Haru Penyelamatan Gadis Kecil Setelah 183 Jam Terjebak Reruntuhan Gempa Turki

Harapan penyelamatan korban gempa Turki menipis karena mereka sudah terjebak pada suhu malam serendah minus 6 derajat Celsius dalam jangka waktu yang lama.

oleh Geiska Vatikan diperbarui 15 Feb 2023, 09:56 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2023, 09:31 WIB
Pencarian Korban dan Penyintas Gempa Turki dan Suriah
Petugas penyelamat dan sukarelawan mencari korban selamat di reruntuhan bangunan yang runtuh, di Sanliurfa, Turki, Senin 6 Februari 2023, setelah gempa bumi berkekuatan 7,8 skala Richter menghantam bagian tenggara negara tersebut. Jumlah korban tewas gabungan telah meningkat menjadi lebih dari 2.300 orang di Turki dan Suriah setelah gempa terkuat di wilayah tersebut dalam hampir satu abad terakhir. (REMI BANET/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Adalah Miray, gadis kecil yang berhasil diselamatkan dari puing-puing rumahnya yang dilanda gempa Turki lebih dari seminggu lalu di Kota Antakya di wilayah selatan negara tersebut. Melansir The Sun, Selasa, 14 Februari 2023, bocah itu menggunakan piyama bergaris dengan celana pendek kartun Disney Minnie Mouse saat diselamatkan.

Tim penyelamat bersorak penuh haru, "Allahu Akbar," ketika melihat Miray masih hidup setelah 178 jam tertimpa reruntuhan akibat gempa Turki. Sementara, umur dan kondisi Miray saat ini masih belum dikabarkan lebih lanjut.

Selain Miray, di kawasan Antakya, tim penyelamat juga menemukan anak laki-laki bernama Kaan berusia 12 tahun. Dia tengah menggunakan kaus hijau terang dan celana putih ketika diangkat ke tandu. Wajah dan badan anak tersebut mengalami luka-luka akibat reruntuhan dan kelopak mata kanan berwarna biru lebam.

Orang dewasa lain, Huseyin Berber, dilaporkan berhasil ditarik dari reruntuhan rumahnya setelah 183 jam terjebak reruntuhan. Sementara di daerah Hatay, Naide Umay berhasil dievakuasi setelah 175 jam tertimpa puing-puing rumah.

Kendati demikian, harapan penyelamatan diduga semakin menipis karena para korban gempa Turki sudah terjebak pada suhu malam serendah minus 6 derajat Celcius dalam jangka waktu yang lama.

Hingga saat ini, korban tewas akibat gempa Turki dan Suriah sejak Senin, 6 Februari 2023 telah mencapai 37 ribu dan jumlahnya masih akan meningkat. Di Pazarcik, sebuah kota terpencil berpenduduk 30 ribu jiwa di atas pusat gempa berkekuatan magnitudo 7,8, terdapat 80 persen bangunan hancur atau rusak.

Masih Tersenyum

Begini Potret Pantauan Udara Pencarian Korban Gempa Suriah
Pemandangan dari udara ini menunjukkan penduduk mencari korban dan penyintas di tengah puing-puing bangunan yang runtuh setelah gempa bumi di desa Besnia dekat Harim, di provinsi Idlib barat laut yang dikuasai pemberontak Suriah di perbatasan dengan Turki, Senin (6/2/2023). Gempa itu menghancurkan Kastil Gaziantep yang bersejarah dan banyak bangunan bersejarah lainnya di daerah itu. (Omar HAJ KADOUR / AFP)

Di tenda Bulan Sabit Merah, organisasi kemanusiaan Turki, tidak memiliki pemanas atau mainan, tapi anak-anak yang berusia 1 hingga 10 tahun masih bisa tersenyum lebar ketika para relawan memberi mereka biskuit cokelat penambah energi dan minuman ringan.

Salah satu relawan, Anastasia Ozdemir, menyebut bahwa ia sedih melihat keadaan seperti saat ini. "Hati saya hancur melihat anak-anak malang ini hidup seperti ini," katanya.

Kepala bantuan PBB Martin Griffiths mengakui urusan fase penyelamatan akan segera berakhir dan lebih fokus pada bantuan menyediakan tempat berlindung dan makanan. Sementara, di pinggir jalan, antrean orang lapar dan tunawisma mengular sepanjang 500 meter untuk mendapatkan sellimut dan makanan.

Melansir dari ABC News, hal ini juga sempat dikatakan oleh Pertahanan Sipil Suriah, sebuah organisasi sukarelawan Suriah yang juga dikenal sebagai White Helmets. Pada Jumat, 10 Februari 2023, pihaknya menyebut bahwa setelah 108 jam bekerja, responden pertamanya menghentikan operasi pencarian dan penyelamatan, kemudian beralih ke upaya pemulihan.

 

Bantuan dari Indonesia

Bantuan untuk Turki
Ratusan kotak berisi bantuan kemanusiaan dikumpulkan di kotamadya Thessaloniki, Yunani pada Senin (13/2/2023). Sejumlah negara terus mengumpulkan dan mengirim bantuan kemanusiaan untuk para penyintas gempa bumi dahsyat yang terjadi di Turki dan Suriah, pada tanggal 6 Februari, lalu. (Sakis Mitrolidis/AFP)

Melansir kanal News Liputan6.com, pemerintah Indonesia mengirimkan bantuan kemanusiaan tahap satu untuk membantu korban terdampak gempa berkekuatan magnitudo 7,8 yang mengguncang bagian selatan Turki pada Senin, 6 Februari 2023.

Paket bantuan berupa satu kontainer bahan makanan itu akan diserahkan Duta Besar RI untuk Turki, Lalu Muhammad Iqbal, bersama tim KBRI Ankara yang sedang dalam perjalanan menuju Gaziantep, sekitar enam jam perjalanan darat dari Ankara.

Iqbal menyebut bahwa bahan makanan yang dikirim adalah makanan-makanan instan disertai kompor gas portable dan tabung gas. Selain makanan, tim KBRI Ankara juga telah menyiapkan sekitar 300 selimut untuk para WNI yang memilih tetap tinggal di rumah penampungan.

Sementara, kanal Ekonomi Liputan6.com menyebutkan bahwa Garuda Indonesia ikut turun tangan dalam membantu korban terdampak.

Senin, 13 Februari 2023, pihaknya mengungkap telah melakukan operasi penerbangan kemanusiaan menuju Turki dengan menerbangkan sedikitnya 120 orang tenaga kesehatan dan 20 ton bantuan kemanusiaan.

Tim Penyelamat untuk WNI

PELEPASAN BANTUAN KEMANUSIAAN KE TURKI
Petugas SAR gabungan mengikuti pelepasan misi kemanusian ke Turki di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (11/2/2023). Pemerintah mengirimkan bantuan logistik sebanyak lima ton dan personel gabungan tim pencarian dan penyelamatan (SAR) sebanyak 65 orang untuk membantu proses operasi SAR korban gempa di Turki. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Selain mengirimkan bala bantuan dalam segi sandang, pangan, dan kesehatan, Indonesia juga mengirimkan tim penyelamat ke Turki untuk memastikan WNI di sana dalam keadaan aman. Menurut laporan kanal Global Liputan6.com, Indonesia membagi enam titik evakuasi ke Turki dan Suriah, yakni ke Hatay, Kahranmaras, Gaziantep, Sanli Urfa, Diyarbakir, dan Adana.

Dalam prosesnya, perjalanan tim tersebut menuju lokasi terdampak sangat tidak mudah dikarenakan cuaca yang dingin dan padatnya jalur menuju lokasi karena bersamaan dengan bantuan lain.

Sebelumnya, KBRI Ankara melakukan sweeping oleh tim pertama di empat titik. Kemudian, pihaknya telah berhasil mengevakuasi 123 WNI, termasuk dua warga negara Malaysia dan satu warga negara Myanmar ke Ankara.

"Tugas tim kedua ini memastikan bahwa tidak ada WNI kita yang tidak tertolong, serta memberikan paket logistik berupa bahan makanan, jaket, selimut, hingga keperluan bayi," ujar Dirjen Pelindungan WNI dan BHI Judha Nugraha dalam jumpa pers Jumat, 10 Februari 2023.

Infografis Gempa Dahsyat dan Mematikan di Turki. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Gempa Dahsyat dan Mematikan di Turki. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya