Memperkuat Penerapan Ekonomi Hijau dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

Pengelolaan sampah masih menjadi tantangan krusial bagi masyarakat Indonesia menyambut Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2024.

oleh Tim Lifestyle diperbarui 24 Feb 2024, 06:53 WIB
Diterbitkan 11 Feb 2024, 00:09 WIB
Ilustrasi Tempat Sampah
Ilustrasi tempat sampah. (dok. Unsplash.com/Paweł Czerwiński @pawel_czerwinski)

Liputan6.com, Jakarta - Pengelolaan sampah masih menjadi tantangan krusial bagi masyarakat Indonesia menyambut Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2024. Merujuk pada data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), timbunan sampah nasional pada tahun 2023 telah mencapai angka 17,4 juta ton, dimana 33,5% dari total sampah tersebut belum terkelola dengan baik .

Data dari Program Lingkungan PBB pun menunjukkan Indonesia sebagai negara penghasil sampah plastik terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok yang mayoritas berasal dari sektor rumah tangga sebesar 38% pada tahun 2023. Kondisi tersebut memicu krisis berkelanjutan jika tidak segera ditangani, seperti terjadinya kasus ledakan gas metana yang menumpuk di 38 lokasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) pada November tahun lalu.

Krisis ini mendorong berbagai inisiatif kolaborasi dan inovasi berkelanjutan seperti keberhasilan Gerakan Pilah Sampah yang digencarkan KLHK dalam menghadirkan bank sampah hingga 25.540 unit, yang semuanya dikelola secara mandiri oleh lintas komunitas.

Di sisi lain, pengelolaan sampah terpadu semakin mengemuka berkat peran para ecopreneurs yang mendorong masyarakat untuk peduli tentang pentingnya hilirisasi sampah dalam mendukung ekonomi sirkular.

Adapun hilirisasi sampah sendiri merupakan pendekatan pentahelix, yang salah satunya tampak dalam skema pemberian insentif oleh para akademisi, pemerintah, industri swasta, komunitas, hingga media untuk mendorong perubahan perilaku menuju partisipasi aktif masyarakat terhadap 3R (reduce, reuse, recycle).

Selaras dengan komitmen mengedepankan praktik bisnis berkelanjutan, PT Global Digital Niaga, Tbk (‘Blibli’; ‘Perseroan; kode saham BEI: ‘BELI’) sebagai pelaku industri telah secara bertahap menerapkan berbagai inisiatif pengurangan sampah kemasan sejak tahun 2020, salah satunya adalah program Take-Back yang memfasilitasi konversi 10 kemasan bekas menjadi 1 bibit pohon.

Sejak program Take-Back diinisiasi, telah terkumpul sekitar 80.000 sampah kemasan dari pelanggan yang berhasil dikonversi menjadi 8.000 pohon dan telah ditanam di 3 lokasi di Indonesia.

 

 

Mewujudkan Ekonomi Sirkular

Memperkuat Penerapan Ekonomi Hijau dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
Memperkuat Penerapan Ekonomi Hijau dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.  foto: istimewa

Selanjutnya, kemasan Blibli yang sudah berstandar FSC (Forest Stewardship Council) itupun didaur ulang oleh mitra rantai pasok kami untuk menjadi shredded paper sebagai alternatif bubble wrap. Kemasan berstandar FSC artinya bersumber dari bahan baku yang berkelanjutan yang dikelola secara bertanggung jawab.

Pelanggan dapat berpartisipasi dalam program ini melalui layanan kurir BES Paket yang datang ke rumah, atau bisa juga secara mandiri mendatangi lebih dari 10 dropbox collection yang tersebar di beberapa titik di Jabodetabek, termasuk di kantor pusat Blibli, tiket.com dan Ranch Market.

“Selaras dengan komitmen sustainability Blibli Tiket ACTION, kami sebagai pelaku industri secara konsisten memberikan edukasi dan melibatkan pelanggan, mitra rantai pasok, serta karyawan Blibli, tiket.com dan Ranch Market dalam upaya hilirisasi sampah,” terang Lisa Widodo, Co-Founder & COO Blibli.

Beberapa program yang dilakukan, di antaranya daur ulang hingga 4 ton sampah kemasan sepanjang tahun 2023 untuk mewujudkan ekonomi sirkular bersama Recycling Village, Liberty Society, dan 180 Degrees, dengan koleksi eksklusif daur ulang telah terjual habis di microsite Blibli Cinta Bumi Eco Hub.

Blibli Tiket juga bekerjasama dengan Magalarva mengolah 3,5 ton limbah makanan dari operasional bisnis menjadi pakan ternak. Bagi pelanggan setia Blibli Tiket, selain turut serta dalam program pengembalian sampah kemasan yang selanjutnya diolah kembali menjadi shredded paper oleh Daya Selaras, kini juga bisa menukarkan Blibli Tiket Rewards untuk donasi pohon lewat aplikasi Blibli.

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

Memperkuat Penerapan Ekonomi Hijau dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.  foto: istimewa
Memperkuat Penerapan Ekonomi Hijau dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. foto: istimewa

Lisa menambahkan, “Semua inisiatif ini kami lakukan dalam mendukung efisiensi sumber daya, pengelolaan sampah, dan pengurangan emisi karbon, untuk bersama mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pilar Produksi dan Konsumsi yang Bertanggung Jawab, serta pilar Penanganan Krisis Iklim.”

Cynthia Handriani Wijaya Chief Corporate Officer Daya Selaras Group selaku mitra waste management dan produsen kemasan Blibli, berujar, “Berbekal pengalaman dalam mengelola sampah kertas industri, kemasan kardus dan logistik di Indonesia, kami melihat terdapat benang merah rantai pasok yang dapat kami dukung dan kembangkan pada sampah kemasan Blibli.

Kami dapat menjemput dan mendaur ulang sampah kemasan tersebut untuk digunakan kembali dalam operasional perusahaan sebagai kemasan baru. Oleh karenanya, kami berharap kerjasama berbasis rantai pasok sirkular ini dapat terus berlanjut kedepannya.”

Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional tahun ini menjadi momentum yang tepat bagi Blibli Tiket Group untuk menyampaikan apresiasi kepada seluruh karyawan, pelanggan dan mitra yang terlibat dalam hilirisasi sampah dan turut mengajak menyukseskan pengurangan emisi karbon lewat donasi tanam pohon dengan menukar Blibli Tiket Rewards mulai dari 5000 poin.

 

Infografis Jenis Sampah Daur Ulang
Infografis Jenis Sampah Daur Ulang. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya