Liputan6.com, Jakarta - Satu lagi desainer Tanah Air yang mengharumkan nama bangsa dan melangkah ke kancah internasional. Ia adalah Temma Prasetio, yang bakal membawa karya rancangannya ke panggung Dubai Fashion Week 2023 pada 11 Maret 2023 mendatang.
Berkolaborasi dengan klinik perawatan pria MEN/O/LOGY by ZAP, Temma Prasetio mempersembahkan koleksi yang berbalut tenun Nusa Tenggara Timur (NTT). Karya ini mengawinkan warisan budaya NTT dan sentuhan modern dalam tajuk "Inheritance".
"Kita mau tampilkan mostly motif tenun dari Sumba karena secara motif ada ceritanya, ada gambar komodo, ada daun kelor. Itu yang saya highlight kita ingin memperkenalkan yang sudah ada, ada tenun Sumba, Rote, dan alor," kata Temma ketika ditemui di MEN/O/LOGY by ZAP di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, Kamis, 2 Maret 2023.
Advertisement
Baca Juga
Temma mengungkapkan dominasi pemilihan tenun Sumba karena memiliki motif yang catchy. "Sumba sekarang lagi di-highlight, lebih mudah nembak dapat dua, yaitu pariwisata dan tenun," tambahnya.
Ada 24 look dari koleksi Temma yang akan dipamerkan di Dubai Fashion Week 2023. Koleksi "Inheritance" terdiri atas jaket, oversized coat, atasan bersiluet boxy, celana berpotongan loose fit dan baggy.
"Mau ready-to-wear supaya gampang dicerna, tetapi tetap ada unsur fashion. Twist-nya organdi dan tille, lebih ke unsur twist panggung, overall desainnya ready-to-wear," terang Temma.
Selain itu, ia juga mengombinasikan tenun NTT dengan berbagai bahan seperti katun twill, wool, sifon, hingga organza. Kain tenun NTT dan material lainnya adalah dukungan dari LeViCo Butik dan Pronto Moda.
Inheritance
Sementara, tajuk "Inheritance" dipilih karena memiliki makna istimewa. Temma berkisah, ia memulai karier sebagai desainer pada 2017 dengan semangat kuat.
"Saya selalu punya slogan "membatikkan tenun", dalam arti saya ingin tenun sebesar batik. Seiring berjalan waktu dari 2017 sampai 2020, orang yang saya tuju umurnya sudah tambar. Start 2021, buat lagi untuk anak-anak GenZ, makanya ada kata-kata seperti inheretance, legacy," jelasnya.
Temma menyebut proses produksi karya ini dimulai dari Desember lalu. Sedangkan, proses kurasi dari Dubai Fashion Week dimulai dari November kemudian pada Desember diinfokan bahwa Temma lolos untuk unjuk gigi di pekan mode tersebut.
Perjalanan sang desainer hingga berhasil tembus Dubai Fashion Week juga dibalut ragam kisah. Beberapa kendala pun sempat ia temui ketika proses kreatif.
"Bagaimana meyakinkan ke Dubai Fashion Week desain kita relatable dengan market internasional karena saya harus kirim profil dari awal karier sampai saat ini, portofolio harus lengkap, exposure saya di industri fesyen Indonesia seperti apa," katanya.
Advertisement
Proses Kurasi
Ia juga mengungkap alasan ikut proses kurasi Dubai Fashion Week. "Kenapa Dubai, karena perpaduan Eropa dengan Asia, which is mereka kuat banget untuk culture, saya pribadi happy bisa tembus Dubai Fahsion Week," tuturnya.
Temma tak dapat menutupi rasa antusias dan bahagianya ketika diumumkan lolos kurasi. "Pertama tahu saya panik, karena ini first time saya ke internasional. Biasanya di sini handle isu cepat, belum kebayang di sana gimana, tapi let's go for it, apapun terjadi do our best," tambahnya.
Sang desainer menjelaskan beda desain yang ia bawa di Dubai Fashion Week dengan karya sebelumnya. Dikatakan Temma, saat ini yang paling terasa berbeda adalah dari pemilihan kain.
"Ekspektasi saya lebih internasional, saya banyak main dengan kain-kain, kalau jaket hitam itu winter sekali, enggak bisa dipakai di sini. Itu saya aplikasikan supaya mereka punya bayangan winter dengan koleksi ada coat panjang, bisa relate banget. Di sini, desain saya sangat terasa kultur walau tetap modern, tapi kali ini saya meredam kekuatan culture harus balance perpaduan internasional sama kultural," terang Temma.
Membatikkan Tenun
Melalui koleksi ini, Temma Pasetio ingin menyampaikan bahwa Indonesia memiliki banyak budaya dan tenun. "Saya ingin "membatikkan tenun" lebih luas lagi. Perjalanan saya di 2017 dengan Kalimantan Barat, Bali, NTB, saatnya orang tahu saya di dunia internasional," lanjutnya.
Temma berharap dengan penampilannya kelak, makin banyak yang mengetahui pribadinya dan tentang tenun. "Sehabis ini sudah banyak PR supaya tidak hanya keluar negeri, another exposure harus kita pikirkan," jelasnya.
Co-Founder MEN/O/LOGY Bambang Reguna Bukit, atau yang akrab disapa Bams menyebut kolaborasi MEN/O/LOGY dan Temma memiliki tujuan yang sama, yakni membuat para pria menjadi lebih peduli, percaya diri serta nyaman menjadi diri sendiri. Hal ini disebutnya sejalan dengan harapan MEN/O/LOGY.
"Di mana laki-laki harus confident untuk mengekspresikan dirinya, tanpa meninggalkan kelelakiannya," tambahnya. Kesamaan misi tersebut secara khusus ia tuangkan dalam satu desain spesial yang memuat perpaduan identitas brand MEN/O/LOGY dan Temma Prasetio.
Advertisement