Liputan6.com, Jakarta - Seorang pendeta di Tennessee, Amerika Serikat (AS), memimpin pembakaran buku Harry Potter dan Twilight. Ia juga mengingatkan jemaatnya untuk berhenti membiarkan pengaruh setan masuk ke rumah.
Dilansir dari Insider, Selasa, 8 Februari 2022, acara pembakaran buku tersebut berlangsung pada 2 Februari 2022. Greg Locke, kepala pendeta di Gereja Alkitab Visi Global mendesak para pengikutnya untuk membuang buku Harry Potter dan Twilight mereka ke dalam api unggun.
Advertisement
Baca Juga
Acara pembakaran buku yang disiarkan langsung di Facebook itu diadakan untuk mengecam "sihir." "Bawa semua barang Harry Pottermu. Tertawakan semua pembenci yang kamu inginkan. Aku tidak peduli. INI 100 PERSEN WITCHCRAFT," kata Locke. "Semua buku dan film 'Twilight' Anda. Kekacauan itu penuh dengan mantra, demonisme, perubahan bentuk, dan okultisme," imbuhnya.
"Berhentilah membiarkan pengaruh iblis masuk ke rumah Anda," tulis Locke dalam sebuah unggahan Facebook yang telah dihapus, The Guardian melaporkan.
Awal bulan ini, orangtua Texas menuntut agar sekolah anaknya menghapus semua buku biografi mantan ibu negara Michelle Obama dari rak. Mereka beranggapan buku biografi itu dinilai sebagai "indoktrinasi kiri." Mereka juga menilai "tidak adil" menggambarkan mantan Presiden Donald Trump sebagai "pengganggu" dan mempermalukan gadis-gadis kulit putih.
Selain biografi Michelle Obama, novel grafis karya pemenang Hadiah Pulitzer berjudul Maus juga diminta dikeluarkan dari kurikulum pendidikan. Pada Januari 2022, dewan sekolah Tennessee dengan suara bulat akhirnya memutuskan menghapuskannya.
"(Novel) itu memperlihatkan orang-orang digantung, itu menunjukkan mereka membunuh anak-anak," kata anggota dewan Tony Allman, dalam catatan hasil rapat. "Mengapa sistem pendidikan mempromosikan hal seperti ini? Ini tidak bijak ataupun sehat."
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sosok Kontroversial
Pelarangan atas buku-buku Harry Potter bukan pertama kali terjadi. Di Tennessee pada 2019, misalnya, seorang pendeta di akademi Katolik setempat menghapus seri buku populer dari perpustakaan sekolah.
"Kutukan dan mantra yang digunakan dalam buku adalah kutukan dan mantra yang sebenarnya; yang jika dibaca oleh manusia berisiko menyulap roh jahat ke hadapan orang yang membaca teks," kata pendeta yang tak disebutkan namanya.
Acara pembakaran buku oleh Locke hanyalah kontroversi terbarunya. Tahun lalu, pada Juli 2021, ia melarang jemaatnya menggunakan masker. Ia mengancam akan mengeluarkan jemaat dari gerejanya bila bersikeras menggunakan masker.
Locke juga telah melanggar pedoman jarak sosial pada April 2020. Ia juga terlibat dalam kerusuhan di Gedung Capitol dengan "aksi berdoa dan berkhotbah" di tangga gedung pada 6 Januari 2021.
Advertisement
Peningkatan Pelarangan Buku
Menurut Tyler Salinas, seorang fotografer yang hadir di api unggun, ada satu pengunjuk rasa kontra, yang mengangkat salinan Fahrenheit 451 dan On the Origin of Species, dan melemparkan sebuah buku ke dalam api yang katanya adalah Alkitab, dilansir dari Guardian.
Asosiasi Perpustakaan Amerika (ALA) mengatakan baru-baru ini melihat peningkatan larangan buku yang “belum pernah terjadi sebelumnya”. Mereka menghitung 330 buku ditentang peredarannya pada musim gugur 2021 karena dianggap tidak pantas, meningkat dibandingkan pada 2020 dengan 156 buku.
"Dalam 20 tahun saya bersama ALA, saya tidak dapat mengingat saat ketika kami memiliki banyak tantangan yang datang setiap hari," kata Deborah Caldwell-Stone, Direktur ALA untuk Kebebasan Intelektual.
Infografis Penanganan Klaster Covid-19 di Sekolah
Advertisement