Liputan6.com, Jakarta - Melandainya kasus Covid-19 membuat warga Singapura lebih percaya diri untuk makan di luar rumah. Reservasi pun meningkat, tetapi juga diikuti dengan kasus pembatalan oleh pelanggan. Untuk itu, sejumlah restoran di Singapura meminta deposit dari setiap pelanggan yang akan mereservasi.
Kebijakan yang juga disebut dengan biaya reservasi itu bertujuan mencegah pembatalan di menit-menit terakhir. Tan Woan Shin, yang mengani komunikasi publik di restoran Thailand, Un Yang Kor Dai, mengatakan restoran menerapkan biaya penyimpanan kartu kredit sebesar 25 dolar Singapura atau setara Rp268.000 untuk mengurangi jumlah ketidakhadiran.
Advertisement
Baca Juga
"Kami hanya ingin mengurangi dan menghindari pelanggan yang melakukan banyak pemesanan pada hari yang sama tetapi di restoran yang berbeda," katanya dikutip dari Chanel News Asia, Jumat, 16 September 2022.
Sebelum menarik biaya reservasi yang biasanya dibayar menggunakan kartu kredit, restoran mengalami dua hingga empat pembatalan dalam seminggu. "Setelah kami terapkan, tarifnya turun sampai sekitar setiap bulan, hanya satu atau dua meja yang tidak muncul," kata Tan.
Deposit yang disimpan sebagai jaminan reservasi itu sebenarnya digunakan untuk membayar tagihan atas makanan yang dipesan saat konsumen benar-benar datang ke restoran. Grub, misalnya, menerapkan biaya penyimpanan kartu kredit sebesar 50 dolar Singapura atau setara Rp529.000 per meja untuk kedua gerainya di Stevens Road dan Junction 8 akhir tahun lalu.
"Biaya tersebut berlaku untuk rombongan beranggotakan lima orang ke atas pada akhir pekan di outlet Stevens Road dan setiap hari di outlet Junction 8, yang umumnya lebih ramai," kata Direktur Pemasaran Amanda Phan.
Sebagai Pengingat
Jika pelanggan membatalkan reservasi mereka dengan pemberitahuan kurang dari 24 jam atau tidak datang, mereka kehilangan deposit. Sejak itu, pelanggan mayoritas menelepon restoran jika perlu membatalkan reservasi daripada tidak datang.
Jaringan restoran The Cicheti Group mengungkapkan pelanggannya mengeluh ketika mereka pertama kali menerapkan biaya reservasi. Mereka mengira biaya itu adalah tagihan pada kartu kredit.
"Penahanan kartu kredit reservasi ini tidak dikenakan biaya sama sekali," kata Managing Partner Ronald Kamiyama. "Bank mereka akan menyimpannya di sana dan menahannya, tetapi kami tidak menerima uang itu sama sekali, kecuali kami melanjutkan ke sistem kami dan menagihnya."
Banyak restoran dalam beberapa tahun terakhir mengalami pembatalan reservasi dan ketidakhadiran pelanggan di 'menit terakhir' dalam jumlah cukup signifikan. Kebanyakan beralasan terkait Covid-19. Sebelum pandemi, para pengusaha restoran memaklumi kondisi itu dengan tidak mengenakan penalti untuk pembatalan reservasi yang disampaikan secara mendadak.
Saat pandemi melandai dan kebijakan pembatalan diperketat, angka pembatalan reservasi berkurang. Kamiyama menyebut pemberlakuan biaya reservasi itu berfungsi sebagai pengingat bagi setiap calon konsumen bahwa reservasi yang dibuat selalu dianggap serius pihak restoran.
"Jadi, kami ingin mengingatkan mereka agar tidak menganggap ini (reservasi) secara main-main. Kami punya daftar tunggu, kami ingin menyambut tamu lain yang membayar tetapi tidak bisa karena Anda keburu memesan meja," ucapnya.
Advertisement
Imbas Pandemi
Sejak pandemi, lebih banyak pelanggan melakukan reservasi daripada langsung datang ke restoran. Ini terutama berlaku untuk kelompok yang lebih besar, karena langkah-langkah menjaga jarak membuat mereka lebih sulit untuk mendapatkan meja.
Tetapi, sejumlah pengunjung ternyata memesan ke beberapa restoran pada hari yang sama agar mereka bisa punya pilihan. Keputusan untuk pergi ke restoran mana baru diambil di hari pemesanan. Hal ini mengakibatkan ketidakhadiran atau pembatalan di menit-menit terakhir, kata Kamiyaman.
Grup Cicheti, yang dikenal dengan restoran Italia kasualnya, menerapkan biaya penyimpanan kartu kredit sekitar enam bulan setelah pandemi dimulai. "Kami tidak pernah berencana untuk melakukannya di masa lalu. Kami memperhatikan bahwa bahkan sebelum COVID, orang akan memesan pada akhir pekan atau hari apa pun dan kemudian mereka tidak akan muncul," ujar Kamiyama.
"Ketika COVID dimulai, itu menjadi sangat buruk karena kami mengandalkan reservasi. Tidak banyak orang yang berjalan-jalan untuk masuk ke restoran kami," imbuh dia.
Lumrah di Restoran Fine Dining
Penangguhan kartu kredit atau deposit reservasi menjadi praktik yang diterima secara luas di seluruh dunia, terutama di restoran fine dining, kata juru bicara Asosiasi Restoran Singapura. "Ini karena biaya bahan-bahan premium, harga menu yang tinggi, dan kapasitas tempat duduk yang terbatas dari restoran-restoran semacam itu membuat santapan mewah melakukannya dengan bijaksana," ia menambahkan.
Direktur pemasaran grup restoran il Lido Evelyn Yo mencatat bahwa dengan portal pemesanan online seperti Chope, juga mempraktikkan biaya deposit sebagai standar di seluruh industri. Grup il Lido terkenal dengan restoran berbintang satu, Braci di Boat Quay dan Art di National Galler, dan juga menjalankan restoran kasual Amo dan Gemma, dan dua bar, Southbridge dan Levant.
Di restoran berbintang Michelin, rombongan akan diminta membayar biaya reservasi sebesar 50 dolar Singapura atau setara Rp529.000 per makan malam. Itu hanya berlaku untuk pelanggan yang datang berkelompok, minimal lima orang ke atas. Pelanggan tidak dikenakan biaya jika mereka membatalkan reservasi dengan pemberitahuan setidaknya 24 jam sebelumnya.
"Terutama dalam jaringan restoran fine dining berbintang Michelin, saya berani mengatakan bahwa ini adalah kebijakan yang sangat ramah. Beberapa rekan kami mengenakan harga full menu atau setengah harga menu, atau bahkan 100 dolar Singapura (per kepala)," kata Yo.
Advertisement