Liputan6.com, Jakarta - Gunung Batukaru adalah gunung tertinggi kedua di pulau Bali setelah Gunung Agung dengan ketinggian 2.276 mdpl. Gunung Batukaru merupakan gunung berapi yang tidak aktif, lokasinya berada di Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali, Indonesia.
Puncak-puncak gunung yang berada di Bali, hampir semua disakralkan dan menjadi tujuan persembahyangan umat Hindu, termasuk juga di puncak Gunung Batukaru, pada puncak gunung Batukaru terdapat sebuah pura bernama Pura Pucak Kedaton. Sedangkan di lereng selatan Gunung Batukaru terdapat Pura Luhur Batukaru yang sudah ada sejak abad ke-11 Masehi.
Mengutip dari laman Gunung Bagging, Selasa, 21 November 2023, Gunung Batukaru tidak sepopuler Gunung Batur atau Gunung Agung meskipun area puncak telah dibersihkan dan terdapat beberapa pemandangan indah dari lereng yang lebih tinggi. Di puncak paling timur di Jawa di barat hingga Gunung Agung dan Gunung Rinjani di Lombok di timur.
Advertisement
Masih banyak hal mengenai Gunung Batukaru selain lokasi dan ketinggiannya. Berikut enam fakta menarik Gunung Batukaru yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber pada Selasa, 21 November 2023. Â
1. Gunung yang Dianggap Suci
Gunung Batukaru termasuk gunung suci di bagian barat Bali dan merupakan salah satu kawasan paling liar di pulau dewata itu. Kawasan ini sebenarnya adalah gunung tertinggi dari sebuah pegunungan besar yang terdiri dari beberapa puncak termasuk Gunung Catur atau Gunung Penggilingan (2.096 mdpl), Gunung Sanghyang (2.087 mdpl), Gunung Pohen (2.063 mdpl), Gunung Tapak (1.909 mdpl), Gunung Lesung (1.865 mdpl) dan Gunung Adeng (1.826 mdpl).
2. Rute Pendakian Populer
Secara historis, jalur yang paling populer adalah jalur yang mengarah dari Pura Batukaru (Pura Batukaru) yang dikenal dengan Jalur Wongaye Gede. Namun, meskipun rute ini tampaknya merupakan rute yang paling umum digunakan. Untuk melanjutkan perjalanan menuju puncak sendiri dari tempat parkir pura harus masuk ke area pura, untuk itu wajib memakai sarung.Â
3. Pendaki Biasa Berkemah di Puncak
Berkemah dapat dilakukan di puncak, tetapi banyak yang menjadikannya pendakian yang panjang, dimulai saat fajar menyingsing. Hingga saat ini Gunung Batukaru jarang dikunjungi oleh siapapun selain masyarakat lokal yang melakukan pendakian ke pura-pura yang ada di puncak ,namun tahun 2020 ada lebih banyak orang yang tertarik untuk mendaki hanya untuk sekedar mendaki sehingga peluangnya sedang bertemu kelompok lain di gunung.
Ada beberapa jalur di lerengnya yang kondisinya wajar. Namanya berarti 'tempurung kelapa' dalam bahasa Bali dan terdapat sumber air panas dan tiga kawah di bagian lain pegunungan besar tersebut.
Â
Advertisement
4. Terdapat Banyak Kuil
Banyak pura bertengger di ketinggian 823m di ujung jalan terjal sebelah utara Meliling melewati Jalur Wongaya Gede. Ini adalah kuil leluhur negara istana Tabanan, dan masing-masing kuil mewakili leluhur dinasti yang berbeda.
di Jalur Jatiluwih juga bisa ditemukan pura, yaitu Pura Luhur Bhujangga Waisnawa Gunung Sari (930 mdpl). Setidaknya sda kuil setiap 200 meter atau lebih tapi Luhur Bhujangga Waisnawa sejauh ini adalah yang paling rumit, menampilkan satu struktur dengan atap 11 tingkat.
5. Ada Harimau di Gunung Batukaru
Biasanya dibutuhkan waktu 4 atau 5 jam untuk mencapai puncak gunung dan 3 setengah jam untuk turun. Dari jalur Jatiluwih, tepat sebelum jalan setapak memasuki hutan, Anda akan mencapai bangunan candi kecil lainnya dengan dua harimau bercat kuning dan putih (985 mdpl).
Hal ini menunjukkan bahwa rumor tentang kucing besar yang masih hidup di hutan Batukaru mungkin benar adanya. Jalan setapak kemudian mengarah dengan nyaman melewati hutan meskipun satu-satunya tanda yang ada hanyalah pembacaan ketinggian yang tidak akurat.Â
6. Pemandangan Ijen hingga Rinjani dari Atas Puncaknya
Dalam perjalanan menuju puncaknya, setelah sekitar 3 jam mendaki hutan yang menyenangkan Anda seharusnya sudah mencapai ketinggian sekitar 2.000 m. Dari titik ini, jalan setapak menjadi semakin banyak ditumbuhi tanaman, terdapat banyak pakis dan semak belukar yang lebat untuk dilalui namun rutenya tetap terlihat jelas.
Jam terakhir pendakian cukup melelahkan, namun sempitnya punggung bukit sangat mengesankan. Tapi kalau tidak ada tumbuhan yang menyembunyikan jurang terjal di sini, mungkin akan sangat menakutkan.
Saat perjalanan melihat matahari terbit, maka saat langit mulai terang Anda sudah bisa melihat sekilas Bali dari segala arah. Akhirnya, setelah sekitar 4 atau 5 jam Anda seharusnya sudah sampai di area puncak yang berumput.
Puncak ini merupakan rumah bagi berbagai tempat suci yang menjadi tujuan akhir banyak ziarah dari desa-desa sekitar gunung. Ada banyak ruang di sini untuk tenda tetapi Anda mungkin akan menemukan bahwa area puncak itu sendiri ditutupi dengan sejumlah besar sampah dan persembahan yang dibiarkan membusuk.Â
Pemandangan saat cuaca cerah sungguh menakjubkan di sini, terlihat pegunungan di Jawa Timur termasuk Baluran kecil dan Ijen-Merapi dan Raung besar, pantai utara dan selatan Bali, Danau Tamblingan di utara, Gunung Batur dan Agung di timur. Saat cuaca sangat bagus, Anda akan dapat melihat Gunung Rinjani di Lombok dari kejauhan, tepat di sebelah kanan Agung.Â
Advertisement