Macet Saat Libur Isra Mikraj dan Imlek 2025 Menjalar hingga Gunung Lawu, Jalur Pendakian Becek Pula

Para pendaki terlihat memenuhi area puncak maupun jalur pendakian Gunung Lawu saat long weekend Isra Mikraj dan Imlek 2025.

oleh Asnida Riani diperbarui 28 Jan 2025, 10:00 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2025, 10:00 WIB
Libur Isra Mikraj dan Imlek 2025
Macet di pendakian Gunung Lawu saat libur Isra Mikraj dan Imlek 2025. (dok. Instagram @ginanjarleo08/https://www.instagram.com/p/DFSdZ0BSCLP/)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Long weekend core edisi niat healing malah jadi pening masih dibagikan sejumlah akun media sosial, termasuk pengguna Instagram @ginanjarleo08. Lewat sebuah video singkat yang diunggah, ia memperlihatkan momen macet di Gunung Lawu saat libur Isra Mikraj dan Imlek 2025.

"Ngapain pada ke gunung ya 🙂," tulisnya, Minggu, 26 Januari 2025. Di rekaman, si pengunggah video memperlihatkan antrean pendaki, baik yang memenuhi area puncak maupun di jalur pendakian Gunung Lawu. "Ini kami nunggu yang naik aja lama, istirahat dulu lah," ucapnya di rekaman.

Mendapati klip tersebut, warganet langsung menyerbu kolom komentar. "Gunung Lawu rasa pasar malem ini mah," kata salah satunya, sementara yang lain menulis, "Alasan ajakan ke gunung di long weekend ini ga bikin gw excited 😂." "Long weekend ditambah beberapa gunung ditutup," kata seorang warganet.

"Risiko naik gunung di libur panjang kayak long weekend sekarang emang gini. Better cari gunung yang ga terlalu populer," pengguna berbeda menyarankan. "😂😂😂 mana ujan 🗿 itu kalo kepleset bareng gimana coba wkwk," sahut yang lain. "Stay safe semua. Liburan pas long weekend kan emang gini. Harusnya udah tau risikonya," komentar pengguna berbeda.

Pengguna yang sepertinya mengalami nasib serupa menulis, "Alhamdulillah turun jam 11 siang dr pos 5 sampai Basecamp jam 9 malam 😂🦥." Ini tentu bukan kali pertama fenomena macet di gunung jadi sorotan. Pemandangan serupa sudah terlihat dari waktu ke waktu, terutama saat libur panjang.

Bukan Sekali Itu Saja

Gunung Gede Pangrango menawarkan panorama cantik bagi para pendaki yang suka kegiatan di alam
Gunung Gede Pangrango menawarkan panorama cantik bagi para pendaki yang suka kegiatan di alam. (Dok: Instagram @bbtn_gn_gedepangrango)... Selengkapnya

Pada 2023, saat Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangarango (TNGGP) Cianjur, Jawa Barat, membuka kembali jalur pendakian setelah sempat ditutup selama 10 hari untuk menyambut Lebaran Idul Fitri 2023, minat para pendaki ternyata sangat tinggi.

Hal itu terlihat dari sebuah video yang menunjukkan jalur pendakian Gunung Gede Pangrango via Gunung Putri dipadati ratusan bahkan ribuan pendaki gunung hingga menimbulkan kemacetan yang viral di media sosial. Salah seorang warganet juga mengunggah penampakan suasana pendakian di kawasan TNGGP yang masuk wilayah Kabupaten Cianjur, Bogor, dan Sukabumi itu.

"Gak ada kapok-kapoknya naik Gede via Putri saat weekend," tulis akun influencer pendaki gunung @pendakilawas yang membagkan ulang unggahan seorang warganet, Senin, 1 Mei 2023.

Terpisah, Kepala Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (BB TNGGP), Adhi Nurul Hadi, menjelaskan bahwa ada beberapa penyebab macet di gunung. Pertama, di beberapa titik sepanjang jalur pendakian, seperti jalur terjal, jalur penyeberangan air panas, dan jalur sempit yang hanya bisa dilewati beberapa orang, antrean mau-tidak mau muncul.

Mengapa Ada Fenomena Macet di Gunung?

Ilustrasi
Ilustrasi macet di gunung. (dok. tangkapan layar video TikTok @indraweiss/https://www.tiktok.com/@indraweiss/video/7413365966081363206)... Selengkapnya

"Jalur terjal dan penyebrangan air panas diatur untuk dilalui secara bergiliran demi menjaga keamanan dan kenyamanan pengunjung," katanya melalui pesan pada Lifestyle Liputan6.com, Sabtu, 14 September 2024. "Sementara itu, antrean di jalur sempit berpotensi meningkat saat ramai atau terdapat beberapa grup pendaki dengan kecepatan tempuh yang rendah."

Ia menyambung, jumlah pengunjung bisa mencapai kuota maksimal selama akhir pekan, sehingga jalur pendakian jadi sangat padat. "Ini terutama pada hari Sabtu di mana kelompok pendaki akan berselisih jalur dengan kelompok pendaki yang baru turun dari puncak (berangkat hari Jumat)," ujar Adhi.

Di samping itu, ia mengatakan, fenomena macet di gunung juga terjadi karena ada pendaki yang menggunakan jalur ilegal dan tidak melakukan pendaftaran resmi. Senada dengan itu, Humas Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Korina Tasya, menegaskan bahwa kondisi macet tidak terjadi setiap hari.

Korina menyebut, Sabtu, "Macet terjadi hanya pada hari-hari tertentu, terutama saat libur panjang. Kemacetan biasanya terjadi pada pagi hari ketika pengunjung berbondong–bondong mencari spot terbaik untuk menikmati pemandangan matahari terbit. Kondisi tersebut akan berlangsung normal seiring naiknya matahari dan bergesernya pengunjung dari spot melihat sunrise."

Menghindari Macet di Gunung

Para wisatawan sedang menikmati pesona api biru di kawah Gunung Ijen (Istimewa)
Para wisatawan sedang menikmati pesona api biru di kawah Gunung Ijen (Istimewa)... Selengkapnya

Sementara itu, Kepala Pos Tawan Wisata Alam (TWA) Kawah Ijen, Sigit Haribowo, mengatakan bahwa pihaknya menerapkan kajian daya dukung kawasan dalam mengantisipasi kondisi macet di gunung. "(Kami mengkaji) luas kawasan yang ada untuk mengetahui kemampuan kawasan yang layak menampung pengunjung dengan aman dan nyaman," ungkapnya melalui pesan, Sabtu, 14 September 2024.

Kepadatan sempat terjadi sebelum TWA Kawah Ijen menerapkan kuota kunjungan harian. "Tapi sekarang bisa dikontrol setelah ada kuota dua ribu pengunjung per hari," Sigit menyebutkan. Soal indikator penentuan kuota pengunjung per hari, pihaknya tidak semata mengandalkan kajian luas kawasan, namun mempertimbangkan waktu tempuh pendakian, serta membedakan kunjungan di hari biasa dan akhir pekan.

Menghindari kondisi macet di gunung, anggota Komunitas Pendaki Gunung (KPG), Oki, menyarankan pendaki membuat perencanaan yang baik. "Jangan mendadak," sebut dia melalui pesan, Jumat, 13 September 2024. "Kemudian, punya pilihan gunung yang akan didaki."

"Pilih gunung yang tidak populer atau jalur (pendakian) yang tidak populer. Misalnya, Linggasana Gunung Ciremai," ia mencontohkan. "Yang pasti, prepare jauh-jauh hari, selain bisa juga naik (gunung) di weekdays."

Infografis Peralatan yang Wajib Dibawa Saat Naik Gunung
Daftar barang yang wajib dibawa saat naik gunung. (dok. Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya