Liputan6.com, Jakarta - Jambi merupakan sebuah provinsi yang berlokasi di pesisir timur bagian tengah Pulau Sumatera. Provinsi seluas 50.160 km persegi ini memiliki gunung tertinggi kedua di Indonesia yang bernama Gunung Kerinci dengan tinggi mencapai 3,805 meter. Jambi punya sejarah yang cukup panjang, daerah ini merupakan bagian dari kerajaan Melayu yang memiliki pusat sepanjang sungai Batanghari.
Jambi merupakan wilayah yang terkenal dalam literatur kuno dan sering disebut dalam prasasti-prasasti dan juga berita-berita Tiongkok. Hal ini menjadi bukti bahwa, orang China telah lama memiliki hubungan dengan Jambi, yang mereka sebut dengan nama Chan-pei.
Selain itu, masih ada hal-hal menarik seputar Jambi. Dilansir dari berbagai sumber, berikut enam fakta menarik tentang Jambi.
Advertisement
Baca Juga
1. Punya Sungai Terpanjang di Sumatera
Jambi memiliki Sungai Batanghari yang merupakan sungai terpanjang di Pulau Sumatera. Sungai ini termasuk merupakan salah satu landmark Provinsi Jambi yang tak hanya menjadi objek wisata, tetapi juga memiliki nilai sejarah yang tinggi.
Sungai yang panjangnya mencapai 800 kilometer ini menjadi kebanggaan masyarakat Jambi dan menyimpan banyak potensi wisata yang mampu menarik wisatawan lokal maupun mancanegara. Konon sungai Batanghari menyimpan harta karun dari masa lampau yang tersimpan didasar sungai.
2. Pusat Penjualan Barang-Barang Keramik
Pasar Keramik Sitimang Jambi merupakan sebuah pasar yang menjual beragam barang-barang keramik dan juga barang antik. Pasar ini terletak di Sisingamangaraja, Pasar Jambi. Pasar ini telah dikenal sebagai pusat penjualan keramik di Jambi sejak 1980-an.
Di pasar ini, pengunjung dapat menemukan berbagai bentuk kerajinan keramik seperti guci, peralatan makan, sampai dekorasi rumah. Semua barang-barang keramik yang dijual di sini dikirim langsung dari China dengan motif yang unik. Selain ituada beberapa kerajinan lainnya seperti kerajinan tangan yang dibuat oleh penduduk sekitar pasar ini.
Saksikan Video Pilihan Berikut:
3. Memiliki Suku Anak Dalam (SAD)
Suku Anak Dalam (SAD) atau Orang Rimba merupakan salah satu suku bangsa minoritas yang hidup di Pulau Sumatera, yaitu di Jambi dan Sumatera Selatan. Mereka mayoritas hidup di provinsi Jambi, dengan perkiraan jumlah populasi sekitar 200 ribu orang.
Di Jambi, SAD hidup di tiga wilayah ekologis yang berbeda, yaitu Taman Nasional Bukit 30, Taman Nasional Bukit 12, dan wilayah selatan Provinsi Jambi (sepanjang jalan lintas Sumatra). Mereka hidup secara nomaden dan mendasarkan hidupnya pada berburu serta meramu.
4. Punya Candi Terluas
Candi Muaro Jambi dikenal sebagai candi terluas di Asia Tenggara dengan luas mencapai 3.981 hektare, hampir delapan kali lebih luas dari Candi Borobudur. Candi Muaro Jambi diyakini merupakan peninggalan dari Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Melayu.
Kompleks percandian ini juga pernah menjadi pusat pengajaran agama Buddha di dunia. Selain itu, Candi Muaro Jambi memiliki keterkaitan dengan Nalanda, yakni pusat pendidikan Buddha Mahayana tertua di dunia.
Advertisement
5. Jembatan Ikonik
Jembatan Gentala Arasy merupakan salah satu ikon Provinsi Jambi yang melintasi Sungai Batanghari dengan menghubungkan Kota Jambi dan Jambi Seberang. Menariknya, jembatan ini hanya dapat digunakan oleh para pejalan kaki, sama sekali tidak ada akses untuk kendaraan bermotor roda empat maupun roda dua.
Jembatan ini diresmikan pada 2015 oleh mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla. Panjang jembatan 503 meter dengan lebar 4,5 meter bentuknya meliuk-liuk seperti huruf ‘S’. Lalu terdapat dua tiang pancang dengan tinggi 60 meter, membuat jembatan tersebut tampak semakin kokoh.
6. Kuliner Khas Jambi
Tempoyak merupakan salah satu sajian kuliner khas Jambi yang terbuat dari daging durian matang dan garam secukupnya, difermentasi kemudian disimpan dalam wadah tertutup. Proses fermentasi tempoyak dilakukan minimal tiga hari untuk dapat memperoleh rasa asam yang pas.
Berkat cita rasa dan aroma khas, selain digunakan untuk masakan gulai, tempoyak juga dapat digunakan sebagai bumbu pada masakan khas Jambi lainnya. Tempoyak biasa diolah menjadi campuran gulai, sambal, pepes, dan banyak lainnya. Sensasi asam, manis, asin, dan pedas akan didapatkan dari hidangan berbumbu tempoyak. (Melia Setiawati)
5 Tips Liburan Aman Saat Pandemi
Advertisement