Gebrakan Ariel Tatum Jadi Ronggeng Gunung di Sang Kembang Bale

Sang Kembang Bale yang dibintangi Ariel Tatum akan dipentaskan di NuArt Sculpture Park, Bandung, pada 10 dan 11 Agustus 2024. Berapa harga tiketnya?

oleh Asnida Riani diperbarui 04 Agu 2024, 16:00 WIB
Diterbitkan 04 Agu 2024, 16:00 WIB
Ariel Tatum
Ariel Tatum di jumpa pers "Sang Kembang Bale" produksi Titimangsa X Bakti Budaya Djarum Foundation di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta Pusat, 1 Agustus 2024. (Liputan6.com/Asnida Riani)

Liputan6.com, Jakarta - Sang Kembang Bale (Nyanyian yang Kutitipkan pada Angin) jadi produksi ke-79 Titimangsa, yang kali ini bekerja sama dengan Bakti Budaya Djarum Foundation. Pementasan yang terinspirasi kesenian Ronggeng Gunung ini sekaligus menandai gebrakan baru Ariel Tatum.

Sutradara Sang Kembang Bale Heliana Sinaga mengatakan bahwa ini pertama kali Ariel akan monolog, bernyanyi, dan menari dalam satu pentas. "Jadi secara keaktoran, ini rumit," kata Ana saat jumpa pers di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta Pusat, Kamis, 1 Agustus 2024.

Kendati rumit nan menantang, Ariel mengaku bersemangat mengambil peran dalam proyek ini, karena menurutnya, naskah pementasannya sangat bagus. "Kisah Ronggeng Gunung ini begitu magis," kata dara berusia 27 tahun itu di kesempatan yang sama. "Aku sendiri belum pernah dengar dan tahu sebelumnya (tentang Ronggeng Gunung)."

Ariel bercerita, ia sudah menjalani latihan selama lima minggu untuk pentas dua hari yang akan berlangsung di NuArt Sculpture Park, Bandung, pada 10 dan 11 Agustus 2024. "Kami juga masih akan workshop dengan tim di Bandung, masih ada waktu kira-kira seminggu," ia menambahkan.

Di samping itu, ia mengaku persiapan yang dilakukan lebih pada spiritualitas. Ariel mengatakan, ia butuh dirinya berada di "titik nol," supaya bisa menyerap semua ilmu dan pembelajaran yang nantinya akan tertuang dalam pementasan berdurasi sekitar 1 jam dan 20 menit tersebut.

Berbicara soal tantangan terbesar yang harus dilalui, Ariel Tatum mengungkap bagaimana tembang Ronggeng Gunung membuatnya belajar dari awal. "Itu sangat khas dan sangat sulit," sebut dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Bocoran Pementasan Sang Kembang Bale

Sang Kembang Bale
Jumpa pers "Sang Kembang Bale" produksi Titimangsa X Bakti Budaya Djarum Foundation di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta Pusat, 1 Agustus 2024. (Liputan6.com/Asnida Riani)

Ariel berbagi, "Aku terbiasa menyanyi dengan teknik modern, jadi aku harus mulai dari nol lagi untuk kenalan sama suaraku, kenalan ulang dengan potensi di dalam diriku, eksplorasi lagi. Ini terutama karena ada cengkok-cengkok yang sangat khas."

Di pementasan, ia akan menyanyikan tiga tembang, yang mana salah satunya akan berisi tiga nyanyian berbeda. Selain, Ariel akan mempersembahkan lima tarian Ronggeng Gunung. Penampilannya akan diiringi empat penari dan tiga orang pemusik.

Produser Sang Kembang Bale Pradetya Novitri menambahkan, cerita monolog yang akan dituturkan sang aktris mengakar pada cerita orang-orang terakhir yang masih menghidupkan warisan leluhur tersebut sampai hari ini. "Ini kami dapatkan waktu riset ke Ciamis, beberapa bulan lalu," sebut dia. "Pelakunya sekarang tinggal dua orang."

Proses penulisan naskah diawali dari hasil wawancara langsung dengan pelaku kesenian Ronggeng Gunung, yakni Bi Pejoh, Bi Raspi, dan Mang Sarli. Penggalian dari pengalaman mereka selama menekuni, sekaligus melestarikan kesenian Ronggeng Gunung, memunculkan hal baru yang cukup menarik.

 


Sinopsis Sang Kembang Bale

Ariel Tatum
Ariel Tatum di jumpa pers "Sang Kembang Bale" produksi Titimangsa X Bakti Budaya Djarum Foundation di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta Pusat, 1 Agustus 2024. (Liputan6.com/Asnida Riani)

"Berangkat dari situ, kami mencoba saling mengisi untuk rancang bangun kisah dan adegan tokoh Sang Kembang Bale. Memadukan hasil wawancara yang nyata dan kerja imajinasi yang fiksi. Jalinan kisah seorang perempuan yang yakin dan setia dengan jalan yang dipilihnya," kata Wida Waridah, penulis Sang Kembang Bale.

Toni Lesmana, penulis Sang Kembang Bale, menambahkan, "Baik ritual, pakem lagu, dan tarian, ini lebih untuk mencoba agar naskah monolog yang fiksi ini juga bisa menjadi, setidaknya, serpih dokumen tentang kesenian Ronggeng Gunung."

Dalam sinopsisnya, Sang Kembang Bale berkisah tentang kehidupan seorang ronggeng, yang juga dikenal dengan sebutan Kembang Bale, di Panyutran, sebuah kampung di Padaherang. Seorang Kembang Bale terlahir dari perih kehidupan masa kecilnya.

Memasuki masa remaja, ia terpilih oleh para ronggeng gunung sepuh untuk jadi penerus ronggeng sejati. Kemiskinan jadi pendorongnya memasuki dunia ronggeng. Tapi dunia yang dimasukinya itu semakin hari semakin menariknya untuk lebih dalam memaknai bagaimana semestinya sikap seorang ronggeng.


Berapa Harga Tiketnya?

Sang Kembang Bale
Jumpa pers "Sang Kembang Bale" produksi Titimangsa X Bakti Budaya Djarum Foundation di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta Pusat, 1 Agustus 2024. (Liputan6.com/Asnida Riani)

Sebagai koreografer pertunjukan, Rachmayati Nilakusumah telah mendalami tari Ronggeng Gunung dengan berguru ke dua maestro Ronggeng Gunung: Bi Raspi dan Bi Pejoh. Menurutnya, itu merupakan tarian purba yang banyak filosofi hidupnya.

"Berbeda dengan tarian-tarian lain di Jawa Barat, gerakan tari utama Ronggeng Gunung adalah kaki. Dalam Bahasa Sunda, kita kenal dengan istilah 'sareundeuk saigel' atau 'seirama segerakan.' Nah, dalam tarian Ronggeng Gunung, kalau salah irama atau salah gerakan, kita akan terinjak orang lain. Jadi penting sekali kebersamaannya," kata dia.

 Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation Renitasari Adrian mengatakan, "Titimangsa senantiasa menghadirkan karya-karya yang tidak hanya menghibur, tapi juga bernilai budaya dan sejarah yang amat mendalam. Kami percaya, produksi Sang Kembang Bale tidak hanya akan menghidupkan kembali tradisi yang hampir punah, tapi juga memberi pengalaman budaya yang mendalam dan inspiratif bagi semua penikmat seni."

"Semoga pertunjukan ini dapat menghidupkan kembali kekayaan budaya Indonesia agar terus dikenal dan dicintai generasi mendatang," harapnya. Tiket pementasan ini masih bisa dibeli di situs web Titimansa seharga mulai dari Rp200 ribu.

Infografis galeri seni yang jangan sampai dilewatkan
Infografis galeri seni yang jangan sampai dilewatkan. (Dok: Liputan6/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya