Liputan6.com, Yogyakarta - Air rebusan daun harendong bulu (clidemia hirta) tidak menunjukkan pengaruh signifikan terhadap kadar kolesterol mencit. Meskipun daun ini mengandung senyawa aktif seperti tanin, saponin, flavonoid, dan steroid yang secara teoritis mampu memengaruhi kolesterol, hasil penelitian menyatakan bahwa efeknya tidak cukup kuat untuk menurunkan kadar kolesterol secara nyata.
Mengutip dari Jurnal Biosilampar (2020) dan beberapa jurnal lainnya, daun harendong bulu diketahui mengandung beberapa senyawa bioaktif yang berpotensi memengaruhi metabolisme kolesterol. Tanin, salah satu senyawa yang terkandung di dalamnya, dikenal memiliki kemampuan untuk mencegah peningkatan kadar kolesterol darah total.
Senyawa ini bekerja dengan menghambat penyerapan lemak berlebih di usus. Selain tanin, daun harendong bulu juga mengandung saponin.
Advertisement
Baca Juga
Senyawa ini memiliki mekanisme kerja dengan mengikat molekul kolesterol dan asam empedu, sehingga dapat membantu mengurangi penyerapan kolesterol dalam tubuh. Saponin juga merangsang pengeluaran kolesterol melalui feses.
Flavonoid dan steroid turut ditemukan dalam daun ini. Flavonoid berperan sebagai antioksidan yang dapat mencegah oksidasi kolesterol jahat (LDL), sementara steroid dari tumbuhan diyakini memiliki efek hipokolesterolemik atau penurun kolesterol.
Penelitian dilakukan dengan memberikan air rebusan daun harendong bulu kepada mencit sebagai subjek uji. Kadar kolesterol total, LDL, dan HDL diukur sebelum dan setelah pemberian rebusan.
Hasilnya menunjukkan bahwa meskipun daun ini mengandung senyawa-senyawa yang secara teori dapat memengaruhi kolesterol, air rebusannya tidak memberikan perubahan yang signifikan secara statistik pada kadar kolesterol mencit.
Beberapa faktor diduga memengaruhi hasil ini, termasuk konsentrasi senyawa aktif dalam rebusan yang mungkin terlalu rendah untuk memberikan efek terapeutik. Selain itu, metode ekstraksi dengan air panas tidak optimal dalam menarik seluruh senyawa aktif yang diperlukan untuk menurunkan kolesterol.
Di luar potensinya terhadap kolesterol, daun harendong bulu telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional. Beberapa masyarakat memanfaatkannya untuk mengatasi diare, radang, dan infeksi karena kandungan antibakteri dan antiinflamasinya. Flavonoid dalam daun ini juga diduga memiliki efek positif dalam menangkal radikal bebas.
Penulis: Ade Yofi Faidzun