Dirjen Kemen PU: Comal Amblas Bukan Soal Beban Truk dan Bawaan

Menurut Djoko, ada 2 faktor yang menyebabkan jembatan itu rusak. Berikut pemaparannya.

oleh Moch Harun Syah diperbarui 14 Agu 2014, 08:27 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2014, 08:27 WIB
Jembatan Comal - Liputan6 Siang
Sebuah alat berat menyelesaikan perbaikan jembatan yang amblas di jalur pantura Comal, Pemalang, Jateng. (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)

Liputan6.com, Pemalang - Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum (PU) Djoko Muryanto menuturkan, penyebab amblasnya Jembatan Comal, Pemalang, Jawa Tengah, bukan karena jumlah volume truk yang lewat dan juga beban bawaanya. Menurut Djoko, ada dua faktor yang menyebabkan jembatan itu rusak.

Sambung Djoko, amblasnya Comal pun sudah masuk dan termonitor pihaknya.

"Bukan karena beban-beban gede tapi karena tergerus gerusan air. Amblasnya ini ada dua kejadian besar. Yang pertama saat Februari lalu banjir bandang dan terendam Comal. Artinya sebagian besar jalur Pantura baik jalan maupun jembatan kan terendam juga," kata Djoko di Korlantas Polri, Jakarta, Rabu (13/8/2014).

Dari kejadian banjir besar itulah, lanjut Djoko, pihaknya sudah melakukan upaya perbaikan. Namun saat itu prediksi dan analisa pihaknya, Jembatan Comal masih bisa dilalui. Namun masalah besar datang tanpa bisa diduga, banjir kedua datang di bulan Juni 2014. Tapi peristiwa tersebut tak sampai menyedot perhatian media karena perjalanan mudik tidak masalah.

"Kita sudah evaluasi dan perbaikan, dan kebetulan masih dalam batas toleransi saat itu Jembatan Comal. Di situ kita juga recover aja terus perbaikan. Di akhir Juni, hulunya jembatan Comal hujan deras dan jembatan terendam, tapi tidak sampai Pantura yang terendam jadi beritanya nggak sampai ke mana-mana. Dan belum ganggu traffic," ujar Djoko.

Djoko mengaku, sejak itu pihaknya sudah melihat dan juga mengetahui perubahan-perubahan kekuatan di Jembatan Comal. Tapi pihaknya mengaku tak bisa menjaga agar jembatan tak amblas. Namun dia sudah menutup akses jembatan tersebut karena dinilai sangat membahayakan.

"Kita nggak bisa mengerem terjadinya penurunan-penurunan di situ (jembatan Comal). Dan akhirnya sampai tanggal 17 Juli, jam 02.00 WIB kita nyatakan ditutup. Yang nyatakan ditutup itu kami," ungkap Djoko.

Namun Djoko menyayangkan sikap para pengemudi atau perusahaan ekspedisi yang memaksakan untuk tetap melalui Jembatan Comal. Padahal saat itu sedang ada perbaikan dengan dipasangnya alat-alat untuk menopang jembatan.

"Pengemudi truk banyak nggak percaya, masih nunggu aja karena nggak percaya keliatan bagus dan mengaku baru saja melintas. Sebetulnya di bawah jembatan sudah kita pasang alat-alat karena tau kondisi kritikal," tutup Djoko.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya