Liputan6.com, Jakarta - Himalaya dengan sejuta pesonanya, Himalaya dengan sejuta malangnya. Ya, puncak-puncak gunung tertinggi di dunia yang disebut sebagai lokasi Shangri La berbaring ini, sebagaimana banyak destinasi wisata lain, juga tak lepas dari masalah sampah.
Karenanya, melansir laman Lonely Planet, Senin (5/4/2021), pendaki Nepal Nirmal 'Nims' Purja MBE meluncurkan kampanye baru untuk membersihkan pegunungan tertinggi di dunia, satu puncak pada satu waktu.
Pada 2019, Nims merilis rencana berani untuk menaklukkan 14 gunung dengan ketinggian puncak lebih dari delapan ribu meter dalam satu musim. Ia tuntas menyelesaikan rencana ambisius itu dalam tujuh bulan, mengalahkan rekor dunia sebelumnya yang membutuhkan waktu tujuh tahun.
Advertisement
Baca Juga
Bersama upaya tersebut, ia juga mendorong Project Possible ke ranah legenda pendaki gunung. Sekarang, Nims telah mengalihkan perhatian untuk "merapikan Himalaya" melalui Great Mountain Cleanup, kampanye untuk membawa berton-ton sampah turun dari puncak untuk diproses dan didaur ulang.
Pihaknya juga memberi pelatihan dan pekerjaan bagi tim pembersihan lokal dalam prosesnya. Fase pertama dari rencana tersebut akan menargetkan K2, puncak tertinggi kedua dunia yang berada di Pakistan, selama musim pendakian musim panas 2021.
Kemudian, berlanjut ke Gunung Everest pada 2022 dan Manaslu di tahun 2023. Tujuannya bukan hanya untuk membersihkan gunung secara fisik, tapi menumbuhkan budaya kebersihan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tak Sekadar Bersih-Bersih Sampah
Kampanye bersih-bersih sampah dari puncak gunung-gunung tertinggi di dunia ini juga bakal memastikan bahwa pendaki dan masyarakat lokal bekerja sama untuk menjaga agar gunung tetap bersih di masa depan.
"Ini tentang memainkan peran kita untuk tujuan lebih besar," jelas Nims. "Kami dapat membantu menghentikan perubahan iklim dan melestarikan keanekaragaman hayati, tapi hanya jika kita semua berperan."
Grup ekspedisi Elite Himalayan Adventures telah memimpin kampanye tersebut dengan memberi contoh. Pihaknya mengikuti kebijakan "bersih sambil jalan" untuk memastikan bahwa satu-satunya bukti kehadiran mereka di atap dunia adalah foto perayaan puncak.
Advertisement