Liputan6.com, Jakarta - Oppenheimer, film karya sutradara Christopher Nolan berdurasi tiga jam menjadi salah satu pesaing Barbie di beragam bioskop di dunia. Bapak bom atom itu jadi sorotan selain karena personanya, ternyata juga kegemarannya pada salah satu kuliner Indonesia, nasi goreng.
Mengutip laman ahf.nuclearmuseum.org, Selasa (25/7/2023), pria bernama lengkap Julius Robert Oppenheimer tersebut ternyata pernah memasakkan nasi goreng untuk kawan-kawannya, termasuk ahli klasik Amerika, Harold Cherniss. Dalam wawancara bersama Martin J. Sherwin pada 23 Mei 1979, ia berbagi ingatan terkait momen pertama menyantap nasi goreng, dikenal nasty gory pula oleh sebagian temannya yang lain.
"Saya ingat beberapa bahannya, karena dia (istri Cherniss) sangat terkejut dengan bahan-bahan itu. Itu adalah mentega dalam jumlah besar, paprika merah dalam jumlah besar, semacam daging, saya tidak tahu apa itu. Daging sapi muda, saya pikir, atau semacamnya, dan banyak hal lainnya," tutur Cherniss.
Advertisement
Ia menjelaskan Oppenheimer sengaja membawa bahan-bahan itu ke rumahnya, tempatnya memasak. Setelah semua bahan masakan disiapkan, Robert lalu memasaknya. Cherniss menyebut kawannya itu memasukkan satu pon mentega ke dalam wajan besar dan melelehkannya.
Ia lalu memasukkan daun salam, paprika merah, dan bahan-bahan lainnya. Cherniss menyebut Oppenheimer menyiapkan nasi goreng sekitar 1 hingga 1,5 jam di dapurnya. Sementara Oppenheimer menyiapkan hidangan, ia dan teman-temannya menyiapkan meja di ruang makan.
"Kami berdiri di sekitar dapur dan melihatnya memasak, melihatnya memasak makanan ini," sambungnya.
Cherniss menambahkan proses memasak ditutup dengan menggoreng telur sebelum dihidangkan. Ia mengaku menghabiskan sebagian nasi goreng buatan Oppenheimer pada malam itu karena ia menyukainya. "Saya pikir itu enak, ya. Satu-satunya yang pernah kucicipi," ucapnya.
Â
Diperkenalkan Istri Temannya
Dalam buku biografi American Prometheus - The Triumph & Tragedy of J. Robert Oppenheimer disebutkan bahwa ahli fisika itu mengenal nasi goreng dari istri salah seorang teman sesama ahli fisika, George Uhlenbeck, Else Uhlenbeck. Makanan bercita rasa pedas itu ternyata menarik perhatiannya.
Menurut Cherniss, Oppenheimer merupakan orang yang sangat sopan. Ia juga kerap mampir ke rumahnya untuk makan malam. Dia, sambung Cherniss, juga paham restoran-restoran enak di seputar San Fransisco dan kerap mendatanginya bersama kawan-kawannya.
Selain kuliner, Oppenheimer, menurut Cherniss, memiliki minat besar pada sastra. Itulah yang membuat Cherniss dan Oppenheimer bisa berteman akrab. Perkenalan mereka dimulai di Berkeley pada 1929 dan mereka terhubung kembali setelah perang di Berkeley dan juga Institute for Advanced Study.
"Dia membaca puisi Prancis, dia membaca banyak puisi Prancis, orang-orang seperti [tidak terdengar] atau penyair yang lebih tua. Dia menyukai Racine. Hal-hal ini akan kami bicarakan, karena ini adalah bidang istri saya," tutur Cherniss.
"Selain itu, dia akan membaca buku puisi baru yang keluar, dia akan membaca novel baru pada masa itu. Apakah dia pernah membaca sesuatu seperti biografi atau sejarah, maksud saya buku sejarah baru, saya benar-benar tidak ingat. Saya tidak bisa memberi Anda, sepertinya bagi saya itu," sambungnya.
Advertisement
Beban Moral Oppenheimer
Nama Oppenheimer sangat tenar di kalangan ilmuwan dan sejarawan perang dunia, sebab ia adalah Direktur Laboratorium Los Alamos yang berhasil membuat bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki. Mengutip kanal Global Liputan6.com, Presiden AS Harry S Truman lah yang memerintahkan agar bom atom dijatuhkan di Jepang.
Hubungan Truman dan Oppenheimer diketahui tidak akur. Presiden Truman pernah memanggil Oppenheimer sebagai cr baby alias cengeng. Menurut situs Biography.com, Presiden Truman pernah sesumbar bahwa Soviet tidak akan bisa punya bom atom milik mereka sendiri.
Oppenheimer berkata, "Pak Presiden, saya merasa ada darah di tangan saya."
Presiden Truman lantas kesal dan berkata bahwa "darahnya ada di tangan saya, biarkan saya saja yang khawatir".Â
Setelahnya, Presiden Truman menambah ceritanya bahwa ia berkata ke Oppenheimer supaya jangan khawatir, sebab darah di tangannya bisa dicuci. Truman juga pernah bercerita bahwa ia menawarkan sapu tangan ke Oppenheimer untuk membersihkan tangannya.Â
Pada buku biografi berjudul "Robert Oppenheimer: A Life Inside" the Center yang ditulis Ray Monk, Presiden Truman menghina Oppenheimer dengan ucapan, "Saya tidak ingin melihat anak wanita jalang itu di kantor ini lagi."Â
Sejarah mencatat bahwa justru prediksi Oppenheimer yang benar. Soviet dan kini Rusia sudah punya senjata nuklir mereka sendiri. Bahkan, Korea Utara juga punya senjata nuklir. Prediksi Oppenheimer juga tetap sasaran bahwa dibutuhkan kerja sama internasional untuk mengatur senjata nuklir yang ada.Â
Film Oppenheimer
Sementara, Oppenheimer adalah film thriller yang ditulis dan disutradarai Christopher Nolan. Universal Pictures mencatat, film dengan bidikan IMAX itu mendorong penonton ke dalam paradoks yang menggetarkan dari pria misterius yang harus mengambil risiko menghancurkan dunia untuk menyelamatkannya.
Film tersebut dibintangi Cillian Murphy sebagai J. Robert Oppenheimer dan Emily Blunt sebagai istrinya, ahli biologi dan ahli botani Katherine "Kitty" Oppenheimer. Pemenang Oscar Matt Damon berperan sebagai Jenderal Leslie Groves Jr., direktur Proyek Manhattan, dan Robert Downey, Jr. berperan sebagai Lewis Strauss, komisaris pendiri Komisi Energi Atom AS.
Nominee Academy Award Florence Pugh berperan sebagai psikiater Jean Tatlock, Benny Safdie berperan sebagai fisikawan teoretis Edward Teller, Michael Angarano berperan sebagai Robert Serber, dan Josh Hartnett berperan sebagai ilmuwan nuklir perintis Ernest Lawrence Lawrence.
Oppenheimer juga dibintangi pemenang Oscar, Rami Malek. Juga, menyatukan kembali Nolan dengan aktor, penulis, dan pembuat film delapan kali nominasi Oscar, Kenneth Branagh.
Film ini didasarkan pada buku pemenang Hadiah Pulitzer American Prometheus: The Triumph and Tragedy of J. Robert Oppenheimer oleh Kai Bird dan mendiang Martin J. Sherwin. Film ini diproduksi Emma Thomas, Charles Roven dari Atlas Entertainment dan Christopher Nolan.
Advertisement