Liputan6.com, Jakarta - Bertepatan dengan Hari Hutan Sedunia diperingati setiap 21 Maret, EIGER Adventure meluncurkan program yang berkaitan dengan kegiatan ramah lingkungan. Hal itu juga berkaitan dengan kegiatan pendakian gunung yang menjadi spesialisasi EIGER.
Di masa pandemi ini, wisata alam jadi pilihan banyak orang. Mendaki gunung tampaknya juga sedang menjadi salah satu kegiatan luar yang digandrungi banyak orang.
Advertisement
Baca Juga
Data konsumen EIGER Adventure menunjukan healing merupakan salah satu alasan utama konsumen EIGER pergi mendaki gunung. Sayangnya, kecintaan terhadap kegiatan pendakian tidak sejalan dengan kondisi gunung-gunung di Indonesia saat ini. Masih banyak oknum pendaki yang tidak bertanggung jawab dengan meninggalkan banyak sampah di gunung yang mereka sambangi.
"Kita sangat menyayangkan masih banyak oknum yang pergi ke alam justru merusak alam. Padahal, 'bawa pulang sampahmu' sudah menjadi etika dan peraturan tertulis maupun tidak tertulis bagi pendaki," kata Djukardi "Bongkeng" Adriana, Senior Advisor EIGER Adventure, dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Senin (21/3/2022).
Sebagai brand penyedia perlengkapan kegiatan luar ruang, EIGER Adventure merasa punya tanggung jawab lebih untuk mengedukasi para pendaki. Hal itu menjadi alasan utama EIGER menjadikan edukasi sebagai salah satu dari lima pilar E.I.G.E.R (Education, Inspiration, Greenlife, Experiential, dan Responsibility).
Melalui EIGER Adventure Service Team (EAST) atau sebuah tim di bawah naungan EIGER yang berfokus pada edukasi dan pelatihan, EIGER melakukan berbagai upaya untuk dapat memperluas kesadaran para pendaki terhadap lingkungan. Salah satunya lewat program adopsi gunung yang secara resmi telah dilaksanakan pada 19 Maret 2022 di Gunung Kembang, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Zero Waste Mountain
Menurut Galih Donikara, Manager EIGER Adventure Service Team, Gunung Kembang menjadi gunung pertama yang diadopsi menjadi EIGER Zero Waste Mountain. "Jadi artinya, pengelolaan pendakian dan pendaki Gunung Kembang akan mengikuti program yang sudah disepakati. Mulai dari pengelolaan jalur pendakian, pengelolaan sampah hingga pemberdayaan masyarakat," terang Galih.
Dalam pengelolaan Gunung Kembang, EIGER berkolaborasi dengan sejumlah pihak seperti TNI dan Kepolisian, Basarda, Puskesmas, aparat desa dan masyarakat, penggiat alam terbuka, dan ORARI/RAPI (Organisasi Amatir Radio Indonesia/Radio Antar Penduduk Indonesia).
Advertisement
Pengaturan Pendakian
Pada acara peluncuran EIGER Zero Waste Mountain di Gunung Kembang, turut diresmikan juga Pos "Bongkeng Sunrise Camp" yang merupakan pos pemberhentian para pendaki. Di tempat tersebut, mereka bisa melakukan pengaturan pendakian, pengecekan perlengkapan, perbekalan, pemeriksaan kesehatan, dan pemberian informasi keselamatan pendakian.
Pembuatan pos ini juga termasuk bentuk apresiasi EIGER kepada seorang pendaki legendaris, Djukardi "Bongkeng" Adriana. Iwan Santoso sebagai Ketua Basecamp Gunung Kembang menyambut baik program EIGER Zero Waste Mountain.
Menurutnya, program ini diyakini bisa menambah keamanan dan kenyamanan kegiatan pendakian. Bukan hanya bersih kawasannya dengan konsep pendakian zero waste (nol sampah), namun juga berdaya pengelolanya.
Penanaman Anggrek
Dalam kesempatan itu, Iwan "Kweceheng" Irawan sebagai salah satu dari segelintir pendaki Indonesia yang telah ekspedisi ke-7 puncak gunung tertinggi di dunia atau World 7 Summits juga turut membagikan pengalamannya. Ia menceritakan bagaimana negara lain mengelola gunung-gunung tersebut untuk menjaga kebersihan gunung.
Galih mengatakan, bersama 50 Eigerian terpilih yang menjadi peserta pendakian, mereka juga menanam anggrek sebagai tanda peresmian Gunung Kembang sebagai Zero Waste Mountain. "Kami berharap banyak pihak yang terinspirasi dari program ini sehingga semakin banyak gunung-gunung yang mendapatkan perhatian lebih dengan berbagai cara," pungkas Galih.
Advertisement