Liputan6.com, Jakarta - Pekan Menyusui Sedunia diperingati dari 1--7 Agustus setiap tahunnya. Kampanye global ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran pada beragam hal terkait menyusui dan air susu ibu atau ASI.
Dokter spesialis anak dan konselor laktasi dr. Jeanne-Roos Tikoalu, Sp.A, IBCLC, CIMI mengungkapkan bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencanangkan rekomendasi bahwa ASI dapat diberikan pada bayi hingga berusia enam bulan secara eksklusif. Selepas itu, bayi bisa mendapat makanan pendamping ASI dan saat memasuki usia satu tahun diberikan makanan dengan pola makan keluarga.
"Keistimewaan ASI yang tidak ada di susu formula adalah faktor imun. Lemak, protein, vitamin, mineral di susu formula ada, tapi yang tidak bisa ditambahkan adalah antibodi," kata dr. Jeanne dalam perayaan ulang tahun ke-17 Mothercare di Indonesia yang digelar di kawasan Grogol, Jakarta Barat, Senin (1/8/2022).
Advertisement
dr. Jeanne melanjutkan bahwa ASI memegang peranan bukan hanya untuk pemberian makan, tetapi juga proteksi. Menyusui juga memiliki nilai plus lain adalah bonding antara ibu dan anak.
Tak dapat dipungkiri, selalu ada banyak tanda tanya melanda ibu yang sudah melahirkan terkait ASI. Salah satunya adalah ketika ibu berpikir ASI ada apabila terjadi tetesan-tetesan dari payudara.
"Sebetulnya, ASI sudah ada sejak 16 minggu, saat itu pembentukan ASI diperoleh dari hormon, tetapi dia tidak akan menjadi bertambah banyak karena hormon ibu diperlukan untuk pertumbuhan janin, begitu janin lahir menjadi bayi sudah siap untuk menyusui ibu," tambahnya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tingkatkan Produksi ASI
Di sisi lain, banyak pula pertanyaan yang menggema terkait cara meningkatkan produksi ASI. "Kunci utama, cara meningkatkan produksi ASI itu, yaitu rutin dikeluarkan. Rutin itu dengan menyusui langsung usahakan paling tidak 30 menit per payudara, bisa satu payudara atau bergantian," terangnya.
Cara kedua adalah dengan memompa, ibu diimbau untuk memompa bukan hanya 5--10 menit, tetapi usahakan 30 menit. Hal tersebut karena memompa ASI tujuannya merangsang payudara bila ada isi ASI akan keluar.
"Kalau menyusu ke ibu diamkan 30 menit karena bayi minum dari ibu dan selanjutnya dia memberi rangsangan pada payudara ibu, ini yang akan membuat produksi ASI akan bertambah dan bertambah," jelas dr. Jeanne.
Ibu juga perlu mengetahui posisi ketika menyusui bayi yang baru lahir. Dimulai dengan perut ibu bertemu perut bayi, lihat telinga berada satu garis dengan bahu, wajah bayi di depan payudara, dan hidungnya setinggi puting.
"Dengan posisi seperti ini, ibu duduk usahakan kaki tidak menggantung harus menjejak ke lantai dengan posisi santai bisa akan melekat dengan baik," ungkapnya.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Posisi Menyusui dan Kecukupan Asupan
dr. Jeanne menjelaskan terkait melekat saat bayi menyusui yang dikenal dengan istilah "amubida". Istilah ini merujuk pada 'a' areola bagian atas lebih terlihat daripada bawah, 'mu' berarti mulut terbuka lebar, 'bi' yakni bibirnya terpuntir ke luar, dan 'da' dagu menempel pada payudara.
Perlu diketahui bahwa kebutuhan bayi pada ASI berbeda-beda pada tiap tingkatan usia. dr. Jeanne menjelaskan kebutuhan bayi di awal kelahiran, hari pertama lambung bayi baru sebesar kelereng.
"Hari pertama lambung bayi sebesar kelereng bahkan 24 jam dia kaku, apabila dikasih minum banyak-banyak yang terjadi muntah, dia hanya butuh sedikit 5--7 ml," tutur dr. Jeanne.
Memasuki hari ketiga, lambung bayi sebesar bola pingpong dengan kebutuhan ASI 22--27 ml dan di usia satu minggu, kebutuhan ASI bayi 45--66 ml. Memasuki usia satu bulan, kebutuhan ASI bayi 80--150 ml.
"Dengan berjalannya waktu tentu kebutuhan meningkat produksi pun berjalan sesuai kebutuhan bayi," lanjut dr. Jeanne.
Tanda Bayi Cukup Asupan
Sementara, ada dua tanda pasti untuk melihat bayi cukup asupan ASI, yakni frekuensi buang air kecil dan kenaikan berat badan sesuai target. Sedangkan tanda lainnya adalah bayi dengan sendirinya akan menghentikan isapan, bayi lelap dan tenang tidur, serta payudara ibu tak lagi terasa penuh.
Untuk frekuensi buang air kecil bagi sendiri untuk hari pertama minimal 1 kali per 24 jam, hari kedua minimal 2 kali per 24 jam, hari ketiga minimal 3 kali per 24 jam, hari keempat empat kali per 24 jam. Sedangkan hari kelima minimal lima kali per 24 jam, setelah hari kelima lebih dari 5 kali per 24 jam.
Sesuai tema tahun ini, mendukung dan edukasi, penting seorang ibu untuk didukung orang-orang terdekat dan berbagai pihak dalam menyusui, mulai dari suami, keluarga terdekat, tenaga kesehatan, kelompok pendukung ASI, hingga kelompok untuk lingkungan kesehatan seperti puskesmas hingga mal. Saat ini, mal juga telah banyak menyediakan tempat menyusui.
Advertisement