Setelah Halloween, Shibuya Jepang Juga Tiadakan Acara Hitung Mundur Tahun Baru 2024

Pelarangan hitung mundur Tahun Baru membuat Shibuya Jepang memberlakukan aturan itu selama empat tahun berturut-turut.

oleh Asnida Riani diperbarui 21 Des 2023, 18:00 WIB
Diterbitkan 21 Des 2023, 18:00 WIB
Suasana Malam di Tokyo Jelang Pemberlakuan Pembatasan Baru
Orang-orang yang memakai masker berjalan di distrik Shibuya di Tokyo (19/1/2022). Pemerintah Jepang menyetujui pembatasan virus corona baru di sebagian besar negara, termasuk ibu kota untuk memerangi rekor infeksi yang dipicu oleh varian Omicron. (AFP/Behrouz Mehri)

Liputan6.com, Jakarta - Distrik Shibuya di Tokyo, Jepang sekali lagi membatalkan penghitungan mundur malam Tahun Baru 2024, menandai absennya event itu selama empat tahun berturut-turut. Keputusan ini diambil berdasarkan kekhawatiran atas "keselamatan dan keamanan acara tersebut," yang biasanya menarik sekitar 100 ribu pengunjung.

Dalam pemberitahuan online, dikutip dari CNA, Kamis (21/12/2023), Wali Kota Shibuya Ken Hasebe mengatakan bahwa keputusan tersebut mempertimbangkan "peningkatan jumlah pengunjung sejak musim panas," dan keamanan akan diperkuat sejak tahun lalu.

"Demi mencegah kecelakaan terkait kepadatan berlebihan, pemerintah kota bermaksud memperkuat keamanan dan menerapkan langkah-langkah keselamatan bekerja sama dengan polisi, badan transportasi umum, dan pemadam kebakaran," katanya.

Wali Kota juga mengumumkan bahwa minuman keras di jalan di area sekitar Stasiun Shibuya akan dilarang mulai pukul 18.00 pada 31 Desember 2023 hingga pukul 05.00 pada 1 Januari 2024. Kios, toko serba ada, dan pedagang massal di daerah tersebut telah diminta tidak menjual minuman beralkohol, tambah Hasebe.

Iklan dan tampilan lain di sekitar persimpangan Shibuya yang terkenal juga akan dimatikan pukul 23.00 pada 31 Desember 2023, satu jam lebih awal dari biasanya. Distrik ini pertama kali membatalkan acara hitung mundur malam Tahun Baru, yang mulai diselenggarakan pada 2016, tahun 2020, karena pandemi COVID-19.

Alasan yang sama juga disampaikan saat acara tersebut dibatalkan pada 2021 dan 2022. Sebelum perayaan Tahun Baru 2024, Hasebe sudah lebih dulu meminta masyarakat menjauh dari distrik populer tersebut saat perayaan Halloween. Masalah keamanan pada hari yang biasanya menarik banyak pengunjung itu jadi alasannya.

Tidak Hanya Tahun Baru

Wisatawan Dilarang Datang ke Shibuya untuk Rayakan Halloween, Patung Hachiko Sampai Dipagari
Situasi Shibuya, Jepang, jelang perayaan Halloween 2023. (dok. Philip FONG/AFP)

Mengutip Kyodo News, 14 September 2023, Ken Hasebe mengatakan "bukan tidak mungkin" insiden di Seoul tahun lalu juga terjadi di Shibuya. Ungkapan ini merujuk pada insiden kepadatan orang yang kemudian disebut-sebut sebagai "tragedi halloween Itaewon."

Lebih dari 150 orang tewas dalam kerumunan massa pada 29 Oktober 2022 di distrik hiburan Itaewon, Seoul, setelah puluhan ribu orang berkumpul untuk bergabung dalam pesta pora Halloween pertama sejak pembatasan Covid-19 dilonggarkan.

"Saya tidak ingin orang ke Shibuya jika mereka datang hanya untuk Halloween," kata Hasebe saat konferensi pers, Selasa, 12 September 2023, seraya menambahkan bahwa distrik tersebut bukanlah tempat pesta. Minum-minum di jalanan telah jadi hal yang normal pada hari itu.

Potensi perkelahian dan banyaknya sampah juga menimbulkan risiko keselamatan, katanya. Banyak orang, termasuk turis asing, diperkirakan berkumpul di distrik tersebut, yang terkenal dengan penyeberangannya yang ikonis, untuk merayakan Halloween.

Seperti dalam pengumuman terbaru, area ini juga melarang minuman beralkohol di sekitar Stasiun Shibuya mulai 27 Oktober 2023 hingga awal 1 November 2023. Toko-toko di sekitar area tersebut juga akan diminta membatasi penjualan alkohol pada 28 dan 31 Oktober 2023.

WNI Rayakan Halloween di Jepang

Halloween 2023
WNI pakai kostum makhluk mitologi Bali, Rangda, saat rayakan Halloween di Jepang. (dok. tangkapan layar video TikTok @young_monkey00/https://www.tiktok.com/@young_monkey00/video/7295629863426297090)

Di tengah pembatasan itu, ide out of the box direalisasikan seorang warga negara Indonesia (WNI) ketika ikut merayakan Halloween di Jepang. Ia memilih cosplay jadi makhluk mitologi Bali, Rangda, dan sukses menarik perhatian publik di Negeri Sakura.

Momen ini jadi viral setelah dibagikan melalui serangkaian unggahan di akun TikTok @young_monkey00. Klip pertama, yang diunggah pada 22 Oktober 2023, memuat keterangan, "Siap meramaikan Halloween😁✌🏼."

Rekaman berdurasi 15 detik itu memperlihatkan kostum Rangda yang telah ia siapkan. Ada juga beberapa video lanjutan memperlihatkan "Rangda" bergerak atraktif, mengundang orang di sekitarnya berhenti untuk melihat. Tidak ketinggalan, ia juga merekam reaksi orang Jepang melihat kostum Halloween-nya.

Beberapa tampak tersenyum takjub dan dengan sigap merekam momen itu di ponsel mereka. Ada juga yang lari sambil berteriak ketika hendak dihampiri orang berkostum Rangda tersebut. Warganet pun tidak mau kalah, berbondong-bondong memenuhi kolom komentar. Salah satunya bertanya bujet yang dihabiskan untuk membuat kostum Rangda.

Si pengunggah video menjawab, "Yang tak (saya) bawa hampir (Rp)10 juta-an." Ia juga menambahkan, "Standar itu kalo gak salah sekitar (Rp)5 jutaan udah dapet 1 set."

Wajib Tes TBC bagi Turis Indonesia

Bunga Sakura Bermekaran di Jepang
Para pengunjung menikmati sakura mekar di Taman Ueno, Tokyo, Sabtu (25/3/2023). Memasuki musim semi di Jepang, warga hingga turis mancanegara berbondong-bondong menikmati keindahan dari bunga sakura yang mekar. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sementara itu, Indonesia jadi satu dari enam negara yang warganya bakal diwajibkan tes TBC sebelum berlibur ke Jepang pada 2024. Selain Indonesia, negara-negara yang masuk dalam daftar aturan tes tuberkulosis sebelum kedatangan ini adalah China, Myanmar, Nepal, Filipina, dan Vietnam.

Melansir Japan Today, 19 November 2023, keenamnya dipilih karena sebagian besar warganya didiagnosis mengidap penyakit menular tersebut saat berada di Jepang, sebut Menteri Kesehatan negara itu, Keizo Takemi. Persyaratan tes TBC berlaku bagi warga enam negara tersebut maupun orang asing yang tinggal di sana.

Pendatang dari enam negara yang berencana tinggal lebih dari tiga bulan di Jepang untuk tujuan belajar atau bekerja juga wajib menyertakan hasil tes. Mereka akan diminta memberi bukti bahwa mereka tidak terinfeksi TBC sebelum kedatangan atau ditolak masuk.

"Kami sedang membuat pengaturan akhir untuk memulai sistem ini pada tahun fiskal berikutnya," Menteri Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang, Takemi, mengatakan. Sebagai catatan, tahun fiskal Jepang dimulai pada April.

Menurut sumber, aturan ini kemungkinan akan diperkenalkan mulai dari negara-negara yang telah menyelesaikan persiapan tes tersebut. Pemerintah Jepang sebelumnya mempertimbangkan menerapkan sistem pemeriksaan tuberkulosis wajib menjelang pembukaan Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo pada 2021.

Infografis Destinasi Wisata Urban
Wisata urban adalah wisata yang menjadikan ruang-ruang publik kota dan pengalaman hidup di perkotaan sebagai atraksi utama. (Dok: Liputan6.com/Trisyani)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya