Liputan6.com, Jakarta - Satu lagi maskapai penerbangan gugur. Terbaru adalah Czech Airlines, maskapai penerbangan nasional Republik Ceko itu akan menghentikan semua layanannya pada Oktober 2024 setelah hampir 100 tahun beroperasi.
Maskapai penerbangan yang memiliki sejarah hampir satu abad ini pernah menjadi salah satu yang terbesar di Eropa Timur. Penerbangan terakhir akan dilakukan pada 28 Oktober 2024. Selanjutnya, operasional mereka akan dialihkan ke maskapai penerbangan Ceko lainnya, Smartwings.
Mangutip laman news.co.au, Senin (30/9/2024), maskapai plat merah itu mengalami kesulitan dalam beberapa tahun terakhir karena sejumlah alasan, termasuk dampak serangan 11 September, kebangkitan maskapai penerbangan bertarif rendah, dan pandemi Covid. Ada juga laporan tentang kesalahan manajemen internal yang menyebabkan pembelian mahal dan pengeluaran berlebihan, yang juga menyebabkan penurunan kinerja maskapai ini.
Advertisement
Saat ini, Czech Airlines hanya memiliki dua pesawat Airbus A320-200. Selanjutnya, pesawat akan diintegrasikan sepenuhnya ke dalam Smartwings.
Pesawat itu dioperasikan untuk dua rute, yakni ke Paris dan Madrid dari Bandara Václav Havel Praha. Penerbangan terakhir maskapai ini akan tiba dari Paris pada 28 Oktober, menandai berakhirnya operasinya secara resmi. Program frequent flyernya, OK Plus dan OK Plus Corporate, juga akan dihentikan pada pengaturannya saat ini.
Czech Airlines adalah maskapai penerbangan tertua kelima di dunia, setelah KLM Belanda (1919), Avianca Kolombia (1919), Qantas Australia (1920), dan Aeroflot Soviet/Rusia (1923). Penerbangan reguler pertamanya dilakukan pada 29 Oktober 1923, ketika Czechoslovak State Airlines menjadi nama resminya.
Masa Kejayaan Czech Airlines
Pada tahun-tahun awal, maskapai ini memainkan peran penting dalam menghubungkan Praha ke Bratislava di Slovakia. Dulunya, kedua kota itu bernaung di bawah negara yang sama, yakni Cekoslovakia. Layanan rute internasional lainnya, seperti ke Paris, Berlin, dan Moskow menyusul tak lama kemudian.
Selama Perang Dunia II, maskapai tersebut menghentikan operasinya sementara, tetapi melanjutkan layanannya setelah perang berakhir. Pasca-perang, maskapai ini terus memperluas jaringan rutenya, dengan penerbangan ke Eropa, Timur Tengah, dan Asia.
Pada era 1980an, maskapai ini telah menjadi salah satu maskapai penerbangan terbesar di Eropa Timur, dan melayani lebih dari 50 tujuan. Saat ini, Smartwings adalah maskapai penerbangan terbesar di Republik Ceko, menawarkan penerbangan reguler ke lebih dari 80 tujuan. Meskipun kantor pusatnya berada di Praha, maskapai itu juga beroperasi di Slovakia, Polandia, dan Hungaria.
Nasib Czech Airlines menyusul maskapai negara Italia yang lebih dulu ditutup. Alitalia mengumumkan tak lagi menjual tiket jelang penutupan permanen pada 2021. Maskapai ini telah berjuang selama bertahun-tahun dan kini berada di ambang kejatuhan.
"Setiap kali ia berhasil diselamatkan, meski dengan satu-satunya hasil dari memperpanjang penderitaannya", kata Giovanni Orsina, direktur School of Government di LUISS University, dilansir CNN, Senin, 30 Agustus 2021.
Advertisement
Masa Kejayaan Alitalia
Maskapai penerbangan itu didirikan pada 1947. Alitalia sempat dikenal orang Italia sebagai "freccia alata" yang berarti "panah bersayap" untuk menghormati kecepatannya. Ekor pesawat maskapai ini berlogo populer, yakni huruf kapital "A" yang berbentuk sayap pesawat dan berwarna seperti bendera Italia.
Kembali ke masa kejayaan, Alitalia bangga dengan gaya dan makanan Italia. Pramugari di era 1950-an mengenakan seragam elegan yang dirancang oleh rumah couture Sorelle Fontana. Di tahun-tahun berikutnya, daftar desainer ternama, termasuk Delia Biagiotti, Alberto Fabiani, Renato Balestra dan bahkan Giorgio Armani turut menciptakan pakaian bergaya dan kursi yang nyaman.
Masakan Italia panas yang disajikan di pesawat membuat maskapai ini menjadi favorit para turisinternasional. Bebas bea menjual parfum mewah Italia, jam tangan, syal, dan dasi.
Masa keemasan Alitalia dimulai pada 1950-an ketika rekonstruksi pasca-Perang Dunia II memicu ledakan ekonomi di Italia dan keluarga akhirnya mampu terbang ke lokasi yang jauh. Saat era jet tiba, Olimpiade Musim Panas 1960 di Roma membantu menyebarkan ketenaran Alitalia ke seluruh dunia.
Sempat Jadi Armada Resmi Pengangkut Paus
Perusahaan ini bahkan membuat poster yang menunjukkan pelempar lembing dengan pesawat terbang di atas kepalanya. Maskapai ini juga mendapat restu dari otoritas agama Katolik. Sejak 1964, Alitalia secara teratur melayani sebagai maskapai penerbangan resmi Paus, dengan ukuran pesawat yang bervariasi berdasarkan jarak yang ditempuh.
Pesawat yang membawa Paus biasanya disebut sebagai "Shepherd One", setara dengan Kepausan Air Force One dan diberi nomor penerbangan AZ4000. Selama 30 tahun terakhir, pemerintah Italia telah menggelontorkan miliaran Euro ke maskapai ini dalam upaya menyelamatkannya dari kepunahan dan mempertahankan karyawannya tetap bekerja.
Masalah Alitalia dimulai pada 1990-an saat deregulasi Eropa membuat lalu lintas udara lebih kompetitif dan perkeretaapian Italia diperkuat, menurut pakar kedirgantaraan Alegi. Situasi memburuk ketika pihak berwenang mencoba memprivatisasi Alitalia. Hal ini memicu pencarian tak terbatas untuk mitra operator dan pengusaha yang bersedia mendukung negara dalam mengatasi tantangan pasar bebas.
Advertisement
Masalah Bertubi-tubi Hantam Alitalia
Serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat sangat berdampak pada industri penerbangan dan menghantam Alitalia. Namun, serangan tak kalah hebat adalah pandemi Covid-19. "Pihak berwenang terus menyadarkannya, percaya bahwa Alitalia tidak mungkin gagal, tetapi ada batasnya dan kami telah mencapai dasarnya," kata Orsina.
Semua kemitraan gagal, sementara serikat pekerja berjuang melawan rencana PHK. Sementara Alitalia dicintai sebagai simbol, ia sering dibenci oleh penumpangnya. Menurut Orsina, krisis tak berujung akhirnya menyebabkan penurunan kualitas layanan, dengan pemogokan personel, penerbangan tertunda atau dibatalkan dan lebih sedikit perjalanan jarak jauh.
Dari dalam negeri, pemerintah masih bergelut dengan upaya menurunkan harga tiket pesawat domestik. Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, ada tiga poin yang disoroti agar bisa membuat murah harga tiket penerbangan.
"Pertama adalah penurunan pajak untuk spare part pesawat, lalu penundaan bea dari bea yang masuk dari komponen-komponen pesawat itu bisa menurunkan secara signifikan harga tiket pesawat, dan ketiga mengenai avtur," kata Menparekraf dalam The Weekly Brief with Sandi Uno di kantor Kemenparekraf, Jakarta Pusat, Selasa, 17 September 2024.
Salah satu komponen yang sedang dibahas adalah pengurangan pajak pada harga tiket pesawat. Jika itu terwujud, Sandiaga menargetkan harga tiket pesawat domestik akan turun sekitar 10 persen pada akhir Oktober 2024.