Cegah Insiden Pendaki Cartensz Pyramid Berulang, Begini Cara Menolong Korban Hipotermia

Dua pendaki puncak Cartensz Pyramid meninggal dunia akibat hipotermia. Mari kenali gejala-gejalanya dan sebisa mungkin berikan pertolongan pertama.

oleh Tim Lifestyle Diperbarui 04 Mar 2025, 11:00 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2025, 11:00 WIB
Mendaki Gunung
Ilustrasi mendaki gunung. /credit: unsplash.com/Jake... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Tragedi pendakian Puncak Cartensz Pyramid kembali mengingatkan kita tentang bahaya hipotermia. Pasalnya, dua pendaki wanita, Lilie Wijaya dan Elsa Laksono, sama-sama meninggal karena hipotermia.

Menurut dokter spesialis penyakit dalam Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) dr. Faisal Parlindungan, Sp.PD, hipotermia adalah kondisi yang terjadi karena suhu tubuh menurun menjadi di bawah 35 derajat Celcius akibat paparan suhu dingin dalam waktu lama.

Melansir Antara, Selasa (4/3/2025), ia menyampaikan bahwa tingkat keparahan gejala hipotermia bervariasi. Hipotermia ringan dengan suhu tubuh antara 32--35 derajat Celcius ditandai dengan tubuh menggigil, kulit pucat dan dingin, bicara melambat atau cadel, serta denyut jantung dan pernapasan sedikit meningkat. Selain itu, orang yang mengalami hipotermia ringan bisa mengalami kebingungan ringan dan kesulitan berkonsentrasi.

Sementara, sambung dr. Faisal, orang dengan kondisi hipotermia sedang memiliki suhu tubuh antara 28--32 derajat Celcius. Tanda-tandanya meliputi menggigilnya bisa mulai berkurang atau berhenti karena tubuh kehilangan kemampuan menghasilkan panas, denyut nadi dan pernapasan melambat, kelemahan otot, koordinasi buruk, kesulitan berjalan, disorientasi, kebingungan, bicara tidak jelas, tidak responsif, dan menunjukkan perilaku aneh seperti melepas pakaian meskipun kedinginan.

Terakhir, orang dengan kondisi hipotermia berat, yakni suhu tubuh kurang dari 28°C, menurut dokter Faisal, biasanya tidak sadarkan diri dan mengalami gangguan irama jantung.

"Pernapasan dan denyut jantung sangat lambat atau sulit dideteksi dan pupil melebar dan tidak bereaksi terhadap cahaya," katanya.

Cara Menolong Pendaki yang Hipotermia

Ilustrasi –Pendakian Gunung Slamet lewat jalur Bambangan, Purbalingga. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Ilustrasi –Pendakian Gunung Slamet lewat jalur Bambangan, Purbalingga. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)... Selengkapnya

Langkah pertama yang dapat dilakukan untuk menolong pendaki yang mengalami hipotermia adalah memindahkannya ke tempat yang lebih hangat dan terlindung dari angin, hujan, atau salju serta membantu menghangatkan kembali tubuhnya.

"Jika seseorang mengalami hipotermia saat mendaki gunung, langkah pertama yang harus dilakukan adalah segera menghentikan kehilangan panas dan membantu tubuhnya kembali hangat," kata dr. Faisal.

"Jika ada tenda, segera masukkan orang tersebut ke dalamnya. Jika tidak ada tempat berlindung, buat penghalang dari tas atau benda lain untuk melindungi dari angin," sambungnya.

Bila pakaian orang yang mengalami hipotermia basah, sebaiknya segera diganti dengan pakaian yang kering. "Kalau tidak ada baju ganti, bungkus tubuhnya dengan jaket atau sleeping bag," ia menyarankan.

Menurut dia, selimut darurat yang dapat membantu menahan panas tubuh dan kompres hangat bisa digunakan untuk menghangatkan kembali tubuh penderita hipotermia.

"Isi botol dengan air hangat dan letakkan di area ketiak, leher, atau selangkangan, tempat di mana pembuluh darah besar berada, agar panas lebih cepat menyebar," katanya.

Kenali Tingkat Gejala Hipotermia

Elsa Laksono Korban Meninggal di Cartensz Juga Seorang Penyelam
Elsa Laksono Korban Meninggal di Cartensz Juga Seorang Penyelam (instagram.com/explorewithelsa)... Selengkapnya

Bila orang yang mengalami hipotermia masih sadar, ia bisa diberikan makanan tinggi kalori dan minuman hangat non-alkohol dan non-kafein untuk membantu menghangatkan kembali tubuhnya.

"Minuman hangat seperti teh manis atau cokelat panas. Makanan tinggi kalori seperti cokelat atau kacang juga bisa membantu tubuh menghasilkan panas," katanya.

Setelah upaya untuk membantu menghangatkan kembali tubuh dilakukan, dokter Faisal menyarankan kondisi penderita hipotermia diperiksa untuk mengetahui apakah suhu tubuhnya sudah kembali ke kisaran normal (36-37°C). Menurut dia, denyut jantung, tekanan darah, dan pernapasannya juga sebaiknya diperiksa.

"Hipotermia bisa menyebabkan gangguan ritme jantung (aritmia) dan tekanan darah rendah. Amati apakah ada tanda gangguan kognitif seperti kebingungan atau bicara tidak jelas, yang bisa menunjukkan cedera akibat dingin atau komplikasi lainnya," kata dia.

Ia menyampaikan bahwa resusitasi jantung dan paru-paru atau pijat jantung harus segera dilakukan pada korban hipotermia yang sudah tidak merespons, bernapas sangat pelan, atau bahkan tidak bernapas. Dalam kondisi tersebut, ​​​​​​​orang yang bersamanya harus berusaha secepat mungkin meminta pertolongan dari tenaga profesional.

Evakuasi 2 Pendaki yang Meninggal di Puncak Cartensz Pyramid

Evakuasi jenazah dua pendaki perempuan dari Puncak Cartensz ke RSUD Mimika
Dua jenazah pendaki perempuan, Elsa Laksono dan Lilie Wijayanti Poegiono berhasil dievakuasi dari Puncak Cartensz, Kabupaten Puncak Jaya, Provinsi Papua Tengah, Minggu (2/3/2025).... Selengkapnya

Sementara itu, Kapolres Mimika AKBP Billyandha Hildiario Budiman, dikutip dari Antara, menyampaikan bahwa dua jenazah pendaki Puncak Cartensz Pyramid diterbangkan ke Jakarta menggunakan maskapai Lion Air, Senin (3/3/2025) pukul 10.45 WIT. Kedua korban bernama Elsa Laksono dan Lilie Wijayanti Poegiono meninggal dunia karena mengalami hipotermia dalam pendakian.

"Kedua jenazah berhasil dievakuasi ke RSUD Mimika menggunakan helikopter," kata AKBP Billyandha, melansir Antara.

Jenazah Elsa Laksono dievakuasi pada Minggu, 2 Maret 2025, kemudian langsung dibawa ke RSUD Mimika. Sementara, jenazah Lilie Wijayanti Poegiono dievakuasi pada keesokan paginya, pukul 06.53 WIT. "Evakuasi kedua jenazah berjalan dengan lancar meski terkendala cuaca buruk," ujarnya.

Elsa Laksono meninggal dunia saat perjalanan turun dari Puncak Carstenz Pyramid karena indikasi terkena gejala acute mountain sickness (AMS). Korban dievakuasi ke RSUD Mimika sekitar pukul 06.10 hingga 09.26 WIT. Lilie Wijayanti Poegiono dinyatakan meninggal dunia terkena gejala AMS pada saat turun dari Puncak Gunung Carstenz Pyramid pada Sabtu, 1 Maret 2025, sekitar pukul 02.07 WIT setelah dievakuasi oleh rekan dan guide pendamping di Teras Dua.

Infografis Peralatan yang Wajib Dibawa Saat Naik Gunung
Daftar barang yang wajib dibawa saat naik gunung. (dok. Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya