Liputan6.com, Jakarta - Gunung Patuha adalah sebuah gunung yang terdapat di Rancabali, Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jawa Barat yang memiliki ketinggian 2.434 meter. Gunung Patuha berjarak sekitar 40 km dari kota Bandung, dekat desa Sugih di kecamatan Pasir Jambu.
Gunung ini merupakan puncak tertinggi di kawasan dataran tinggi besar antara pegunungan Gede-Pangrango dan pegunungan Garut. Gunung Patuha mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.
Masih banyak hal mengenai Gunung Patuha selain lokasi dan ketinggiannya, berikut enam fakta menarik Gunung Patuha yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber pada Minggu, 5 November 2023.
Advertisement
1. Asal-usul Nama Gunung Patuha
Pak Tua adalah julukan yang diberikan untuk Gunung Patuha, lantaran umurnya diduga sudah sangat tua. Gunung api tipe B itu mucul ke permukaan bumi pada saat Dataran Tinggi Bandung masih merupakan dasar samudera.
Ketika itu, roman kulit bumi masih mengalami perubahan-perubahan revolusioner, pelipatan dan pembentukan gunung api. Salah satu dari gunung api tersebut yaitu Gunung Patuha. Gunung tersebut kemudian muncul dari permukaan dasar samudera sehingga melahirkan dataran baru yang membentang dari daerah yang kini bernama Ciwidey di sebelah barat sampai Pangalengan di sebelah timur. Bahkan kini jika berjalan-jalan di tengah perkebunan teh di daerah Pangalengan masih bisa dijumpai teras-teras gunung api dan jadi suguhan menarik wisatawan.
2. Terkenal dengan Objek Wisata Kawah Putihnya
Gunung ini memiliki kawah yang sangat eksotik, yaitu kawah putih. Kawah yang terbentuk dari letusan gunung patuha itu memiliki dinding kawah dan air yang berwarna putih.
Sesuai dengan namanya, tanah yang ada di kawasan ini berwarna putih akibat dari pencampuran unsur belerang. Selain tanahnya yang berwarna putih, air danau kawasan Kawah Putih juga mempunyai warna yang putih kehijauan dan dapat berubah warna sesuai dengan kadar belerang yang terkandung, suhu, dan cuaca.
Kawah Putih merupakan sebuah danau kawah dari Gunung Patuha yang bersuhu antara 8--22 derajat Celcius, terdapat dua kawah, yakni Kawah Saat yang berada di bagian barat dan Kawah Putih yang berada di bawahnya pada ketinggian 2.194 meter. Keindahan Kawah Putih pertama kali terungkap berkat usaha Dr. Franz Wilhelm Junghuhn yang sempat melakukan perjalanan di daerah Bandung Selatan pada 1837, hingga kini Kawah Putih dijadikan objek wisata favorit, bahkan sering jadi tempat pasangan melakukan foto pre-wedding karena keunikannya.
Advertisement
3. Sejarah Letusan Gunung Patuha
Gunung Patuha menurut catatan pernah dua kali meletus. Letusan pertama terjadi pada abad ke-10 dan meninggalkan kawah di bagian puncak sebelah barat. Karena kawah tersebut mengering, masyarakat menamakannya Kawah Saat. Dalam Bahasa Sunda, "saat" artinya kering.
Lama setelah itu, gunung tersebut tertidur lelap memasuki istirahat panjang. Kegiatan letusannya yang terjadi abad ke-13, melahirkan kawah kedua berupa danau sangat indah. Airnya bisa berubah-ubah warna, mirip dengan Danau Kelimutu. Sesekali warna airnya putih, sehingga kawah itu dinamakan Kawah Putih.
4. Nama Kunonya Gunung Malaya
Secara lokal gunung ini dikenal sebagai Gunung Sepuh dan nama kunonya adalah Gunung Malaya. Gunung ini memiliki makna sejarah yang cukup besar karena peziarah dalam teks Hindu Sunda Bujangga Manik yang ditulis lebih dari 500 tahun yang lalu. Ia diketahui mengakhiri perjalanan spiritualnya di sini, bahkan mungkin di kawah tua.
5. Lokasi Tambang Belerang di Zaman Belanda
Kepadatan belerang yang tinggi di gunung ini membuat burung enggan terbang di atas kawah. Penduduk setempat masih menganggap kawasan itu berhantu dan suasananya sangat tenang.
Pada abad ke-20, Belanda membangun tambang belerang yang kemudian dikuasai militer Jepang. Terowongan tambang belerang dan sisa-sisa bangunan tua masih ada hingga saat ini. Terdapat juga beberapa kuburan kuno di area tersebut dan tempat penduduk setempat berdoa dan memberikan persembahan.
6. Punya Dua Jalur Utama
Gunung ini sebenarnya merupakan gunung berapi kembar dengan dua kawah puncak dengan karakter yang sangat berbeda. Kawah utara yang tertutup hutan, Kawah Saat, adalah kawah tertinggi di antara keduanya dan telah terbengkalai selama berabad-abad. Kawah selatan, kini dikenal sebagai Kawah Putih.
Ada dua jalur utama menuju gunung, satu melalui Kawah Putih dan satu lagi melalui desa Cipanganten di perkebunan teh terdekat. Kawah Putih sejauh ini merupakan yang paling populer, dan juga merupakan jalur resmi.
Advertisement