Liputan6.com, Jakarta - Bamboo Dome rancangan Biroe Architecture di perhelatan KTT G20 Bali, November 2022, masuk daftar gedung baru terbaik di dunia. Bamboo Dome adalah satu di antara hampir 250 proyek arsitektur dalam Penghargaan Festival Arsitektur Dunia (WAF) 2023.
Mengutip CNN, Rabu (12/7/2023), WAF Awards 2023 akhirnya akan menetapkan satu proyek yang diberi nama "Bangunan Dunia Tahun Ini" pada Desember 2023. Bangunan akan dinilai berdasarkan 18 kategori yang mencakup arsitektur perumahan, komersial, dan budaya. Pemenang kategori kemudian akan bersaing mendapatkan penghargaan keseluruhan, sementara penghargaan lain akan mengakui bangunan terbaik dalam arsitektur lanskap, proyek yang diusulkan di masa depan, dan desain interior.
Penghargaan tersebut akan dinilai langsung oleh panel ahli beranggotakan 140 orang di WAF tahun ini, yang diadakan di Singapura pada akhir November 2023. Bangunan terkenal lainnya dalam daftar, termasuk Terminal A Bandara Internasional Newark Liberty yang baru dibuka, Museum Holocaust Australia di Melbourne, serta stadion nasional baru di Kamboja dan Senegal.
Advertisement
Penghargaan utama tahun lalu diberikan pada Quay Quarter Tower Australia, sebuah gedung perkantoran yang dijuluki gedung pencakar langit "daur ulang" pertama di dunia setelah perusahaan Denmark 3XN memasukkan lebih dari dua pertiga dari struktur tahun 1970-an yang ada ke dalam gedung baru tersebut.
Pemenang lain WAF Awards 2023, baru-baru ini, termasuk perpustakaan umum di Belanda dan pembangkit listrik limbah-ke-energi Denmark yang berfungsi ganda sebagai lereng ski buatan dan seluncur salju. Dalam pernyataan pers, direktur program WAF Paul Finch mengatakan daftar tahun ini adalah "pengingat di dunia yang mengalami banyak krisis bahwa arsitek terus mengatasi tantangan sehari-hari yang tidak biasa dengan keterampilan dan imajinasi."
Serba-serbi Bamboo Dome
Bamboo Dome di Apurva Kempinski, Nusa Dua, yang sudah dibongkar, merupakan lokasi santap siang tamu negara saat KTT G20 2022 berlangsung di Bali. Terletak di tepi pantai, Bamboo Dome dapat dilihat dari anjungan lobi hotel tempat yang sama berlangsungnya KTT G20, lapor kanal Global Liputan6.com per 15 November 2022.
Disediakan 43 kursi dengan tata letak satu meja besar melingkar di dalam ruang makan seluas sekitar 800 meter persegi tersebut, sehingga para pemimpin dan delegasi dapat menikmati suguhan makanan khas Indonesia bersama-sama.
Momen makan siang merupakan salah satu pertemuan penting, sehingga untuk memilih dan mewujudkan lokasi tersebut persiapannya dilakukan hampir sepanjang tahun. Alih-alih Bamboo Dome, awalnya hanya akan didirikan tenda-tenda di halaman belakang Apurva Kempinski.
"Waktu itu permintaannya cukup sederhana, Presiden Joko Widodo ingin makan siang dengan pemandangan laut," kata Visual Creative Consultant KTT G20, Elwin Mok, pada Tim Komunikasi dan Media G20, 15 November 2022.
Advertisement
Filosofi Bambu
Ide untuk mendirikan tenda kemudian batal karena kekhawatiran kencangnya angin pesisir yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia. Tim kreatif kemudian berdiskusi dengan koordinator Tim Asistensi dan Kemitraan G20, Wishnutama, termasuk Sekretariat Negara. Ide berikutnya adalah mendirikan bangunan berbahan bata dan batu.
Tapi, ide ini diurungkan dengan pertimbangan bahwa bangunan hanya bersifat sementara dan akan dibongkar seusai penyelenggaraan G20. "Kami harus mencari sesuatu yang unik, yang hanya dikhususkan untuk G20," kata Elwin.
Saat dalam perjalanan singkat ke Pantai Melasti di selatan Bali, Elwin bersama timnya mendapat ide brilian. Mereka melihat sejumlah pekerja konstruksi menggunakan bambu dalam sebuah proyek bangunan. Setelah diskusi dengan tim, akhirnya diputuskan menggunakan bambu sebagai bahan utama untuk lokasi makan siang.
Bambu menyimpan filosofi yang sangat dalam, mudah untuk dibentuk melengkung karena sifatnya yang lentur, elastis, dan gampang beradaptasi. Selain itu, bangunan bambu juga terkenal paling kuat terhadap guncangan gempa.
Sesuai Lambang G20
Tim akhirnya segera membuat desain yang disesuaikan dengan kehidupan masyarakat Bali yang "sejak dari kecil sudah membuat mainan bambu," kata Rubi Roesli, desainer Bamboo Dome.
Demi mematangkan ide, Rubi dan Elwin juga menemui pengajar dan pakar perhitungan bambu Universitas Gajah Mada (UGM) Ashar Saputra. Mereka berdiskusi hingga mendapat bentuk yang tepat, yaitu kubah setengah lingkaran atau dome.
"Sesuai dengan lambang G20 berupa gunungan," kata Rubi. Ditambah, bambu dinilai ramah lingkungan, sehingga setelah KTT G20, usai Bamboo Dome dibongkar, bambunya masih bisa dipakai ulang untuk keperluan lain.
Bukan hanya dari sisi arsitektur, Bamboo Dome dapat sekaligus jadi ajang promosi Indonesia ke dunia internasional akan kualitas budaya lokal "Kami ingin menunjukkan bahwa di tengah dunia yang sintetis, ada Indonesia yang masih autentik," sebut Elwin.
Melansir situs webnya, WAF Awards merupakan acara penghargaan langsung global terbesar untuk arsitek dan desainer. World Architecture Festival tahun ini akan berlangsung di Marina Bay Sands, Singapura pada 29 November hingga 1 Desember 2023.
Advertisement