Liputan6.com, Jakarta - Kesehatan mental adalah hal penting dalam diri yang harus dijaga dengan baik. Selena Gomez sempat membagikan pengalaman pribadinya mengatasi tantangan kesehatan mental, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran setiap orang.
Dikutip dari Elle, Sabtu, 12 Oktober, berdasarkan pengalaman Gomez mengenai kesehatan mental, ia menceritakan bahwa sempat mengasingkan diri selama bertahun-tahun. Sekarang, dia bersandar pada komunitas kecil.
Advertisement
Baca Juga
"Saya tidak punya banyak orang dalam hidup saya, tetapi saya tahu siapa lingkaran dalam saya," kata Gomez.
Advertisement
"Aku harus membicarakan semuanya. Selain terapis, aku juga senang bila Anda punya orang-orang di sekitar yang mau mendengarkan. Ada kebebasan dalam melepaskan apa pun yang membuat Anda terjebak dan tercekat di tenggorokan," tambahnya.
Pada satu titik, dia membahas cara terbaik untuk menjaga diri sendiri ketika merasa terbebani oleh ketidakpastian dan malas untuk meninggalkan tempat tidur. Saat itulah Selena Gomez mengungkapkan dia pernah mengalami banyak masalah dengan hal itu, sehingga sampai sekarang dia tidak tidur di kamarnya sendiri.
Ia pernah merasa amat cemas dan seperti ingin kiamat. Selena menyebut melakukan percakapan positif dengan diri sendiri, meski kedengaran aneh, sangat berdampak.
"Sebelum saya keluar dari mobil, dan akan ada banyak kebisingan serta hal-hal lain jika itu masalahnya, saya harus bernapas, sambil mengatakan, semua ini adalah sebuah hadiah. Mungkin aku sedang tidak mood, namun setiap kali aku melihat mereka tersenyum, itu selalu membuat hariku menyenangkan, tidak peduli bagaimana perasaanku," Kata kekasih Benny Blanco itu.
Refleksi Selena Gomez Tentang Media Sosial
Gomez juga membahas hubungannya terhadap media sosial. Dia menyampaikan harus belajar sendiri untuk tidak merasa bersalah di tengah keadaan yang buruk.
Ia pun berusaha sekuat tenaga untuk mengambil jeda di media sosial ini. Tapi Selena juga harus berhenti berusaha membela diri. "Aku tidak seharusnya meminta maaf karena sudah jujur mengenai perasaanku, itu tidak apa-apa," kata Gomez.
Bahkan menurutnya, sang ibu juga selalu mengajarinya bahwa kebisingan akan selalu ada. Lalu ia menemukan momen saat berkata "tidak, aku orang baik, aku baik hati, aku bekerja sangat keras."
Selena bersyukur mengaku hanya perlu bersyukur dan menyukai semua hal kecil dalam hidup. Ia merasa memerlukan pengingat itu.
"Saya jelas bukan salah satu dari orang-orang yang bisa mengabaikannya. Saya hanya berbicara atas nama generasi saya karena sungguh liar betapa tidak manusiawinya orang-orang dengan kata-kata mereka dan hal-hal yang mungkin tidak akan pernah mereka katakan secara langsung. Itu menyakitkan," tambahnya mengenai media sosial.
Gomez menekankan dia selalu berusaha terlihat baik-baik saja. Dia pun menyukai hal kecil dalam hidup dan memerlukan waktu untuk mengingatnya.
Advertisement
Perjalanan Gomez Menghadapi Kesehatan Mental
Gomez menekankan bahwa rasa cemas bisa sangat melemahkan. Bahkan dia tidak ingin bangun meninggalkan tempat tidur selama bertahun-tahun, terutama karena kurangnya pekerjaan. Dia menegaskan pentingnya percaya pada diri sendiri untuk melakukan pekerjaan yang berarti dalam hidup.
"Saya sebenarnya merilis film dokumenter My Mind and Me," ujar Gomez, sambil mencatat proyek film menyoroti perjuangannya melawan psikosis dan depresi bipolar. Berbagai rintangan dan tantangan mempersulitnya dalam melakukan aktivitas.
Gomez mengaku sempat menjalani berbagai perawatan obat-obatan dengan dokter. Begitu Gomez berhenti, dia menemukan seorang psikiater yang menyadari bahwa dia menjalani banyak pengobatan yang seharusnya tidak perlu dikonsumsi.
"Dia benar-benar membimbing saya," kata Gomez.
"Pada dasarnya, saya harus melakukan detoksifikasi dari obat-obatan yang saya konsumsi. Saya harus belajar bagaimana mengenali kata-kata tertentu. Saya sering lupa dimana saya berada saat berbicara, ini butuh banyak usaha bagi saya untuk menerima bahwa saya mengidap bipolar, namun tetap belajar bagaimana menghadapinya karena hal itu tidak akan hilang," lanjut Gomez.
Mental yang Buruk Menuju Depresi dan Bunuh Diri
Dikutip dari kanal News Liputan6.com, Sabtu, 12 Oktober 2024, gangguan kesehatan mental bisa menyebabkan seseorang mengalami putus asa menjalani hidup. Kondisi tersebut terjadi karena berbagai faktor buruk yang dihadapi seseorang dalam hidup.
Faktor buruk dari masalah keluarga, tekanan hidup, pekerjaan, terlilit utang, hingga terkait penyakit yang tidak kunjung sembuh. Psikolog klinis dan Co-Founder Ohana Space, Veronica Adesla, menyebut ketidakmampuan orang untuk menghadapi konflik-konflik dalam kehidupan dapat mendorong orang pada titik putus asa dengan hidupnya sendiri.
Saat merasa putus asa dengan hidup, seseorang berpikir untuk mengakhiri hidupnya. "Yang mungkin tidak bisa diutarakan ataupun diselesaikan dan disampaikan. Akhirnya kemudian mendorong pada perilaku bunuh diri, seperti itu. Depresi kemudian masuk kepada bunuh diri," kata Veronica.
Meskipun begitu, dia menekankan bahwa keluarga bisa menjadi salah satu faktor yang mendorong seseorang untuk berpikir dua kali atau bahkan mencegah keinginan untuk bunuh diri. Hal ini disebabkan karena seseorang akan mempertimbangkan dampak dan trauma yang mungkin ditimbulkan bagi keluarga mereka.
Advertisement