Oven Tanah Liat Penyelamat Warga Gaza di Tengah Minimnya Pasokan Bahan Bakar Akibat Serangan Israel

Oven tanah liat ini merupakan warisan warga Gaza yang kembali berdaya di tengah serangan Israel.

oleh Asnida Riani diperbarui 25 Nov 2023, 02:00 WIB
Diterbitkan 25 Nov 2023, 02:00 WIB
Distribusi Makanan Warga Gaza Palestina
Warga berkerumun menunggu distribusi makanan di Rafah, Jalur Gaza selatan, Palestina, Rabu (8/11/2023). Sejak dimulainya perang Israel-Hamas, Israel membatasi jumlah makanan dan air yang diperbolehkan masuk ke wilayah Jalur Gaza sehingga menyebabkan kelaparan yang meluas di seluruh wilayah tersebut. (AP Photo/Hatem Ali)

Liputan6.com, Jakarta - Aroma kayu bakar dan roti yang baru dipanggang memenuhi udara di salah satu sudut Gaza di tengah serangan Israel. Inshirah Salem al-Aqra yang berusia 53 tahun bersumpah pada siapapun yang mau mendengarkan bahwa makanan yang dimasak di taboon berbahan bakar kayu jauh lebih kaya rasa.

Melansir Al Jazeera, Kamis, 23 November 2023, al-Aqra telah lama membuat oven tanah liat tradisional untuk siapa pun yang menginginkannya. Terbuat dari tanah liat, kotoran hewan, dan jerami, oven ini dibentuk dengan tangan dan dijemur. "Orang-orang membuat mandi (ayam yang dimasak perlahan) di oven ini atau membuat roti," kata ibu 10 anak ini.

"Dalam perang ini, semuanya sangat sulit. Orang-orang membutuhkan bahan bakar, bahkan untuk membuat kopi atau teh," tambahnya.

Stok terbatas bahan bakar dan listrik di sebagian besar Jalur Gaza telah mendorong warga Palestina kembali ke tradisi mereka dan mencari al-Aqra sebagai satu-satunya perempuan yang bisa membuatkan mereka taboon. Ini sekarang jadi satu-satunya sumber pendapatan bagi keluarganya setelah pasukan Israel membakar kapal nelayan suaminya bulan lalu.

Iq telah membuat dan menjual lima oven sejak minggu lalu, dengan lebar mulai dari 50cm hingga 90cm, lebih banyak dari yang ia buat dalam sebulan lalu. Ia tetap mempertahankan harga lamanya, dan menjelaskan, "Saya tidak ingin mengambil keuntungan dari orang lain, terutama pada saat-saat seperti ini."

Oven terkecil berharga 80 shekel (sekitar Rp333 ribu) dan yang terbesar seharga 150 (sekitar Rp624 ribu). Satu-satunya pabrik di Jalur Gaza tidak dapat menggiling gandum karena kekurangan bahan bakar setelah Israel mengepung total wilayah tersebut.

Semoga Perang Segera Berakhir

Kondisi Rumah Sakit di Gaza Pasca Pemboman
Seorang wanita berdiri bersama seorang anak perempuan di luar lokasi rumah sakit Ahli Arab di pusat kota Gaza pada 18 Oktober 2023. (MAHMUD HAMS/AFP)

Al-Aqra telah membuka rumahnya untuk pengungsi perempuan yang berlindung di sekolah-sekolah terdekat. "Mereka membawakan saya tepung, jadi saya bisa membuatkan roti untuk mereka," katanya. "Kalau saya punya air bersih, saya isi jerigennya juga."

Ia berharap perang, yang telah menewaskan 13 ribu warga Palestina dan menghancurkan Jalur Gaza, segera berakhir. "Cukup," katanya. "Kami telah kehilangan banyak hal. Sudah cukup."

Sebelumnya di tengah krisis, mi instan Indonesia telah muncul sebagai "pilihan terbaik." Setidaknya itulah yang dibagikan pengguna X, dulunya Twitter, @Hind_Gaza, 1 November 2023. Memperlihatkan mi instan cup dari merek Indomie, pemilik akun yang mengaku sebagai jurnalis Palestina yang berbasis di Jalur Gaza itu menulis dalam bahasa Inggris yang artinya, "Kami kehabisan roti selama dua hari sekarang."

"Mi instan jadi pilihan terbaik saat ini," imbuhnya. Kicauannya itu pun ditanggapi banyak warganet, termasuk dari Indonesia. Beberapa langsung menandai akun Indofood sebagai produsen Indomie untuk memberi bantuan pasokan makanan pada para warga Gaza.

Mi Instan Indonesia Jadi Andalan

Perang Israel-Hamas
Mi instan Indonesia jadi penyelamat warga Gaza di tengah serangan Israel. (dok. X @Hind_Gaza/https://twitter.com/Hind_Gaza/status/1719484422167089574)

"Mimin @indofood support indomie dong ke Gaza buat makanan darurat," kata salah satu warganet, yang disambung pengguna lain, "@indofood bantu kirimin min butuh banget di sana." "Bismillah @indofood bisa bantu kirim ke Gaza nggak? In syaa Allaah nanti kita yang beli," timpal yang lain.

Ada juga yang berkomentar, "Ayo @indofood kirimkan bantuan produk makananmu ke Palestina. Aku janji bakalan beli produkmu seumur hidup karena memang secinta itu sama Indomie. Tolong @indofood kirimkan bantuan untuk mereka secepatnya. 🥺🙏🏻"

Salah satu warganet bahkan memberi tips makan Indomie tanpa dimasak. "Alhamdulillah setidaknya ada itu. Semoga Anda menyukainya, terlepas dari situasinya. Kalau kepepet, (tapi saya harap tidak 😭) rasanya tetap oke saat tidak direbus: hamburkan mi, masukkan semua bumbu kering (tambahkan yang lain sesuai selera) dan kocok sampai rata," paparnya.

Di kabar terbaru, direktur jenderal Kementerian Kesehatan Gaza yang berada di dalam Rumah Sakit Indonesia, Munir al-Bursh, mengatakan tentara Israel telah memperingatkan orang-orang yang berada di fasilitas tersebut untuk dievakuasi dalam empat jam.

Pengeboman Berlanjut

Rumah Sakit Indonesia di Palestina menjadi salah satu lokasi tersebut setelah eskalasi perang Hamas Vs Israel terjadi sejak Sabtu (7/10) (MER-C)
Rumah Sakit Indonesia di Palestina menjadi salah satu lokasi tersebut setelah eskalasi perang Hamas Vs Israel terjadi sejak Sabtu (7/10) (MER-C)

Berbicara pada Al Jazeera, ia mengatakan bahwa pemboman terus berlanjut di sekitar rumah sakit di Gaza utara dari semua sisi.  Ia juga menyebut bahwa ada 65 mayat di dalam fasilitas medis yang terkepung dan mereka tidak dapat menguburkannya.

A-Bursh mengatakan, ada sekitar 200 pasien yang tersisa di RS Indonesia setelah sekitar 450 pasien dievakuasi kemarin, Rabu, 22 November 2023. Setiap ambulans membawa hingga tujuh orang sekaligus, tambahnya.

Badan amal Indonesia Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), yang mendanai Rumah Sakit Indonesia di Gaza ketika dibangun pada 2011, mengatakan rumah sakit tersebut telah dievakuasi sepenuhnya dan relawannya dipindahkan ke Rafah.

"Rumah Sakit Indonesia sekarang kosong, dan relawan kami telah dipindahkan ke sekolah dekat Rumah Sakit Eropa di Rafah," Sarbini Abdul Murad, kepala MER-C, mengatakan pada Al Jazeera. "Para dokter dan korban luka dipindahkan ke Rumah Sakit Eropa. Relawan kami berlindung di sekolah bersama ribuan (warga) lainnya."

Infografis Tragedi Kemanusiaan 3.000 Lebih Anak Meninggal di Gaza. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Tragedi Kemanusiaan 3.000 Lebih Anak Meninggal di Gaza. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya