Liputan6.com, Jakarta - Bertajuk "Plastic Reborn 3.0," Coca-Cola mengumumkan hasil kolaborasinya dengan Ancora Foundation, Mall Sampah, dan Plastic Bank Indonesia yang telah diluncurkan pada awal 2021. Kemitraan tersebut bertujuan memperkuat ekosistem pengumpulan sampah melalui pemberdayaan pengumpul sampah informal.
"Plastic Reborn adalah bagian kampanye agar dunia terbebas dari sampah. Pada 2030, kami ingin menggunakan recycle contain dalam packaging kami," ujar Ketua Pelaksana Coca-Cola Foundation Indonesia (CCFI) Triyono Prijosoesilo dalam jumpa pers daring, Selasa (16/11/2021).
Advertisement
Baca Juga
Misi besar pihaknya adalah mengumpulkan dan mendaur ulang botol plastik. Karena itu, mereka bekerja sama dengan mitra-mitra yang mempunyai visi dan kepedulian yang sama.
"Mereka mempunyai kompetensi yang tinggi terkait isu dan pengelolaan sampah," ujar Triyono. Ia mengatakan, ke depan, pihaknya harus bisa mengurangi sampah lebih dulu, menggunakan kembali, lalu berpikir ke arah pengumpulan dan daur ulang.
Selama ini, kata Triyono, mereka menggunakan paradigma linear, yakni membuang sampah kemasan setelah konsumsi. Kemasan yang dibuang itu kemudian dikumpulkan langsung dibawa ke tempat pembuangan akhir (TPA) oleh pengelola sampah.
"Kami percaya bahwa ekonomi sirkular adalah bagian dari solusi besar untuk mengolah sampah plastik di Indonesia, bahkan mendukung terciptanya ekonomi yang lebih baik," ujarnya.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Lombok dan Makassar
Melalui inisiatif Plastic Reborn 3.0, para pemulung dan pengepul mendapatkan pendampingan untuk meningkatkan kapasitas lewat penggunaan teknologi yang mampu mengoptimalkan kinerja mereka. Di samping, juga menerima berbagai program pengembangan masyarakat.
Program ini mendorong terbentuknya sistem persampahan dan daur ulang yang efisien. Terkhusus agar wilayah pesisir Lombok dan Makassar dapat terhubung dengan infrastruktur daur ulang yang dibutuhkan.
Sebagai wilayah pesisir, Lombok dan Makassar dinilai rentan terhadap berbagai ancaman pencemaran lingkungan, termasuk sampah yang berasal dari daratan. Sementara, penanganan sampah di kedua wilayah ini mengalami kendala seperti infrastruktur persampahan yang belum memadai.
"Kami ingin menutup kesenjangan. Kalau di pusat-pusat kota besar, seperti di barat Indonesia itu umumnya infrastrukturnya sudah lengkap. Jadi, kita keluar dari daerah-daerah tersebut. Ini tantangan juga bagi Ancora Foundation," kata Direktur Eksekutif Ancora Foundation Ahmad Zakky Habibie.
Advertisement
Tantangan Besar
Triyono menyebut saat ini sudah terkumpul sekitar 60 persen botol plastik. "Namun, yang menjadi tantangan besar adalah angka 50--60 persen itu terjadi di kota-kota besar. Nah, kota-kota yang lain bagaimana?" tanya Triyono.
Oleh karena itu, Triyno mengatakan ke depan, pihaknya ingin bekerja sama dengan pelaku-pelaku pengumpulan sampah. "Aapakah itu collection centre, seperti bank sampah, TPS3R, atau industri daur ulang untuk mengarahkan collection-nya ke arah-arah yang belum terkumpul," imbuhnya.
Â
Infografis Indonesia Sumbang Sampah Plastik Terbesar Kedua Sejagat
Advertisement