Longsor Salju di Himalaya Tewaskan 8 Orang, 44 Korban Tertimbun Salju Selamat

Setidaknya 8 orang tewas setelah longsor besar melanda pekerja konstruksi di Himalaya.

oleh Tanti Yulianingsih Diperbarui 03 Mar 2025, 19:16 WIB
Diterbitkan 03 Mar 2025, 19:16 WIB
Ilustrasi Gunung bersalju
(unsplash.com/@coloradocolby)... Selengkapnya

Liputan6.com, Uttarakhand - Setidaknya delapan orang tewas akibat longsor salju yang menjebak puluhan pekerja konstruksi di negara bagian Uttarakhand, Himalaya, India.

54 pekerja terjebak di bawah salju ketika longsor melanda desa Mana di distrik Chamoli dekat perbatasan Cina minggu lalu. Longsoran salju mengubur kontainer pengiriman yang digunakan pekerja Organisasi Jalan Perbatasan sebagai tempat tinggal.

"Petugas penyelamat berhasil mengeluarkan 50 pekerja yang terjebak tetapi empat di antaranya meninggal kemudian," kata tentara India dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu (1/3) yang dikutip dari The Independent, Senin (3/3/2025).

Keesokan harinya, tim penyelamat menemukan jasad pekerja yang tersisa.

"54 orang itu kini telah diselamatkan atau ditemukan. Ini menandai puncak operasi penyelamatan desa Mana," kata juru bicara militer.

Kepala Menteri Uttarakhand Pushkar Singh Dhami mengumumkan berakhirnya operasi tersebut. "Itu merupakan tugas yang menantang, tetapi berkat semua orang, ini telah berhasil," katanya.

44 korban selamat dirawat di rumah sakit militer di Joshimath dan dilaporkan dalam kondisi stabil, sedangkan dua lainnya diterbangkan ke Kota Rishikesh.

Para penyintas dibawa dari Mana ke kota ziarah Joshimath, sekitar 50 km jauhnya, dengan helikopter sipil yang disewa oleh tentara, menurut laporan lembaga penyiaran negara Doordarshan.

Banyak pekerja adalah buruh migran yang terlibat dalam pelebaran jalan raya dari Mana, desa terakhir di sisi India, hingga ke Mana Pass yang berbatasan dengan Tibet.Cuaca buruk memaksa pihak berwenang untuk mendatangkan "sistem deteksi objek terkubur cerdas" berbasis drone dari New Delhi untuk membantu operasi pencarian dan penyelamatan.

Lebih dari 200 personel dari berbagai lembaga penanggulangan bencana, departemen kesehatan setempat, dan pemerintah distrik dikerahkan ke dalam operasi penyelamatan, bersama dengan helikopter, anjing pelacak, dan teknologi pencitraan termal.

Lalit Kumar Pandit (28) yang merupakan seorang mekanik, mengatakan ia terbangun karena guncangan hebat. Ia mengatakan kepada News9 bahwa ia berlari untuk mengoperasikan mesin pembersih salju untuk membuat jalan tetapi gagal.

Mekanik tersebut, bersama dengan 22 orang lainnya, harus terus maju selama dua jam melewati "salju dan angin menderu" hingga mereka mencapai kamp pekerja, yang terletak sekitar 4 km jauhnya.

Lalit Kumar Pandit, 28, seorang mekanik, mengatakan ia terbangun karena guncangan hebat. Tn. Pandit mengatakan kepada News9 bahwa ia berlari menggunakan mesin pemuatnya untuk membuat jalan di salju tetapi gagal.

Mekanik tersebut, bersama dengan 22 orang lainnya, harus terus maju selama dua jam melewati "salju dan angin menderu" hingga mereka mencapai kamp pekerja, yang terletak sekitar 4 km jauhnya.

Pada tahun 2022, setidaknya 27 pendaki gunung tewas dalam longsoran salju di Uttarakhand utara dan longsoran batu dan es yang mematikan tahun sebelumnya telah merusak dua pembangkit listrik tenaga air dan menyebabkan lebih dari 200 orang tewas.

Para ahli geologi mengatakan pemanasan global membuat tanah beku di area tersebut menjadi kurang stabil, yang menyebabkan lebih banyak tanah longsor dan longsoran salju.

 

Apa Itu Longsor Salju dan Faktor Penyebabnya?

Ilustrasi badai salju. Photo: Unsplash/Maksym Sirman
Ilustrasi badai salju. Photo: Unsplash/Maksym Sirman... Selengkapnya

Melansir sejumlah sumber, disebutkan bahwa avalanche atau longsor salju merupakan fenomena alam yang berbahaya dan dapat terjadi secara tiba-tiba. Peristiwa ini disebabkan oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari alam maupun akibat aktivitas manusia. Faktor-faktor tersebut dapat bekerja sendiri atau saling berkaitan, memicu longsoran salju yang dapat mengancam jiwa dan properti.

Secara umum, longsor salju terjadi ketika massa salju yang besar bergerak menuruni lereng gunung dengan kecepatan tinggi. Peristiwa ini seringkali dipicu oleh akumulasi salju yang berlebihan, lapisan salju yang lemah, dan lereng yang curam. Selain itu, aktivitas manusia di daerah pegunungan juga dapat meningkatkan risiko terjadinya longsor salju.

Pemahaman menyeluruh mengenai penyebab longsor salju sangat penting untuk upaya mitigasi dan pencegahan. Dengan memahami faktor-faktor penyebab, kita dapat mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko dan melindungi kehidupan manusia serta lingkungan di daerah pegunungan.

Berikut ini beberapa faktor alamiah berkontribusi terhadap terjadinya longsor salju, melansir sejumlah sumber, Senin (3/3):

  • Berat salju yang berlebihan merupakan faktor utama. Penumpukan salju yang melebihi daya dukung lapisan salju di bawahnya akan menyebabkan ketidakstabilan dan memicu longsor. Kondisi cuaca seperti hujan lebat atau salju baru yang jatuh di atas lapisan salju yang sudah ada dapat memperparah situasi ini.
  • Lapisan lemah dalam salju juga berperan penting. Lapisan salju yang lemah atau tidak stabil, misalnya lapisan es atau lapisan dengan kepadatan berbeda, dapat bertindak sebagai bidang luncuran bagi massa salju di atasnya. Kondisi ini seringkali tidak terlihat dari permukaan dan memerlukan keahlian khusus untuk dideteksi.
  • Lereng yang curam meningkatkan gaya gravitasi yang bekerja pada salju, sehingga meningkatkan kemungkinan longsor. Sudut lereng kritis untuk longsor salju bervariasi tergantung pada jenis salju dan kondisi lainnya. Lereng yang lebih curam secara signifikan meningkatkan risiko.
  • Kondisi cuaca juga berpengaruh signifikan. Perubahan suhu yang drastis, hujan, angin kencang, dan gempa bumi dapat mengganggu stabilitas lapisan salju dan memicu longsor. Hujan, misalnya, dapat menambah berat salju dan membuatnya lebih mudah longsor.
  • Pencairan es gletser yang cepat, seringkali disebabkan oleh perubahan iklim, dapat melepaskan sejumlah besar air dan es yang dapat memicu longsor salju yang besar dan dahsyat. Ini merupakan ancaman serius di daerah pegunungan yang memiliki gletser.

Aktivitas Manusia yang Meningkatkan Risiko Longsor Salju

Ilustrasi salju, musim dingin
Ilustrasi salju. (Photo by Chandler Cruttenden on Unsplash)... Selengkapnya

Merangkum sejumlah sumber, berikut ini aktivitas manusia di daerah pegunungan yang disebut dapat meningkatkan risiko longsor salju:

  • Aktivitas di lereng gunung, seperti bermain ski, snowboarding, atau bahkan berjalan kaki, dapat memicu longsor, terutama di area yang rentan. Berat badan manusia, getaran, dan suara dapat mengganggu stabilitas lapisan salju.
  • Penggundulan hutan di lereng gunung menghilangkan penghalang alami yang membantu menstabilkan salju dan mengurangi erosi tanah. Hal ini dapat meningkatkan risiko longsor salju secara signifikan karena hilangnya vegetasi yang berfungsi sebagai penahan.
  • Pembangunan infrastruktur di daerah pegunungan, seperti jalan dan bangunan, dapat mengganggu stabilitas lereng dan meningkatkan risiko longsor salju. Proyek konstruksi seringkali melibatkan penggalian dan perubahan bentuk lereng yang dapat memicu ketidakstabilan.

Kesimpulannya, longsor salju merupakan fenomena kompleks yang disebabkan oleh interaksi antara berbagai faktor alami dan aktivitas manusia. Memahami faktor-faktor ini sangat penting untuk mengurangi risiko dan melindungi kehidupan manusia serta properti di daerah pegunungan. Upaya mitigasi dan pencegahan harus melibatkan pemantauan kondisi salju, edukasi masyarakat, dan perencanaan tata ruang yang memperhatikan faktor risiko longsor salju.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya