Liputan6.com, Jakarta - Rekaman online yang beredar menunjukkan tentara Israel menyanyikan doa-doa Yahudi melalui pengeras suara di sebuah masjid di Jenin, Tepi Barat yang diduduki. Klip itu menimbulkan kemarahan di jagat maya, dengan tuduhan militer negara itu melecehkan Islam.
Sebagai respons, mengutip BBC, Jumat (15/12/2023), Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengaku mengutuk perilaku beberapa tentaranya yang terekam bernyanyi dan berdoa melalui mikrofon di sebuah masjid di Jenin di Tepi Barat yang diduduki.
Baca Juga
Serbu Rumah Sakit, Tentara Israel Tahan Puluhan Petugas Kesehatan Laki-laki dan Tewaskan 2 Pasien Anak Gaza Utara
Kantor PM Israel Rilis Foto Benjamin Netanyahu di Bunker Saat Serangan ke Iran, Sembunyi?
7 Ledakan Terdengar Saat Israel Serang Fasilitas Militer Iran, Picu Wilayah Udara Teheran Ditutup
Hal ini terjadi saat operasi melawan militan di kota tersebut, yang sejauh ini telah menewaskan 11 warga Palestina, kata Kementerian Kesehatan Palestina. IDF mengatakan para prajurit akan "didisiplinkan sebagaimana mestinya."
Advertisement
Di salah satu rekaman, sebuah lagu tentang mengusir kegelapan yang terkait festival Hanukkah Yahudi terdengar dinyanyikan dalam bahasa Ibrani melalui pengeras suara masjid. Orang yang merekam tertawa dan ikut menyanyikan lagu tersebut.
Klip lain menunjukkan tentara berseragam di dalam masjid membacakan doa Yahudi melalui mikrofon. Kementerian Luar Negeri Palestina mengecam apa yang mereka sebut sebagai "penghinaan terhadap kesucian masjid." Di sebuah pernyataan pada Kamis, 14 Desember 2023, IDF mengatakan tentara tersebut "bertindak bertentangan dengan kode etik IDF dalam lembaga keagamaan."
Pernyataan itu mengatakan mereka yang bertanggung jawab "segera diberhentikan dari aktivitas operasional." Ia menambahkan, "Perilaku tentara dalam video tersebut serius dan sangat bertentangan dengan nilai-nilai IDF."
Â
Bukan Kali Pertama
Sebelum insiden di Jenin, tentara Israel berulang kali dikecam karena perilaku buruknya yang difilmkan dan diunggah di media sosial. Sejak pasukan Israel berperang di Gaza sejak Oktober 2023, banyak video yang bermunculan, termasuk menunjukkan seorang tentara menghancurkan sebuah toko mainan, sementara orang yang merekamnya tertawa.
Ada juga tentara yang membakar barang-barang di belakang truk, dan yang lainnya mengobrak-abrik pakaian wanita di tempat yang tampaknya merupakan kediaman pribadi. Akhir pekan kemarin, juru bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari mengutuk perilaku tentara tersebut.
"Pasukan IDF beroperasi sesuai nilai-nilai dan semangat IDF," ia mengklaim. "Tentara di medan perang diharuskan bertindak secara profesional dan etis, dan kami tidak akan berkompromi dalam hal ini. Dalam hal apa pun, (video tidak) sejalan dengan nilai-nilai IDF, tindakan komando, dan disipliner akan diambil. Inilah caranya di IDF."
Sementara di Jenin, pasukan Israel telah memerangi militan Palestina sejak IDF melancarkan operasi untuk menangkap tersangka di sana pada Selasa, 12 Desember 2023.
Â
Advertisement
Tidak Hanya di Jenin
Sebelas warga Palestina telah dibunuh pasukan Israel di kota itu, kata Kementerian Kesehatan Palestina. Pihaknya mengatakan salah satu korban tewas adalah anak laki-laki berusia 13 tahun.
IDF mengklaim, pihaknya menemukan puluhan senjata, laboratorium bahan peledak, terowongan, dan pos pengamatan berdasarkan hasil penggeledahan telah menggeledah dari rumah ke rumah di kamp pengungsi di sana. Dikatakan pihaknya juga telah menahan ratusan tersangka.
Selain di Jenin, militer Israel dilaporkan terus memperluas wilayah serangan, bahkan sampai di Rafah, yang semula dianggap "zona aman" di Gaza. Sumber-sumber di selatan wilayah kantong itu mengindikasikan bahwa serangan udara terpisah terhadap dua tempat tinggal di Rafah telah menewaskan sejumlah besar warga sipil.
"Pekerja pertahanan sipil bersama warga sipil lain bergegas mencoba menyelamatkan orang-orang dari bawah reruntuhan. Selain itu, dilaporkan juga puluhan korban luka lainnya," kata reporter Al Jazeera, Hamdah Salhut, dikutip Kamis, 14 Desember 2023.
"Ingatlah bahwa Rafah seharusnya jadi salah satu 'zona aman' yang ditetapkan militer Israel bagi warga Palestina yang terpaksa meninggalkan rumah mereka, beberapa di antaranya berkali-kali (pindah mengungsi)," katanya. "Tapi, pemboman Israel tiada henti terjadi di mana-mana."
Tidak Ada Lagi Tempat Aman di Gaza
Salhut mengatakan bahwa ada juga laporan serangan udara yang menewaskan sejumlah besar warga Palestina di Gaza utara Rabu malam, 13 Desember 2023. Khusus di Rafah, tentara Israel mengatakan mereka akan "beroperasi di mana pun mereka merasa perlu," tambah Salhut.
"Ingat, ada ratusan ribu warga sipil Palestina yang mencari perlindungan di Rafah dan di beberapa wilayah Khan Younis. Namun, seperti yang terus-menerus dikatakan para penduduk tersebut, tidak ada tempat yang aman bagi mereka di Gaza karena pemboman dan serangan udara Israel tiada henti."
Sebuah video yang dibagikan di Instagram menunjukkan sejauh mana kehancuran akibat serangan tentara Israel di daerah pemukiman di kota Rafah di Gaza selatan. Sedikitnya 20 orang tewas dalam serangan tersebut, menambah nelangsa korban perang Israel-Palestina.
Hampir setengah dari populasi Gaza yang berjumlah hampir 1,9 juta orang kini diperkirakan tinggal di wilayah Kegubernuran Rafah di Gaza selatan, kata badan bantuan PBB di wilayah Palestina yang diduduki.
"Masyarakat dalam jumlah besar menunggu berjam-jam di sekitar pusat distribusi bantuan, sangat membutuhkan makanan, air, tempat tinggal, kesehatan, dan perlindungan," kata PBB. Meski bantuan terbatas masih didistribusikan di Rafah, distribusi bantuan sebagian besar terhenti di seluruh Gaza, pihaknya menambahkan.
Advertisement