Sama-sama Menginjeksikan Zat Tertentu ke Tubuh, Apa Bedanya Prosedur Filler dan Botox?

Filler dan botox jadi pilihan prosedur kecantikan yang sedang tren belakang ini. Keduanya sama-sama menginjeksi cairan ke dalam kulit, namun botox menggunakan sejenis protein yang berasal dari bakteri, sedangkan filler biasanya berasal dari Hyaluronic Acid.

oleh Rusmia Nely diperbarui 11 Jun 2024, 14:34 WIB
Diterbitkan 11 Jun 2024, 13:01 WIB
Jangan Dipencet, Ini Sederet Tips Aman Atasi Jerawat Tanpa Bekas
Ilustrasi perbedaan Prosedur Filler dan Botox. . (Pixabay.com)

Liputan6.com, Jakarta - Menjamurnya tren kecantikan saat ini membuat prosedurnya juga semakin berkembang. Di antaranya yang mungkin yang sering kita dengar adalah prosedur filler dan botox. 

Baik filler maupun botok merupakan prosedur kecantikan yang bisa membentuk wajah atau contouring untuk mempertegas bentuk wajah pada bagian-bagian tertentu seperti hidung, dagu, kening, dan bagian-bagian lain yang dianggap butuh peningkatan. Namun, apa sebenarnya perbedaan kedua prosedur di atas?

Keduanya merupakan prosedur kecantikan non-invansif, berbeda dengan operasi plastik. Kedua jenis prosedur ini juga sama-sama memasukkan cairan sejenis gel ke dalam epidermis kulit dengan tujuan tertentu.

"Kalau filler itu bertujuan mengisi sesuai dengan namanya, filler. Sedangkan, botox itu dimasukkan ke otot untuk mengendurkan otot. Kok ototnya dibuat kendur? Tujuan adalah agar kulit yang sudah kendur jadi tidak terlalu kelihatan ketika bagian otot yang menariknya sudah tidak terlalu kencang," jelas dr. Kristian Wijaya, dokter kecantikan dan Founder dari Bening's Clinic ketika ditemui dalam konferensi pers "Embracing Diverse Beauty with the Versatility of HA Fillers" di Jakarta Selatan, Senin, 10 Juni 2024.

Perbedaan terletak pada jenis bahan yang dimasukkan ke dalam kulit. Untuk botox, bahan cairan yang digunakan protein Clostridium botulinum. Protein ini berasal dari bakteri dengan nama yang sama. Sedangkan,  filler menggunakan Hyaluronic Acid, yang sudah tak asing lagi digunakan dalam dunia kecantikan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Filler Ternyata Bisa Dikembalikan ke Semula

Contoh ilustrasi pemasangan filler bibir
Biasanya setelah dilakukan pemasangan, bibirmu akan terlihat lebih membengkak sedikit, namun secara berangsur hasilnya akan terlihat. (Foto: Pexels.com/Youssef Labib)

Berbeda dengan operasi plastik yang menggunakan implan, filler bisa kembali ke bentuk semula tanpa harus dioperasi atau 'disedot' kembali.

"Filler ini dia akan ngeblend, bukan sesuatu yg harus dicabut kalau kita sudah tidak mau menggunakannya lagi. Ada satu enzim namanya Hyaluronidase. Enzim ini juga dihasilkan oleh tubuh kita dan bisa menetralkan filler Hyaluronic Acid," sebut dr. Kardiana Dewi, Dermatologis dan influencer kecantikan.

Dengan begitu, filler memiliki masa bertahan, tergantung jenis yang digunakan. Ada yang bisa bertahan satu hingga dua tahun. Dewi juga mengatakan bahwa filler karena bentuknya yang gel, bisa memberikan bentuk yang lebih natural ketimbang implan yang kaku.

Selain digunakan sebagai contouring dalam dunia kecantikan, filler juga punya fungsi dalam meningkatkan kecantikan kulit. Kandungan Hyaluronic Acid yang dipakai bisa memberikan efek glowing karena meningkatkan produksi dari kolagen di lapisan epidermis. Filler, sesuai dengan fungsi awalnya yang digunakan untuk 'mengisi' bagian kulit yang sudah rusak atau kendur, juga bisa digunakan sebagai 'filling' dan skin enhancement.

"Filler ini juga bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas kulit, jadi tidak hanya untuk contouring wajah saja," sebut dr. Lanny Juniarti, dokter kecantikan dari Miracle Aesthetic Clinic.


Apa Beda Filler dengan Hyaluronic Acid dan Silikon Cair?

Kesha Ratuliu
Kesha Ratuliu Usai 4 Tahun Filler Wajah (Sumber: Instagram/kesharatuliu05)

Fungsi filler sebagai peningkat kualitas kulit ini biasanya dipakai oleh anak-anak muda yang belum mengalami pengenduran kulit. Lanny juga mengatakan bahwa waktu yang aman untuk menggunakan filler adalah ketika pasien sudah dewasa dan secara psikologis sadar akan pilihannya.

Di balik prosedur filler yang sedang booming akhir-akhir ini, ternyata tetap bisa membahayakan jika tidak dipilih secara hati-hati. Salah satu berita yang pernah terdengar adalah kematian yang disebabkan oleh praktik ini. Pasalnya, zat pengisi yang digunakan bukanlah hyaluronic acid yang memang alami di tubuh, tetapi oleh silikon cair.

"Sudah banyak penelitian yang mengatakan bahwa bahan silikon cair berbahaya jika disuntikkan ke dalam kulit. Sifat silikon cair tersebut tidak bisa dikontrol ketika sudah masuk ke dalam jaringan kulit, ini yang berbahaya," kata Dewi menjelaskan.

Dewi mewanti-wanti bagi siapa pun yang ingin melakukan prosedur filler, selalu harus berhati-hati dengan jenis filler yang ingin digunakan. Ia selalu meminta para beauty enthusiast untuk bertanya dan mencari lebih jauh soal merek Hyaluronic Acid yang akan digunakan.

"Ada ratusan merek Hyaluronic Acid untuk filler, selalu tanya ke dokter kalian merek Hyaluronic Acidnya dan informasinya," sebut Dewi, mengingatkan.


Perawatan Setelah Melakukan Filler

Apa Bedanya Prosedur Filler dan Botox?
Acara Konferensi Pers "Embracing Diverse Beauty with the Versatility of HA Fillers" di Jakarta Selatan, Senin (10/06/2024). (dok. Liputan6.com/Rusmia Nely)

Setelah melakukan filler, sebetulnya tidak ada perawatan khusus yang harus dilakukan karena prosedur ini punya downtime yang cepat dan tidak memerlukan obat-obat tambahan setelahnya. Lanny mengatakan ada dua jenis alat injeksi yang biasa dipakai dalam prosedur filler. Ada yang memakai jarum panjang, ada juga yang memakai jarum tumpul. Pilihan kedua lebih tepat digunakan untuk orang-orang yang aktif dan butuh waktu singkat dalam pemulihan.

Setelah selesai injeksi, efek samping yang mungkin dirasakan adalah bengkak dan lebam-lebam. Namun, efek ini akan berangsur membaik dalam waktu 1--4 minggu, tergantung bagian wajah yang dilakukan prosedur.

Dewi menyarankan untuk jangan melakukan treatment, seperti laser dan radio frekuensi satu minggu setelah filler. Hal ini karena filler yang merupakan gel, tidak baik jika langsung terkena panas dari laser.

Pasien bisa terus melanjutkan pemakaian skincare mereka setelah melakukan prosedur filler. Pemakaian seperti face wash, sunscreen, serum, dan moisturizer tetap bisa dilanjutkan pascaprosedur karena akan berpengaruh terhadap filler yang ada di dalam kulit.

Infografis Fakta-Fakta Menarik tentang Fashion
Infografis Fakta-Fakta Menarik tentang Fashion. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya