Liputan6.com, Jakarta - Ada satu lagi fenomena yang mengingatkan kita untuk tidak secara membabi-buta mengikuti tren media sosial. Belakangan, influencer TikTok memuji tretinoin sebagai keajaiban perawatan kulit, namun dokter mendesak mereka yang menggunakan obat resep tersebut untuk berhati-hati.
Komunitas kesehatan dan kecantikan di media sosial telah mengklaim bahwa obat tersebut menjanjikan "kulit bening," membuat pengadopsinya tampak lebih muda dan menghilangkan jerawat, dilansir dari NY Post, Minggu, 21 Januari 2024. Tretinoin biasanya digunakan untuk mengobati jerawat parah dan penyakit kulit lain.
Salah satu versi tretinoin diklaim dapat digunakan untuk mengatasi kerutan halus, flek hitam, atau kulit kasar di wajah akibat sinar matahari. Obat ini tersedia dalam bentuk gel, krim, dan lotion.
Advertisement
Marc Siegel mengatakan pada Fox News Digital bahwa meski tretinoin dapat memberi efek ringan hingga sedang terhadap kondisi kulit tertentu, termasuk jerawat, klaim bahwa obat tersebut adalah obat mujarab untuk kulit disebut "sama sekali tidak berdasar."
"Ini adalah pelebaran dan distorsi dari sesuatu yang memiliki nilai pengobatan ringan," katanya. "Ini mungkin memperbaiki kondisi kulit sampai batas tertentu, tapi juga dapat menimbulkan efek samping, termasuk risiko kulit melepuh."
"(Penggunaan obat tretinoin) adalah sesuatu yang perlu berada di bawah rekomendasi dan pengawasan dokter kulit. Ini bukan sesuatu yang seharusnya digunakan begitu saja secara bebas," beber dr. Siegel.
Menyetop Penyebaran Misinformasi
Siegel juga berpendapat, turunan Vitamin A yang berpotensi bermanfaat bagi kesehatan kulit hanyalah tren terbaru TikTok yang telah dilebih-lebihkan. Ia menekankan bahwa platform sosial itu "bukan tempat untuk mencari informasi kesehatan, titik."
"Informasi dan misinformasi itu menular," sebut dia. "Jadi, itu tidak pernah ada dalam perspektif. Itu selalu heboh. Tidak pernah ada standar kesehatan yang nyata."
Ahli bedah plastik lulusan Harvard dan John Hopkins, Dr. Bart Kachniarz, sepakat bahwa mengabaikan konsultasi medis membuat perempuan muda berisiko menggunakan obat secara tidak benar atau mengalami reaksi merugikan tanpa dukungan yang tepat.
Ia mencatat, meski tretinoin adalah "obat manjur," dengan manfaat yang terbukti, ini bukanlah "peluru ajaib" dan dapat menyebabkan efek samping yang signifikan. "Influencer sering mengabaikan kelemahan ini dan menggambarkan harapan yang tidak realistis mengenai kulit sempurna yang dapat dicapai hanya dengan tretinoin," katanya.
Ini, ia menyambung, dapat menyebabkan kekecewaan, bahkan berpotensi berbahaya jika digunakan secara tidak benar.
Advertisement
Tidak Harus Pakai Obat Resep
Â
Seperti halnya banyak produk yang digembar-gemborkan di media sosial, Siegel memperkirakan tretinoin pada akhirnya akan diserbu dan pasokannya habis, yang dapat menyebabkan kelangkaan.
Kachniarz juga menyatakan keprihatinannya mengenai potensi kekurangan obat, yang menurutnya dapat menyulitkan mereka yang memiliki kebutuhan medis yang sah, seperti penderita jerawat parah dan photoaging, untuk mengakses obat-obatan tersebut.
Dokter kulit triple-boarded yang berbasis di Los Angeles, Dr. Mamina Turegano menjawab berbagai pertanyaan tentang tretinoin di TikTok, dengan menyebutkan bahwa obat tersebut disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) untuk melawan jerawat pada anak-anak berusia sembilan tahun.
Namun jika menyangkut perawatan anti-aging, Turegano merekomendasikan agar pasien menundanya sampai mereka berusia 20-an. Ia juga menekankan, alih-alih memulai dengan tretinoin, retinoid yang diresepkan, pasien dapat memulai dengan obat yang dijual bebas, seperti retinol.
"Terkadang ada baiknya memulai dengan retinol agar kulit Anda terbiasa dengan cara kerjanya," kata dia. "Ini meningkatkan pergantian sel sehingga terkadang orang mengalami iritasi dan pengelupasan."Â
Efek Samping Tretinoin
Kachniarz, seorang dokter yang berbasis di Miami yang bekerja di Belcerna Plastic Surgery, berpendapat bahwa desakan terus-menerus terhadap gambaran kulit sempurna di media sosial juga dapat memperburuk masalah citra tubuh dan berkontribusi pada standar kecantikan yang tidak realistis.
Dokter kulit Dr. Daniel Sugai juga membahas tentang tretinoin secara online dan menyebut kesalahan umum terkait obat tersebut. Secara khusus, ia menghimbau masyarakat untuk menghindari penggunaan produk tersebut di siang hari dan sebaliknya menggunakannya sebelum tidur.
"Sinar matahari akan menonaktifkan tretinoin, membuat krim ini tidak dapat mengurangi garis-garis halus dan kerutan, mengurangi hiperpigmentasi, serta membersihkan pori-pori Anda," ujarnya.
Baik gel atau krim, Sugai merekomendasikan penggunaan tretinoin seukuran kacang polong, memecahnya jadi titik-titik kecil, lalu menempelkannya ke seluruh wajah. Ia juga mengimbau pengguna tretinoin untuk meminimalkan produk perawatan kulit, yakni pembersih wajah, pelembap, dan tabir surya.
Efek samping tretinoin antara lain rasa terbakar, gatal, perih, kulit bersisik atau kemerahan, nyeri atau mengelupas di tempat pengaplikasian, dan kulit menghangat.
Advertisement