Liputan6.com, Denpasar - Lantaran dianggap kurang, anggota DPRD Bali meminta gajinya dinaikkan. Tak tanggung-tanggung, mereka meminta naik gaji hingga 100 persen.
Saat ini anggota DPRD Bali memperoleh gaji Rp 24 juta per bulan. Namun jumlah itu dianggap tak cukup, sehingga mereka minta dinaikkan menjadi Rp 50 juta per bulan.
Baca Juga
"Ya Rp 50 jutalah gaji dewan itu," pinta anggota dewan asal PDIP Dewa Nyoman Rai di Denpasar, Jumat (12/9/2014).
Senada dengan Dewa, I Wayan Kari Subali dari Partai Nasdem juga berharap gajinya dapat naik. Subali mengatakan, gaji dia selama ini tak cukup memenuhi kebutuhan keluarganya. Karena itu, Subali berharap gajinya dinaikkan.
"Mohon maaf (gaji DPRD Bali) tidak cukup. Gaji saya tidak cukup untuk anak istri," kata Subali. Menurut dia, gaji saat ini tak bisa memenuhi kebutuhan seorang anggota dewan yang cukup besar.
"Kami mensyukuri jika dinaikkan. Kami akui kekurangan memang iya. Apalagi kami banyak punya pendukung," kata dia.
Pada saat yang sama, anggota DPRD dari Partai Golkar I Nyoman Sugawa Korry menyebut, persoalan besaran gaji sangat relatif. "Gaji itu relatif. Tentu gaji besar cukup, kecil kurang," tutur dia.
Wacana kenaikan gaji anggota dewan di Bali mencuat belakangan ini. Menurut Sugawa Korry dari Partai Golkar, tak masalah jika kenaikan itu terjadi.
Advertisement
"Asal sesuai aturan, peningkatan gaji itu tak masalah. Tapi kalau tidak sesuai ya, kami juga tidak mau terima. Kuncinya di aturan," kata dia.
Menurut Sugawa, yang terpenting adalah terpenuhinya kebutuhan primer seorang anggota dewan. "Ketika kebutuhan primer terpenuhi, maka dia masuk ke kebutuhan sekunder. Kebutuhan sekunder itu relatif besarannya karena masuk sebagai aktualisasi diri," kata dia.
Disebutkan, para anggota dewan Bali merasa gajinya kurang karena banyaknya potongan di sana sini. "Dari Rp 24 juta yang diterima tiap bulan, harus disiapkan sumbangan untuk partai di tingkat provinsi Rp 3 juta, di kabupaten Rp 1 juta lalu fraksi Rp 1 juta. Belum untuk konstituen dan sumbangan lainnya," tutur Sugawa.
Untuk memenuhi kekurangan itu, Sugawa mengaku memiliki pekerjaan sampingan sebagai dosen. "Saya kerja sampingan. Saya dosen, mengajar. Warisan di kampung kebun cengkeh juga tiap bulan cukup memenuhi kebutuhan saya," imbuh Sugawa. (Mut)