Geliat Memperpanjang Usia Toko Buku, Ruang Berkonsep Estetis sampai Jalur Indie

Concept store yang lebih estetis dan intim jadi salah satu cara Gramedia memperpanjang eksistensi mereka di momen perayaan ulang tahun ke-50 pada 2024.

oleh Asnida Riani diperbarui 22 Jul 2024, 08:00 WIB
Diterbitkan 22 Jul 2024, 08:00 WIB
Toko Buku Gramedia
Concept store Toko Buku Gramedia di Grand Indonesia Jakarta. (dok. Instagram @gramedia_grandindonesia/https://www.instagram.com/p/C2D6wphyn2B/)

Liputan6.com, Jakarta - Toko buku tidak terkecuali dalam geliat perubahan untuk tetap relevan dengan zaman. Di tengah deras arus gelombang digital, mempertahankan eksistensinya tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Di antara tantangan-tantangan yang harus dijawab, Chief Editor Gramedia Pustaka Utama Andi Tarigan mengatakan bahwa pihaknya optimis akan masa depan toko buku. Mereka bahkan membuka cabang-cabang baru Toko Buku Gramedia di sejumlah daerah di Indonesia.

"Ke depan, kami ingin punya toko yang berbeda antara satu sama lain. Jadi, setiap toko punya konsep masing-masing," ungkapnya pada Lifestyle Liputan6.com usai jumpa pers Pesta Literasi Indonesia 2024 di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, Kamis, 18 Juli 2024.

Salah satu yang sudah terealisasi adalah cabang mereka di Grand Indonesia Jakarta, yang disebut Andi sebagai concept store. "Kami akan buka beberapa concept store lagi di Jakarta. Semoga tahun depan sudah bisa diresmikan," ungkapnya, seraya menambahkan bahwa Blok M jadi salah satu lokasinya.

Andi bercerita, pihaknya ingin menyampaikan cerita lewat concept store mereka. "Jadi, enggak cuma ya sudah buku saja, tapi ada sesuatu yang bisa dilihat. Bahkan kami maunya secara desain, secara interior, itu sudah menceritakan sesuatu," ia menambahkan.

Seiring perluasan cabang, mereka juga melakukan penyesuaian luas di beberapa toko, selain memperkenalkan compact store. "Itu memang tidak sebesar kebanyakan toko buku (Gramedia) yang biasanya, tapi tetap bisa mengakomodasi buku maupun stationary yang umum kita temui," ujar dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Tempuh Jalur Indie

Toko Buku Gramedia
Concept store Toko Buku Gramedia di Grand Indonesia Jakarta. (dok. Instagram @gramedia_grandindonesia/https://www.instagram.com/p/CyYCmxWJN2X/)

Tidak berhenti di situ saja, karena Andi mengatakan, Gramedia ingin berkolaborasi dengan toko-toko buku indie lokal. "(Bersama) Buku Akik di Yogyakarta, misalnya, kami bikin bareng di satu space untuk menciptakan toko buku yang konsepnya tidak kaku," katanya. "Kami juga undang mereka, dan toko-toko buku indie lain untuk bisa buka di sini (Jakarta). Ini masih terus dikonsepkan."

Dengan begitu, publik diharapkan bisa mendapat pengalaman beli dan membaca buku dengan lebih intim. "Orang jadi bisa ngobrol, 'Eh, lagi baca buku apa?' Memang kalau di Jakarta khususnya, problemnya (buka concept store) itu soal lokasi," sebut Andi

Ia menyambung, "Di beberapa toko (Gramedia), nanti akan coba kami berikan space yang jenisnya seperti itu. Jadi store in store." Pihaknya pun tengah menyiapkan sumber daya manusia yang benar-benar paham buku, sehingga interaksi dengan konsumen "lebih mengalir."

"Kayak di toko buku indie, itu yang punya tahu isi buku ini apa, isi buku itu apa. Kami mau nanti yang jaga space itu benar-benar mendalami, suka sama buku, jadi bisa kasih rekomendasi bacaan yang bagus," bebernya.


Menyuburkan Komunitas Literasi

Ilustrasi rak buku | pexels
Ilustrasi toko buku | pexels

Menghidupkan toko buku, menurut Andi, berarti juga menyuburkan komunitas literasi di sekitarnya. "Makanya riset (lokasi toko buku) bisa agak lama, karena lihat komunitas buku, pegiat literasi, dan pembaca buku di wilayah tersebut. Kalau enggak ada mereka, enggak hidup juga," ucapnya.

Bila ekosistem sekitar mendukung, Andi mengatakan, bukan hal sulit mengadakan berbagai kegiatan di toko buku. "Kami tentu mau hadir di tempat-tempat seperti itu, jadi bisa saling mendukung," ia mengatakan.

Tahun ini, Gramedia genap berusia 50 tahun, dan salah satu perayaannya diwujudkan dalam rangkaian Pesta Literasi Indonesia 2024 yang akan berlangsung di TIM pada 26 Agustus–-1 September 2024. Tema acara "Samudra Imajinasi" bermaksud menggambarkan kebebasan berekspresi dan kreasi tanpa batas.

Melalui gagasan tersebut, pengunjung diundang berlayar menembus batas-batas dunia nyata, mengarungi lautan kata, warna, dan suara menuju pulau-pulau kreativitas yang menakjubkan. Gagasan ini kemudian direfleksikan ke berbagai kegiatan seru, termasuk bazar buku besar-besaran dan kuliner; panel diskusi yang melibatkan sekitar 100 penulis dan pegiat literasi dari berbagai daerah di Indonesia; kesempatan bertemu penulis, pembaca, dan komunitas; serta yang terbaru, pentas drama musikal.


Pesta Literasi Indonesia 2024

Pesta Literasi Indonesia 2024
Jumpa pers Pesta Literasi Indonesia 2024 di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, 18 Juli 2024. (Liputan6.com/Asnida Riani)

Pentas drama musikal sebagai pembeda Pesta Literasi Indonesia 2024 akan disutradarai sastrawan, Agus Noor. Ia akan menghadirkan tokoh-tokoh dari sejumlah buku, mulai dari Lupus, Balada Si Roy, Lima Sekawan, Jeng Yah dari Gadis Kretek, Karmila, Anak Bajang, Srintil, Alif dari Negeri Lima Menara.

Mereka semua akan melakonkan kisah yang menggambarkan lenyapnya pembaca terakhir di muka Bumi. Menurut Agus, drama musikal juga bisa jadi medium peningkatan literasi, karena orang yang sudah membaca buku yang menginspirasi lakon akan punya pemahaman lebih dalam.

"Pun belum (membaca buku), orang jadi penasaran dan mau membaca (buku inspirasi lakon drama musikal) setelahnya," ujar Agus saat jumpa pers di TIM Jakarta, Kamis, 18 Juli 2024.

Pesta Literasi Indonesia 2024 dibuka dengan kegiatan sosial, yaitu donasi buku ke 100 komunitas taman baca di seluruh Indonesia. Donasi buku ini disalurkan ke sembilan TBM di Sumatra, 64 TBM di Jawa, enam TBM di Kalimantan, enam TBM di Sulawesi, tiga TBM di Maluku, tiga TBM di Bali, tiga TBM di NTB, tiga TBM di NTT, dan tiga TBM di Papua.

Infografis 9 Buku Populer Indonesia dari Masa ke Masa
Buku populer di Indonesia dari masa ke masa sudah berkembang sebelum era kemerdekaan. (Dok: Liputan6.com/Trie Yasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya