Wall of Fades 2022 Kembali Digelar Offline, Ada Ekshibisi Denim dan Instalasi Seni

Liputan6.com, Jakarta - Wall of Fades (WoF) 2022 kembali terselenggara secara offline. Tahun ini, annual event kolaborasi DarahkuBiru dan TEAMUP ini siap berlangsung di dua kota: Bandung dan Jakarta, dengan tema "Intimate Experience."

"Pada 2020 dan 2021, aktivitas orang-orang serba terbatas, semua online. Kami ingin tahun ini audiens WoF kembali merasakan sensasi tatap muka. Tapi karena belum bisa terlalu ramai, pertemuan ini lebih pada (menghadirkan) nuansa intimasi," kata ketua umum WoF, Rizqi Alkautsar, dalam konferensi pers di bilangan Jakarta Selatan, Selasa, 1 Maret 2022.

Acara di Bandung akan terlaksana di Roastman Experience akhir minggu ini, 4--6 Maret 2022. Kemudian, menyusul di Senayan Park Jakarta pada 24--27 Maret 2022. Co-founder TEAMUP Ahmad Romero Camacho mengatakan, pemilihan dua tempat ini bukan tanpa alasan.

Di kesempatan yang sama, pria yang akrab disapa Popo ini berkata, "Keduanya menyediakan outdoor space yang memadai. Area (pameran) di SPARK (Senayan Park) memang ada yang indoor, tapi itu pun langit-langitnya tinggi. Ini juga disesuaikan dengan protokol COVID-19 dan kecenderungan orang yang sekarang lebih nyaman berada di outdoor space."

Secara umum, ada empat kegiatan utama dalam agenda WoF 2022: ekshibisi, edukasi, musik, dan market. Area ekshibisinya dibagi jadi dua, yakni Denim Exhibition dan Art Installation. 

"Denim bukan sekadar pakaian sehari-hari," kata Rizqi. "Kami percaya denim membawa lebih banyak pengalaman melalui pengembangan yang tidak hanya tentang fesyen, tapi juga kreativitas dan seni."

Ekshibisi Denim akan fokus membawa denim kembali ke pengalaman keseharian. Ini juga tentang menunjukkan anatomi, sejarah, evolusi, dan penataan denim. Sedangkan instalasi seni akan merespons denim sebagai inspirasi utama.

Instalasi seni akan memberi pengalaman penuh bagi pengunjung dan seniman itu sendiri dengan membuat sesuatu yang melibatkan keduanya. Instalasi akan berupa tenda dari bahan denim berwarna terang. Satu sisi tenda akan dilukis seniman, sementara sisi lainnya akan dihias, dilukis, dan digambar pengunjung.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Edukasi berisikan kegiatan talks dan workshop. Kegiatan talks juga akan berfokus pada DarahkuBiru sebagai komunitas dengan bidang minat berbeda. Karena itu, akan ditampilkan jenis diskusi panel di mana anggota komunitas dapat jadi pembicara dan ikut bersenang-senang.

Panggung talks pun akan diisi pembicaraan mendalam dari orang-orang yang menginspirasi di industri kreatif. Sementara pembicaraan akan dilakukan secara offline, itu juga akan disiarkan langsung secara online.

Workshop dihadirkan dalam wujud Pojok Eksperimen. Ada tiga jenis kegiatan yang dihadirkan: Planting bersama Boedak Kaktoes, Kebun Ide, dan Taman Hayat. Lalu, Food Craft bersama Pizza Place, Lawless Burger, Burger. Terakhir, T-Shirt bersama Real Heavy, Public Culture, dan Dojo Studio.

Sementara untuk musik, ada Live Music dan Live Online Music, yang juga akan diisi musisi-musisi lokal. Tidak ketinggalan, ada pula market yang menghadirkan pengalaman offline market, online market, dan community corner.

"Tenant di Bandung akan ada sekitar 20, sementara Jakarta ada setidaknya 60 (tenant). Dari jumlah itu, 90 persennya adalah merek lokal," Rizqi menyebut. Popo menyambung, bagi merek lokal yang tidak dapat slot dalam pameran offline, masih tetap bisa ikut berpartisipasi secara online tanpa dipungut biaya alias gratis.

Karena itu, mereka kembali menggandeng Blibli sebagai partner. Founder, sekaligus CEO DarahkuBiru, Panca Novianto menyebut bahwa ini merupakan kolaborasi kedua mereka.

Vice President Men Fashion Category Blibli, Christie, mengatakan bahwa pihaknya mengajak pelanggan merasakan kemudahan dan kenyamanan yang ditawarkan dalam menikmati berbagai promo khusus, pilihan pembayaran lengkap, serta beragam opsi pengiriman sesuai kebutuhan. Selain, tiket WoF offline juga dibeli di Blibli.

Sementara pameran memang akan fokus secara offline, dengan visual interaktif dan pendekatan pola pikir seni, pengalaman online juga tetap terpenuhi. Pihaknya menghadirkan pameran offline ke format online memanfaatkan teknologi, seperti VR atau IP Live.