingkungan kerja modern. Di samping itu, renovasi juga disebut memenuhi permintaan pelestarian.
Dua halaman di bagian dalam, dikelilingi kaca, membentuk inti pusat dan penampilan bangunan. Semua elemen bersejarah telah dipulihkan dari aspek pelestarian yang berpadu selaras dengan aksen arsitektur modern.
"Fokus utama dalam konsepsi pekerjaan bangunan kami ini terletak pada warisan arsitektur kuno, namun dalam proyek konstruksi untuk pemulihan BVB Munich, juga memerhatikan aspek fungsional. Tujuan dari 'membuatnya bekerja' adalah tolok ukur yang digunakan untuk mengukur semua intervensi dalam struktur, serta modernisasi teknis dan arsitektural," sambungnya.
Parameter utama dalam pemugarannya adalah melestarikan sebanyak mungkin struktur asli, memulihkan atau merekonstruksi bagian-bagian yang penting bagi integritasnya, dan mengisi sisanya dengan arsitektur kontemporer yang memberi kontras yang pas dengan gaya aslinya.
Advertisement