Eksplorasi Kreatif Denny Wirawan Olah Batik Kudus dalam Koleksi Sandyakala Smara

Eksplorasi kreatif Denny Wirawan sebagai fashion designer bersama Bakti Budaya Djarum Foundation untuk kota Kudus, Jawa Tengah, telah mencapai titik 8 tahun. Satu perjalanan yang panjang, fokus, dan mendetail, terutama pengolahan dan pengembangan terhadap Batik Kudus.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 02 Nov 2023, 15:00 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2023, 15:00 WIB
Desainer Denny Wirawan dalam koleksi bertajuk "Sandyakala Smara" dalam pegelaran di The Langham Jakarta, Rabu malam (2/11/2023)
Desainer Denny Wirawan dalam koleksi bertajuk "Sandyakala Smara" dalam pegelaran di The Langham Jakarta, Rabu malam (2/11/2023). (Dok: Liputan6.com/dyah)

Liputan6.com, Jakarta - Eksplorasi kreatif Denny Wirawan sebagai fashion designer bersama Bakti Budaya Djarum Foundation untuk kota Kudus, Jawa Tengah, telah mencapai titik delapan tahun. Satu perjalanan yang panjang, fokus, dan mendetail, terutama pengolahan dan pengembangan terhadap Batik Kudus.

Perjalanan sewindu tersebut telah bermetamorfosa menjadi satu koleksi karya fashion bertajuk "Sandyakala Smara". Deretan koleksi ditampilkan di Ballroom The Langham, Jakarta, dalam program Fashion Soiree, hasil kerja sama antara The Langham Jakarta dengan Ikatan Perancang Muda Indonesia (IPMI).

Karya yang mengangkat Batik Kudus dalam format ready-to-wear deluxe dan ready-to-wear premium ini, telah dipaparkan di kota Kudus. Denny Wirawan pun kemudian membawanya ke Jakarta, untuk publik nasional yang lebih luas.

"Sesuai dengan aura metropolitan Jakarta, saya akan membawa mood Sandykala Smara yang berbeda. Karakter metropolitan dan sikap urban kota Jakarta harus terasa di fashion show ini. Untuk itu saya melakukan re-styling di beberapa rancangan," ujar Denny Wirawan melalui keterangan tertulisnya, Rabu, 1 November 2023.

Koleksi terdiri dari 41 set rancangan, dipresentasikan ke dalam dua bagian. Pertama, seri "Asmaradana", yang menitik beratkan kreasi yang bertumpu pada citra pakaian Cheongsam, dengan elemen berupa kerah-kerah tinggi, baik itu sebagai blus berbahan renda putih, atau vest penuh ornamentasi. 

Di antara koleksi terdapat juga pilihan outerwear ala gaun cocktail berhiaskan Batik Kudus yang motifnya dibuat cantik dan bold. Siluet rancangan yang berunsur A-line, membuat gaun-gaun bagaikan kanvas yang memaparkan motif-motif flora dan unggas yang lugas dan dibuat simetri.

Detail Koleksi dan Motifnya

Denny Wirawan dalam koleksi bertajuk "Sandyakala Smara" dalam pegelaran di The Langham Jakarta, Rabu malam (2/11/2023)
Karya desainer Denny Wirawan dalam koleksi bertajuk "Sandyakala Smara" dalam pegelaran di The Langham Jakarta, Rabu malam (2/11/2023). (Dok: Liputan6.com/dyah)

Terdapat pula tampilan rok-rok lebar dipadankan dengan corset, elemen yang sedang sangat ini saat ini. Seri Asmaradana terinspirasi dari masa kebangkitan industri di Tiongkok pada 1920-an.

Bagian kedua yakni seri Layar Sutera (Journey to The Past), menampilkan gaun-gaun yang lebih premium, dan gala. Pada bagian ini, Denny memaksimalkan imaginasinya, mendesain rancangan sama sedramatis motif Batik Kudus.

Garis pinggang sangat ketat, diimbangi dengan jubah-jubah Batik yang bermotif floral besar. Siluet bahu ada yang dibuat tegas dan dominan, memberi kesan kokoh dan extravaganza.

Di bagian ini motif Batik menjadi lebih mewah dengan tambahan hiasan embroidery besar dan ornamentasi beading gemerlapyang teksturnya memperkaya motif. Layar Sutera ini terinspirasi dari kenangan kejayaan masa lalu di negeri Tiongkok, merepresentasikan keindahan motif-motif khas Tiongkok yang tertuang dalam helaian Batik Kudus.

Motif-motif tersebut adalah motif flora dan fauna khas peranakan, seperti naga, phoenix, awan, burung Hong, kupu-kupu, ayam, bunga Krisan, Asteria, Lotus, dan Peonie. Rancangan dihiasi juga dengan perhiasan dari EPA Jewel, seperti cincin, gelang, anting-anting, dan kalung.

"Koleksi Sandyakala Smara ini saya persembahkan sebagai bentuk dedikasi untuk menggali lebih dalam lagi potensi-potensi yang ada pada motif Batik Kudus yang belum tereksplorasi, setelah sebelumnya hadir koleksi Pasar Malam, Padma, dan Wedari," tutup Denny Wirawan.

Koleksi Langkah Denny Wirawan

Denny Wirawan
Presentasi LANGKAH Spring Summer Collection 2023 karya Denny Wirawan di InterContinental Pondok Indah, Jakarta Selatan, 28 September 2022. (dok. IMAGE DYNAMICS)

Sebelumnya, sekitar setahun yang lalu Denny sempat mempersembahkan koleksi teranyar bertajuk "LANGKAH Spring Summer Collection 2023" dalam menandai seperempat abad dirinya berkarya di industri mode. Ia mengatakan, "Kita selalu mulai sesuatu dengan langkah pertama. Di sini, saya berharap LANGKAH jadi langkah-langkah berikutnya untuk terus berkarya."

Banyak elemen dalam LANGKAH yang diungkapnya, termasuk faktor keberlanjutan. "Saya ada pakai songket (Bali), tapi benangnya dibuat dari limbah. Jadi, limbah (kain songket) perajin dikumpulkan, dipintal kembali jadi gelondong benang, baru (diproses) jadi kain songket baru," kata Denny.

Benang daur ulang itu, Denny melanjutkan, menghasilkan kain songket Bali dengan warna bergradasi. "Cantik sekali," imbuhnya. Desainer Indonesia ini juga menungkap bahwa koleksi teranyarnya merupakan perpaduan antara wastra asal Bali dan Jawa, tepatnya wilayah Kudus, Jawa Tengah. Pulau Dewata merupakan tanah kelahiran Denny, meski ia kemudian tumbuh besar di Surabaya, Jawa Timur.

Lebih jauh Denny Wirawan berkata bahwa potongan-potongan mode dalam LANGKAH menggunakan beberapa kain bali. "Songket," sebutnya. "Lalu, geringsing yang notabene (merupakan kain yang) dibuat suku tertua di Bali. Ada endek juga."

Kain Bali yang Bisa Dikombinasikan

Denny Wirawan
Presentasi LANGKAH Spring Summer Collection 2023 karya Denny Wirawan di InterContinental Pondok Indah, Jakarta Selatan, 28 September 2022. (dok. IMAGE DYNAMICS)

Tidak juga ketinggalan, Denny memadukan seluruhnya dengan batik Kudus. "Ini sekaligus menandai bahwa kain itu sebenarnya bisa dipadu-padankan (antar daerah di Indonesia). Jadi, ada percampuran budaya di sini (koleksinya)," sebut sang desainer.

Denny menambahkan kalau ia mengadopsi garis rancangan simpel dengan teknik struktur dalam koleksi berisi 52 artikel tersebut. "Harapannya koleksi ini akhirnya juga mengangkat budaya yang diwariskan nenek moyang, karena kain benar-benar luar biasa. Saya pribadi masih mau sebanyak mungkin eksplorasi wilayah di Indonesia," tuturnya.

Presentasinya terbagi dalam tiga sequence. "Konsep pagelaran ini memadukan antara trunk show yang menghadirkan koleksi busana yang wearable, tapi saya juga ingin menghadirkan rangkaian koleksi yang mewakili proses saya berkarya selama ini," sambungnya

Terdapat ready-to-wear deluxe, juga gaun malam yang menggunakan wastra Bali. Denny mengatakan, "Kain-kain Bali yang saya pilih, beberapa memiliki cerita dan nilai-nilai yang menarik." 

Infografis Brand Modest Fashion Lokal
Infografis Brand Modest Fashion Lokal. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya