Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno divaksinasi Covid-19Â dosis pertama setelah enam bulan menjadi penyintas. Dia bergabung bersama 3.300 pengusaha pariwisata dan ekonomi kreatif lainnya dalam kegiatan vaksinasi yang dimulai hari ini, Selasa (8/6/2021) hingga Jumat, 11 Juni 2021.
Tahapan vaksinasi Covid-19 dimulai dengan mengisi formulir di lantai dasar dan dilanjutkan observasi di lantai 29. Setibanya di lokasi, dia dipindai suhu tubuhnya dan membilas tangan dengan hand sanitizer. Setelah dinyatakan sehat, Sandiaga lalu diarahkan ke meja tiga untuk menjalani tahapan screening oleh dokter.
Advertisement
Baca Juga
Dia diminta menjawab sejumlah pertanyaan terkait kondisi kesehatannya saat itu, mulai dari demam, keluhan pernapasan hingga sesak napas. Begitu juga mengenai riwayat darah tinggi serta penyakit berat yang dideritanya.
"Semenjak Covid-19 di bulan Desember (2020) saya nggak ada," ujar Sandiaga Uno kepada Arianti, nama dokter yang bertugas, dalam rilis yang diterima Liputan6.com.
Sandiaga juga diperiksa kondisi tekanan darah dan dipindai suhu kembali menggunakan thermo gun. Setelah dipastikan tekanan darahnya baik, ia bisa lanjut divaksinasi.
Ia mengungkapkan vaksinasi yang dijalani saat ini sesuai dengan anjuran dokter. "Hari ini atas saran dokter hari ini udah bisa divaksin dan hari ini mencoba untuk berpartisipasi di Sentra Vaksinasi Covid-19," ungkap Sandiaga Uno seraya menggulung lengannya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
AstraZeneca
Sandiaga mengaku disuntik vaksin AstraZeneca. Setelah divaksinasi, Sandiaga Uno diminta untuk beristirahat selama 30 menit di ruang observasi.Â
Lantaran tidak ada gejala yang terlihat selama diobservasi, ia pun dinyatakan sehat dan bisa melanjutkan aktivitas. "Alhamdulillah tidak ada keluhan. Semua berlangsung lancar dan saya ikuti proses ini sebagai masyarakat biasa," kata Menparekraf Sandiaga Uno.
Menparekraf menjelaskan, vaksinasi merupakan salah satu program utama yang dijalankan pemerintah dalam upaya membangkitkan kembali sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang terdampak akibat pandemi COVID-19. Ia mengapresiasi kolaborasi dari berbagai pihak yang turut mendukung percepatan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di Indonesia, terutama pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
"Vaksinasi hari ini adalah bagian dari dukungan kami pada program vaksinasi dari Kementerian Kesehatan untuk mencapai herd immunity sebagai bentuk dukungan akan upaya pemerintah dalam distribusi vaksinasi Covid-19 untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional," kata Sandiaga.
Advertisement
Baru 3 Persen
Program percepatan vaksinasi yang dijalankan Kemenparekraf/Baparekraf telah memasuki bulan ke-6. Namun, Menparekraf mengungkapkan, dari target 70 persen vaksinasi terhadap 34 juta pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif, hingga saat ini baru tercapai sekitar 3 persen.
Untuk itu, ia mengajak lebih banyak pihak untuk berkolaborasi dalam membantu percepatan vaksinasi terutama di lingkup pariwisata dan ekonomi kreatif yang tertekan akibat pandemi dan melambatnya ekonomi. Dengan percepatan vaksinasi, ia meyakini sektor pariwisata dan ekonomi kreatif bisa menjadi lokomotif pulihnya ekonomi Indonesia.
"Membuka peluang kerja, memberikan harapan untuk dapat bangkit bersama," kata Menparekraf Sandiaga.
Selain vaksinasi sebagai salah satu pilar dalam upaya menekan penyebaran COVID-19, Menparekraf juga kembali mengingatkan pentingnya penerapan protokol kesehatan secara ketat dan disiplin. Terlebih, dalam beberapa minggu terakhir kasus penularan Covid-19 meningkat signifikan. Khusus wilayah Jakarta Barat, tingkat keterisian ICU rumah sakit mencapai 63 persen serta isolasi mandiri mencapai 55 persen.
"Ini selalu saya ingatkan, destinasi dan sentra-sentra ekonomi kreatif mohon betul-betul patuh pada protokol kesehatan. COVID-19 ini harus dapat jadi pemicu kita untuk meningkatkan kebersamaan, mari bersama kita menang melawan COVID119, bangkit di saat sulit, together we can do it," kata Menparekraf Sandiaga Uno.
3 Vaksin dalam Program Vaksinasi Covid-19 yang kantongi Izin WHO
Advertisement