Menilik Bahaya Gempa Kembar di Tanah Air, Paling Banyak di Pulau Sumatera

BMKG mencatat sejak 2007 setidaknya ada lima fenomena gempa kembar yang terjadi di tanah air.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Feb 2021, 06:00 WIB
Diterbitkan 16 Feb 2021, 06:00 WIB
Ilustrasi Gempa
Ilustrasi Gempa (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta - Fenomena gempa kembar masih menjadi momok menakutkan yang kerap terjadi di tanah air. Sejak 2007 hingga saat ini, BMKG mencatat, ada lima gempa kembar yang terjadi di Indonesia. 

Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, Senin (15/2/2021) merincikan, gempa kembar Bengkulu terjadia pada 12 September 2007 Magnitudo 8,4 dan pada 13 September 2007 Magnitudo 7,8. Kemudian Gempa kembar Aceh 11 April 2011 dengan Magnitudo 8,6 pukul 15.38 WIB dan Magnitudo 8,2 pukul 17.43 WIB.

Selanjutnya gempa kembar Bengkulu 19 Agustus 2020 Magnitudo 6,8 pukul 5.23 WIB dan Magnitudo 6,9 pukul 5.29. Gempa kembar selatan Pangandaran 24 Agustus 2020 Magnitudo 5,2 pukul 00.38 WIB dan Magnitudo 5,0 pada pukul 00.54 WIB. Dan yang terbaru, gempa kembar selatan Lampung 13 Februari 2021 Magnitudo 5,3 pukul 11.18.21 WIB dan Magnitudo 5,5 pada pukul 11.30.54 WIB.

Gempa kembar atau doublet earthquake adalah peristiwa gempa bumi yang kekuatannya hampir sama dan terjadi lagi dalam waktu serta lokasi pusat gempa yang relatif berdekatan.

Daryono menjelaskan, gempa kembar yang terjadi bisa jadi memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lain atau antara gempa pertama dan kedua.

"Antara kedua gempa yang terjadi tersebut bisa saja berkaitan, kemungkinan penyebab terjadinya beberapa gempa kembar antara lain dapat disebabkan oleh picuan statis," katanya.

Transfer tegangan statis ini berkurang secara cepat terhadap jarak, sehingga gempa kembar biasanya memiliki lokasi yang berdekatan. Pemicuan bersifat statis dapat terjadi pada peristiwa dua atau lebih gempa yang sangat berdekatan sumbernya dalam waktu yang berdekatan, seperti halnya gempa Lombok 2018.

Gempa kembar bisa juga terjadi karena faktor kebetulan, di mana dua gempa yang terjadi memang bersumber dari masing-masing sumber gempa yang sama-sama 'sudah matang', karena sudah lama mengalami akumulasi medan tegangan (stress) maksimum. Maka terjadilah pelepasan atau rilis energi gempa secara hampir bersamaan dengan lokasi sumber yang relatif berdekatan.

Lebih lanjut dia mengatakan, gempa kembar juga perlu diwaspadai karena jika kekuatannya besar dapat berdampak sangat merusak jika episenternya dekat dengan permukiman penduduk.

Sedangkan gempa kembar berkekuatan besar jika terjadi di laut dengan kedalaman dangkal dapat memicu terjadinya tsunami, seperti gempa kembar yang terjadi di barat Bengkulu pada 12 September 2007 dan gempa kembar di barat Aceh pada 11 April 2011.

Terkait dengan gempa kembar di selatan Lampung pada Sabtu (13/2/2021), hasil monitoring BMKG menunjukkan bahwa zona gempa di Samudra Hindia selatan Bengkulu dan Lampung memang sedang terjadi peningkatan aktivitas gempa selama enam bulan terakhir.

"Tercatat gempa signifikan dengan Magnitudo di atas 5,0 sudah terjadi sebanyak 14 kali sejak November 2020," kata Daryono.

Sebelumnya Pulau Enggano juga diguncang gempa dengan Magnitudo 6,2 pada Rabu (10/2/2021) yang diikuti 11 kali gempa susulan. Ditambah dengan gempa kembar di selatan Lampung menjadikan gempa signifikan yang terjadi di Bengkulu hingga Lampung semakin banyak.

Meskipun sudah terjadi gempa besar di segmen Megathrust Enggano pada 2000, tetapi tidak bisa dikatakan segmen selatan Bengkulu-Lampung aman seratus persen.

"Kewaspadaan perlu terus ditingkatkan di setiap wilayah dekat sumber gempa potensial," ujar Daryono.

 

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak juga video pilihan berikut ini:


Antisipasi Gempa Bumi

Ini yang harus dilakukan sebelum, sesaat, dan sesudah gempa bumi.

Sebelum:

- Pastikan bahwa struktur dan letak rumah Anda dapat terhindar dari bahaya yang disebabkan oleh gempa, seperti longsor atau likuefaksi. Evaluasi dan renovasi ulang struktur bangunan Anda agar terhindar dari bahaya gempabumi.

- Kenali lingkungan tempat Anda bekerja: perhatikan letak pintu, lift, serta tangga darurat. Ketahui juga di mana tempat paling aman untuk berlindung.

- Belajar melakukan P3K dan alat pemadam kebakaran.

- Catat nomor telepon penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi gempabumi.

- Atur perabotan agar menempel kuat pada dinding untuk menghindari jatuh, roboh, bergeser pada saat terjadi gempabumi.

- Atur benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian bawah. Cek kestabilan benda yang tergantung yang dapat jatuh pada saat gempabumi terjadi

- Simpan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang tidak mudah pecah agar terhindar dari kebakaran.

- Selalu mematikan air, gas dan listrik apabila tidak sedang digunakan.

- Siapkan alat yang harus ada di setiap tempat: Kotak P3K, senter/lampu baterai, radio, makanan suplemen dan air.

Saat Terjadi Gempa Bumi:

- Jika Anda berada dalam bangunan: lindungi badan dan kepala Anda dari reruntuhan bangunan dengan bersembunyi di bawah meja, cari tempat yang paling aman dari reruntuhan dan guncangan, lari ke luar apabila masih dapat dilakukan.

- Jika berada di luar bangunan atau area terbuka: Menghindar dari bangunan yang ada di sekitar Anda seperti gedung, tiang listrik, pohon. Perhatikan tempat Anda berpijak, hindari apabila terjadi rekahan tanah.

- Jika Anda sedang mengendarai mobil: keluar, turun dan menjauh dari mobil hindari jika terjadi pergeseran atau kebakaran.

- Jika Anda tinggal atau berada di pantai: jauhi pantai untuk menghindari bahaya tsunami.

- Jika Anda tinggal di daerah pegunungan: apabila terjadi gempabumi hindari daerah yang mungkin terjadi longsoran.

Setelah Terjadi Gempa Bumi:

- Jika Anda berada di dalam bangunan: keluar dari bangunan tersebut dengan tertib; jangan menggunakan tangga berjalan atau lift, gunakan tangga biasa;periksa apa ada yang terluka, lakukan P3K; telepon atau mintalah pertolongan apabila terjadi luka parah pada Anda atau sekitar Anda.

- Periksa lingkungan sekitar Anda: apabila terjadi kebakaran, apabila terjadi kebocoran gas, apabila terjadi hubungan arus pendek listrik. Periksa aliran dan pipa air, periksa apabila ada hal-hal yang membahayakan.

- Jangan memasuki bangunan yang sudah terkena gempa,karena kemungkinan masih terdapat reruntuhan.

- Jangan berjalan di daerah sekitar gempa, kemungkinan terjadi bahaya susulan masih ada.

- Dengarkan informasi mengenai gempabumi dari radio (apabila terjadi gempa susulan). Jangan mudah terpancing oleh isu atau berita yang tidak jelas sumbernya.

- Mengisi angket yang diberikan oleh instansi terkait untuk mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi.

- Jangan panik dan jangan lupa selalu berdoa kepada Tuhan demi keamanan dan keselamatan kita semuanya. 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya