Liputan6.com, Jakarta - Siti Aqia Nurfadla tengah menanti kepulangan suaminya, Fiersa Besari, yang dikonfirmasi telah dievakuasi bersama rombongan dari Puncak Cartensz. Hari ini, Senin (3/3/2025), musisi tersebut tengah berulang tahun ke-40.
Melalui unggahan Instagram Story-nya, Senin, istri Fiersa Besari menuliskan pesan manis, membagikan video suaminya menerima hadiah yang diberikan buah hati mereka. "Semoga (sepatu) Salomon baru itu memberi kekuatan lebih untuk bisa melangkah pulang ke kami. Celebrate soon yaa! Ily, @fiersabesari," tulisnya.
Advertisement
Baca Juga
Sebelumnya, ibu anak satu itu berbagi pada Minggu, 2 Maret 2025, "Teman-teman, terima kasih atas perhatiannya. Atas rasa khawatirnya yang sama denganku. Semoga mereka di sana baik-baik saja, pulang tanpa kurang apapun."
Advertisement
"Aku tidak bisa membagikan apa-apa, karena tidak berhak & tidak tahu jelas keadaan di sana. Mari kita kirim doa untuk yang masih berjuang di sana & juga yang gagal berjuang di sana," ia menambahkan, seraya membagikan tangkapan layar chat yang tidak terkirim ke suaminya.
Sebelumnya, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) memastikan bahwa 13 orang pendaki Puncak Cartensz Pyramid, Pegunungan Jayawijaya, Mimika, Papua Tengah dalam kondisi selamat, termasuk Fiersa Besari bersama tiga orang warga negara asing (WNA).
"Fiersa bersama tiga WNA asal Turki dan Rusia selamat," Kepala Kantor SAR Timika I Wayan Suyatna mengatakan saat dikonfirmasi Antara, Minggu malam. Fiersa Besari, kata dia, masuk dalam daftar 15 orang tim pendaki Puncak Cartensz Pyramid yang dilaporkan membutuhkan pertolongan evakuasi pada Minggu dini hari pukul 00.46 WIT.
Â
Â
Pendaki yang Dinyatakan Selamat
Sebelumnya, para pendaki Puncak Cartensz berada dalam kondisi berbahaya. Berdasarkan keterangan yang diperoleh tim SAR, hal itu terjadi karena diduga ada anggota tim terkena gejala acute mountain sickness (AMS) saat perjalanan turun setelah summit di bawah puncak atau sebelum melintasi lintasan jembatan tali.
Wayan menjelaskan, pendaki yang selamat itu adalah Fiersa Bestari, Indira Alaika, Furki, Poegiono, Saroni, Ludy Hadiyanto, dua WNA Turki, dan satu WNA Rusia. Selain itu, lima pemandu pendakian atas nama Nurhuda, Alvin Perdana, Arlen Kolinug, Jeni Dainga, dan Ruslan juga dipastikan selamat.
"Fiersa, korban yang selamat sudah berada di Basecamp Lembah Kuning," kata dia. Sementara untuk dua pendaki lainnya, yakni Elsa Laksono dan Lilie Wijayanti, dinyatakan Basarnas sebagai korban meninggal dunia.
"Korban meninggal dunia atas nama Elsa Laksono pagi tadi sudah berhasil dievakuasi menggunakan helikopter, termasuk tiga korban selamat, saat ini sudah ada di RSUD Timika," kata dia.
Advertisement
Jenazah Diterbangkan ke Jakarta
Wayan menyebutkan bahwa Minggu sore, 2 Maret 2025, pukul 15.00 WIT, evakuasi dihentikan sementara karena cuaca tidak mendukung. Proses evakuasi pendaki Lilie Wijayati yang meninggal dan para pendaki yang selamat rencananya dilanjutkan hari ini, Senin (3/3/3025.
Proses evakusasi ini turut melibatkan tim petugas gabungan dari TNI AD Timika, TNI AL Timika, Brimob Timika, Polsek Tembagapura, dan petugas PT Freeport Indonesia. Dua korban meninggal dunia rencananya akan diterbangkan ke Jakarta pada hari ini dengan pesawat Lion Air.
Sebelumnya, jurnalis Andreas Harsono, yang juga teman SMA Lilie, membenarkan kabar duka tersebut. Di akun X-nya, Andreas menyebut, Lilie diduga meninggal dunia dalam pendakian bersama sahabatnya Elsa Laksono karena terkena hipotermia.
"Meninggal dunia karena kedinginan di Puncak Carstensz, dekat Timika, Papua. Lilie perancang busana di Bandung, Elsa dokter gigi di Jakarta. Mereka alumni SMA Dempo Malang tahun 1984," tulis Andreas dikutip atas izin pada Minggu, 2 Maret 2025, oleh kanal News Liputan6.com.
Ungkapan Duka Fiersa Besari
Menurut Andreas, mereka awalnya menggunakan helikopter hingga di Lembah Kuning. Dari 10 pendaki, lima pendaki diduga terkena hipotermia "Selain Lilie Wijayati dan Elsa Laksono, ada tiga pendaki lain terkena hipotermia. Kesehatan mereka sudah membaik, kini tunggu evakuasi," tulis Andreas.
Andreas menyatakan, Lilie merupakan kawan sekolah di SMA Dempo Malang pada 1981-84. Lilie disebut bercita-cita ingin mendaki ketujuh puncak tertinggi di Indonesia.
"Lilie meninggal di urutan terakhir: Puncak Carstenz, Papua. Lilie dan Elsa ikut kelompok pendaki Puncak Carstenz, total 10 orang, termasuk 1 warga Rusia dan 2 warga Turki, dengan lima pemandu, naik helikopter sampai Lembah Kuning, perjalanan selanjutnya jalan kaki, namun mereka kedinginan dan meninggal," pungkasnya.
Di akun Instagram-nya, Senin, Fiersa mengungkap, "Turut berduka cita atas berpulangnya Bu Lilie Wijayanti Poegiono (Mamak Pendaki) dan Bu Elsa Laksono. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan. Semoga Bu Lilie dan Bu Elsa diberikan tempat terbaik di sisi-Nya."
"Saya harap Kawan-kawan menyempatkan untuk membaca sampai slide akhir. Oh ya, terima kasih doanya. Membantu saya pulang," ia menyambung, merujuk pada unggahan terbarunya.
Advertisement
