Liputan6.com, Jakarta: Proses evakuasi warga korban banjir sampai hari ini belum selesai akibat kendala di lapangan. Di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, misalnya, hingga petang tadi belum ada tanda-tanda banjir akan surut. Air yang mencapai ketinggian hingga pinggang orang dewasa menyulitkan upaya tim Search and Rescue (SAR) gabungan TNI dan Polri melakukan tugasnya.
Banjir yang telah berlangsung selama lima hari juga membuat warga mulai kehabisan persediaan bahan makanan. Dengan menggunakan truk-truk berukuran besar, warga Kelapa Gading yang masih bertahan di tempat tinggalnya keluar untuk berbelanja. Selain untuk keperluan sehari-hari, mereka juga membeli keperluan untuk perayaan Imlek beberapa hari lagi.
Di wilayah Sunter, Jakut, meski genangan air telah surut, ketinggiannya masih mencapai satu setengah meter. Seperti terlihat di Perumahan Komando Daerah Maritim Angkatan Laut. Sebagian warga telah mengungsi, akan tetapi yang lainnya memilih bertahan di rumah mereka yang bertingkat. Lambatnya air surut di wilayah Sunter disebabkan hujan yang masih turun di wilayah Jakarta.
Sementara di kawasan Kampung Melayu, Jakarta Timur, upaya evakuasi juga masih terus dilakukan kendati air mulai surut. Lihat saja keluarga Ratna yang akhirnya diselamatkan oleh tim SAR dari kesatuan Marinir. Setelah bertahan di rumahnya selama lima hari, warga Bidara Cina ini akhirnya menyerah setelah banjir tak kunjung surut. Proses evakuasi sendiri tidak mudah dilakukan, karena perahu karet yang digunakan harus melalui celah-celah sempit di antara permukiman yang padat.
Dampak banjir juga masih dirasakan warga yang tinggal di Rumah Susun Bidara Cina. Ribuan orang terjebak kepungan air dan kekurangan bahan makanan karena belum ada bantuan yang datang. Hanya tersedia satu rakit buatan warga yang digunakan untuk sarana keluar masuk bagi 400 kepala keluarga penghuni rumah susun. Sebagian warga juga membuat pos koordinasi atau posko di pinggir jalan untuk mencari sumbangan.
Penderitaan penghuni rumah susun ini semakin lengkap karena listrik yang mati membuat pasokan air bersih berhenti total. Mereka terpaksa menggunakan air banjir untuk kebutuhan mencuci.
Di kawasan Cawang, Jaktim, air setinggi empat meter yang menggenangi underpass mulai disedot. Sejak banjir melanda, terowongan itu tertutup total, padahal jalur ini penting untuk mencairkan kepadatan lalu lintas. Dengan kapasitas pompa sebesar 150 liter per detik, diperkirakan penyedotan berlangsung hingga dua hari dengan catatan hujan tidak turun lagi.
Sementara itu, warga yang tinggal di kawasan Jalan Manggarai Utara atau sekitar Pintu Air Manggarai, Jakarta Selatan, hingga petang tadi masih mengungsi ke jalan raya. Sekitar 120 kepala keluarga tinggal di tenda yang dibangun seadanya.
Banjir juga masih terlihat di terowongan Dukuh Atas, Jakarta Pusat. Jalan yang menghubungkan kawasan Tanahabang dengan Manggarai dan Menteng ini masih lumpuh total. Kondisi tersebut membuat aktivitas warga terhenti.
Di Pintu Air Manggarai, ketinggian air tadi petang 925 sentimeter atau dalam kondisi siaga dua. Meski turun dibandingkan sebelumnya, kondisi ini harus tetap diwaspadai warga Ibu Kota karena ketinggian itu masih di atas normal [baca: Air Pintu Manggarai Menurun].(ADO/Tim Liputan 6 SCTV)
Banjir yang telah berlangsung selama lima hari juga membuat warga mulai kehabisan persediaan bahan makanan. Dengan menggunakan truk-truk berukuran besar, warga Kelapa Gading yang masih bertahan di tempat tinggalnya keluar untuk berbelanja. Selain untuk keperluan sehari-hari, mereka juga membeli keperluan untuk perayaan Imlek beberapa hari lagi.
Di wilayah Sunter, Jakut, meski genangan air telah surut, ketinggiannya masih mencapai satu setengah meter. Seperti terlihat di Perumahan Komando Daerah Maritim Angkatan Laut. Sebagian warga telah mengungsi, akan tetapi yang lainnya memilih bertahan di rumah mereka yang bertingkat. Lambatnya air surut di wilayah Sunter disebabkan hujan yang masih turun di wilayah Jakarta.
Sementara di kawasan Kampung Melayu, Jakarta Timur, upaya evakuasi juga masih terus dilakukan kendati air mulai surut. Lihat saja keluarga Ratna yang akhirnya diselamatkan oleh tim SAR dari kesatuan Marinir. Setelah bertahan di rumahnya selama lima hari, warga Bidara Cina ini akhirnya menyerah setelah banjir tak kunjung surut. Proses evakuasi sendiri tidak mudah dilakukan, karena perahu karet yang digunakan harus melalui celah-celah sempit di antara permukiman yang padat.
Dampak banjir juga masih dirasakan warga yang tinggal di Rumah Susun Bidara Cina. Ribuan orang terjebak kepungan air dan kekurangan bahan makanan karena belum ada bantuan yang datang. Hanya tersedia satu rakit buatan warga yang digunakan untuk sarana keluar masuk bagi 400 kepala keluarga penghuni rumah susun. Sebagian warga juga membuat pos koordinasi atau posko di pinggir jalan untuk mencari sumbangan.
Penderitaan penghuni rumah susun ini semakin lengkap karena listrik yang mati membuat pasokan air bersih berhenti total. Mereka terpaksa menggunakan air banjir untuk kebutuhan mencuci.
Di kawasan Cawang, Jaktim, air setinggi empat meter yang menggenangi underpass mulai disedot. Sejak banjir melanda, terowongan itu tertutup total, padahal jalur ini penting untuk mencairkan kepadatan lalu lintas. Dengan kapasitas pompa sebesar 150 liter per detik, diperkirakan penyedotan berlangsung hingga dua hari dengan catatan hujan tidak turun lagi.
Sementara itu, warga yang tinggal di kawasan Jalan Manggarai Utara atau sekitar Pintu Air Manggarai, Jakarta Selatan, hingga petang tadi masih mengungsi ke jalan raya. Sekitar 120 kepala keluarga tinggal di tenda yang dibangun seadanya.
Banjir juga masih terlihat di terowongan Dukuh Atas, Jakarta Pusat. Jalan yang menghubungkan kawasan Tanahabang dengan Manggarai dan Menteng ini masih lumpuh total. Kondisi tersebut membuat aktivitas warga terhenti.
Di Pintu Air Manggarai, ketinggian air tadi petang 925 sentimeter atau dalam kondisi siaga dua. Meski turun dibandingkan sebelumnya, kondisi ini harus tetap diwaspadai warga Ibu Kota karena ketinggian itu masih di atas normal [baca: Air Pintu Manggarai Menurun].(ADO/Tim Liputan 6 SCTV)