Penyebab Payudara Sakit dan Cara Mengatasinya, Tidak Boleh Diabaikan

Penyebab payudara sakit bisa beragam, mulai dari perubahan hormonal hingga kondisi medis. Kenali gejala dan cara mengatasinya di sini.

oleh Ayu Isti Prabandari Diperbarui 09 Apr 2025, 08:11 WIB
Diterbitkan 09 Apr 2025, 08:11 WIB
penyebab payudara sakit
penyebab payudara sakit ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Nyeri atau rasa sakit pada payudara merupakan keluhan yang cukup umum dialami oleh banyak wanita. Kondisi ini dalam istilah medis dikenal sebagai mastalgia. Meskipun seringkali tidak berbahaya, rasa nyeri pada payudara bisa menimbulkan kekhawatiran dan ketidaknyamanan. Penting untuk memahami berbagai penyebab payudara sakit agar dapat mengenali kapan kondisi tersebut memerlukan perhatian medis.

Pengertian Nyeri Payudara (Mastalgia)

Mastalgia atau nyeri payudara adalah sensasi tidak nyaman atau rasa sakit yang dirasakan pada jaringan payudara. Nyeri ini dapat bervariasi dari rasa tidak nyaman ringan hingga rasa sakit yang cukup parah. Beberapa karakteristik umum nyeri payudara meliputi:

  • Rasa nyeri dapat terjadi pada satu atau kedua payudara
  • Nyeri bisa menyebar hingga ke area ketiak
  • Sensasi dapat berupa rasa penuh, kencang, atau nyeri yang menusuk
  • Intensitas nyeri dapat berfluktuasi seiring siklus menstruasi

Nyeri payudara umumnya dibagi menjadi dua jenis utama:

  1. Nyeri siklik: Terkait dengan siklus menstruasi dan perubahan hormonal
  2. Nyeri non-siklik: Tidak berhubungan dengan siklus menstruasi dan dapat disebabkan oleh berbagai faktor lain

Memahami jenis nyeri yang dialami dapat membantu mengidentifikasi penyebab dan penanganan yang tepat.

Penyebab Utama Payudara Sakit

Terdapat beragam faktor yang dapat menjadi penyebab payudara sakit. Berikut ini adalah beberapa penyebab utama yang perlu diketahui:

1. Perubahan Hormonal

Fluktuasi hormon merupakan salah satu penyebab paling umum dari nyeri payudara. Perubahan kadar estrogen dan progesteron selama siklus menstruasi dapat menyebabkan payudara membengkak dan terasa nyeri. Kondisi ini sering terjadi beberapa hari sebelum menstruasi dimulai dan biasanya mereda setelah menstruasi berakhir.

Selain siklus menstruasi, perubahan hormonal juga dapat terjadi pada kondisi berikut:

  • Kehamilan, terutama pada trimester pertama
  • Masa menyusui
  • Menopause
  • Penggunaan kontrasepsi hormonal

Pada masa-masa tersebut, jaringan payudara menjadi lebih sensitif terhadap perubahan hormon, yang dapat menimbulkan rasa nyeri atau ketidaknyamanan.

2. Infeksi Payudara

Infeksi pada jaringan payudara, yang dikenal sebagai mastitis, dapat menyebabkan nyeri yang cukup parah. Mastitis paling sering terjadi pada ibu menyusui, namun juga dapat dialami oleh wanita yang tidak sedang menyusui. Gejala mastitis meliputi:

  • Nyeri payudara yang intens
  • Kemerahan dan pembengkakan pada area yang terinfeksi
  • Demam dan menggigil
  • Rasa hangat pada payudara

Mastitis biasanya disebabkan oleh bakteri yang masuk melalui puting susu atau saluran ASI yang tersumbat. Penanganan dini sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

3. Fibrokistik Payudara

Perubahan fibrokistik pada payudara merupakan kondisi jinak yang umum terjadi. Kondisi ini ditandai dengan pembentukan jaringan fibrosa dan kista kecil di dalam payudara. Gejala yang mungkin muncul antara lain:

  • Nyeri atau ketidaknyamanan pada payudara
  • Benjolan yang dapat teraba
  • Perubahan ukuran payudara selama siklus menstruasi

Meskipun tidak berbahaya, perubahan fibrokistik dapat menyebabkan kekhawatiran karena gejalanya yang mirip dengan kondisi serius lainnya. Pemeriksaan rutin dan konsultasi dengan dokter dapat membantu membedakan kondisi ini dari masalah payudara lainnya.

4. Trauma atau Cedera

Cedera fisik pada payudara dapat menyebabkan nyeri akut atau kronis. Beberapa penyebab trauma payudara meliputi:

  • Benturan langsung pada payudara
  • Olahraga intensif tanpa dukungan yang memadai
  • Penggunaan bra yang tidak sesuai ukuran
  • Prosedur medis seperti biopsi atau operasi payudara

Nyeri akibat trauma biasanya bersifat sementara dan akan membaik seiring waktu. Namun, jika nyeri berlangsung lama atau disertai gejala lain, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter.

5. Efek Samping Obat-obatan

Beberapa jenis obat dapat menyebabkan nyeri payudara sebagai efek samping. Obat-obatan yang sering dikaitkan dengan masalah ini termasuk:

  • Kontrasepsi hormonal (pil KB, suntik KB, implan)
  • Terapi pengganti hormon
  • Beberapa jenis antidepresan
  • Obat-obatan untuk pengobatan infertilitas

Jika Anda menduga nyeri payudara disebabkan oleh obat-obatan yang sedang dikonsumsi, jangan menghentikan pengobatan tanpa konsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Dokter dapat membantu mengevaluasi manfaat dan risiko pengobatan serta merekomendasikan alternatif jika diperlukan.

Gejala yang Menyertai Nyeri Payudara

Selain rasa nyeri, terdapat beberapa gejala lain yang mungkin menyertai masalah pada payudara. Penting untuk memperhatikan gejala-gejala ini karena dapat membantu dalam diagnosis dan penentuan penanganan yang tepat. Beberapa gejala yang perlu diperhatikan antara lain:

1. Perubahan Bentuk atau Ukuran Payudara

Perubahan signifikan pada bentuk atau ukuran payudara, terutama jika hanya terjadi pada satu sisi, dapat menjadi indikasi adanya masalah. Perhatikan apakah terdapat:

  • Pembengkakan yang tidak normal
  • Penyusutan ukuran payudara
  • Perubahan kontur payudara
  • Asimetri yang baru muncul antara kedua payudara

Meskipun beberapa perubahan ukuran payudara normal terjadi selama siklus menstruasi, perubahan yang drastis atau menetap perlu diwaspadai.

2. Perubahan pada Kulit Payudara

Kondisi kulit payudara dapat memberikan petunjuk penting tentang kesehatan payudara secara keseluruhan. Waspadai tanda-tanda berikut:

  • Kemerahan atau ruam yang tidak hilang
  • Penebalan atau tekstur kulit yang menyerupai kulit jeruk (peau d'orange)
  • Lekukan atau cekungan pada kulit payudara
  • Perubahan warna kulit menjadi kemerahan, keunguan, atau kecoklatan

Perubahan pada kulit payudara dapat mengindikasikan berbagai kondisi, mulai dari infeksi hingga masalah yang lebih serius seperti kanker payudara inflamasi.

3. Keluar Cairan dari Puting

Keluarnya cairan dari puting di luar masa menyusui dapat menjadi gejala yang perlu diperhatikan, terutama jika disertai nyeri payudara. Perhatikan karakteristik cairan tersebut:

  • Warna cairan (bening, kuning, hijau, atau berdarah)
  • Konsistensi cairan
  • Apakah keluar spontan atau hanya saat dipencet
  • Apakah terjadi pada satu atau kedua payudara

Meskipun sebagian besar kasus keluarnya cairan dari puting bersifat jinak, kondisi ini tetap memerlukan evaluasi medis untuk memastikan penyebabnya.

4. Benjolan atau Massa pada Payudara

Adanya benjolan atau massa yang dapat diraba pada payudara sering kali menjadi sumber kekhawatiran. Penting untuk memperhatikan karakteristik benjolan tersebut:

  • Ukuran dan bentuk benjolan
  • Apakah benjolan terasa keras atau lunak
  • Apakah benjolan dapat digerakkan atau melekat pada jaringan sekitarnya
  • Apakah ukuran benjolan berubah selama siklus menstruasi

Meskipun sebagian besar benjolan payudara bersifat jinak, setiap benjolan baru atau perubahan pada benjolan yang sudah ada sebelumnya harus dievaluasi oleh profesional medis.

5. Perubahan pada Puting

Puting payudara dapat mengalami perubahan yang perlu diperhatikan, terutama jika disertai dengan nyeri. Beberapa perubahan yang mungkin terjadi meliputi:

  • Puting yang tertarik ke dalam (inversi puting)
  • Perubahan warna atau tekstur kulit di sekitar puting
  • Munculnya luka atau kerak pada puting
  • Rasa gatal atau sensasi terbakar pada puting

Perubahan pada puting, terutama jika terjadi secara tiba-tiba atau hanya pada satu sisi, memerlukan evaluasi lebih lanjut untuk menentukan penyebabnya.

Diagnosis Nyeri Payudara

Ketika mengalami nyeri payudara yang persisten atau disertai gejala lain yang mengkhawatirkan, penting untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dari profesional medis. Proses diagnosis nyeri payudara biasanya melibatkan beberapa tahap:

1. Anamnesis (Riwayat Medis)

Langkah pertama dalam diagnosis adalah pengumpulan informasi detail tentang keluhan dan riwayat medis pasien. Dokter akan menanyakan beberapa hal seperti:

  • Karakteristik nyeri (lokasi, intensitas, durasi)
  • Faktor yang memperburuk atau meringankan nyeri
  • Hubungan nyeri dengan siklus menstruasi
  • Riwayat kehamilan dan menyusui
  • Penggunaan kontrasepsi atau terapi hormon
  • Riwayat penyakit payudara dalam keluarga

Informasi ini membantu dokter dalam menentukan kemungkinan penyebab dan langkah diagnosis selanjutnya.

2. Pemeriksaan Fisik

Setelah anamnesis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh pada payudara. Pemeriksaan ini meliputi:

  • Inspeksi visual untuk melihat perubahan bentuk, warna, atau tekstur kulit payudara
  • Palpasi (perabaan) untuk mendeteksi adanya benjolan atau area yang terasa berbeda
  • Pemeriksaan kelenjar getah bening di sekitar payudara dan ketiak
  • Evaluasi puting untuk melihat adanya inversi atau keluarnya cairan

Pemeriksaan fisik yang teliti dapat memberikan informasi penting tentang kondisi payudara dan membantu mengarahkan pemeriksaan lanjutan jika diperlukan.

3. Pemeriksaan Pencitraan

Untuk mendapatkan gambaran lebih detail tentang struktur internal payudara, dokter mungkin merekomendasikan pemeriksaan pencitraan. Beberapa metode yang umum digunakan meliputi:

  • Mammografi: Pemeriksaan sinar-X khusus untuk payudara yang dapat mendeteksi perubahan jaringan dan keberadaan tumor.
  • Ultrasonografi (USG) payudara: Menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar jaringan payudara, sangat berguna untuk membedakan massa padat dari kista berisi cairan.
  • MRI payudara: Memberikan gambar detail jaringan payudara menggunakan medan magnet dan gelombang radio, sering digunakan sebagai pemeriksaan tambahan pada kasus-kasus tertentu.

Pemilihan metode pencitraan tergantung pada usia pasien, faktor risiko, dan temuan pada pemeriksaan fisik.

4. Biopsi

Jika pemeriksaan pencitraan menunjukkan area yang mencurigakan, dokter mungkin merekomendasikan biopsi untuk mengambil sampel jaringan. Biopsi dapat dilakukan dengan beberapa cara:

  • Biopsi jarum halus (FNA): Menggunakan jarum tipis untuk mengambil sampel sel dari area yang dicurigai.
  • Biopsi inti: Menggunakan jarum yang lebih besar untuk mengambil sampel jaringan yang lebih substansial.
  • Biopsi eksisi: Pengangkatan seluruh area yang mencurigakan melalui prosedur bedah kecil.

Hasil biopsi akan diperiksa di laboratorium untuk menentukan apakah sel-sel tersebut jinak atau ganas.

5. Tes Laboratorium

Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meminta pemeriksaan darah atau tes laboratorium lainnya untuk mengevaluasi kondisi hormonal atau mendeteksi adanya infeksi. Tes ini dapat meliputi:

  • Pemeriksaan kadar hormon (estrogen, progesteron, prolaktin)
  • Tes fungsi tiroid
  • Pemeriksaan penanda tumor dalam darah (jika dicurigai adanya keganasan)

Hasil dari serangkaian pemeriksaan ini akan membantu dokter dalam menentukan diagnosis yang tepat dan merencanakan penanganan yang sesuai untuk nyeri payudara yang dialami.

Penanganan dan Pengobatan Nyeri Payudara

Setelah diagnosis ditegakkan, penanganan nyeri payudara akan disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya. Berikut adalah beberapa pendekatan yang umum digunakan dalam mengatasi nyeri payudara:

1. Perubahan Gaya Hidup

Untuk nyeri payudara yang terkait dengan perubahan hormonal atau kondisi jinak, beberapa modifikasi gaya hidup dapat membantu mengurangi gejala:

  • Menggunakan bra yang memberikan dukungan yang baik, terutama saat berolahraga
  • Mengurangi konsumsi kafein dan alkohol
  • Menjaga berat badan ideal
  • Menerapkan pola makan seimbang dengan mengurangi asupan lemak dan meningkatkan konsumsi serat
  • Mengelola stres melalui teknik relaksasi atau meditasi

Perubahan gaya hidup ini tidak hanya dapat membantu mengurangi nyeri payudara, tetapi juga bermanfaat untuk kesehatan secara keseluruhan.

2. Terapi Obat-obatan

Dalam beberapa kasus, penggunaan obat-obatan mungkin diperlukan untuk mengatasi nyeri payudara. Beberapa pilihan pengobatan meliputi:

  • Analgesik: Obat pereda nyeri seperti ibuprofen atau paracetamol dapat membantu mengurangi nyeri ringan hingga sedang.
  • Obat anti-inflamasi non-steroid (NSAID): Efektif untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan, terutama jika dioleskan langsung pada area yang sakit.
  • Terapi hormonal: Dalam kasus nyeri yang terkait dengan ketidakseimbangan hormon, dokter mungkin meresepkan pil kontrasepsi atau obat-obatan lain untuk mengatur kadar hormon.
  • Antibiotik: Jika nyeri disebabkan oleh infeksi seperti mastitis, antibiotik mungkin diperlukan untuk mengatasi infeksi.

Penggunaan obat-obatan harus selalu di bawah pengawasan dokter untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya.

3. Terapi Komplementer

Beberapa pendekatan komplementer telah menunjukkan manfaat dalam mengurangi nyeri payudara pada beberapa wanita. Metode ini meliputi:

  • Kompres hangat atau dingin: Dapat membantu mengurangi pembengkakan dan nyeri.
  • Pijat payudara lembut: Membantu melancarkan aliran darah dan limfa.
  • Akupunktur: Beberapa penelitian menunjukkan manfaat akupunktur dalam mengurangi nyeri payudara siklik.
  • Suplemen herbal: Beberapa herbal seperti evening primrose oil atau chasteberry telah dilaporkan membantu beberapa wanita, meskipun bukti ilmiahnya masih terbatas.

Sebelum mencoba terapi komplementer, selalu konsultasikan dengan dokter untuk memastikan keamanan dan kesesuaiannya dengan kondisi Anda.

4. Penanganan Khusus

Untuk kondisi tertentu, penanganan khusus mungkin diperlukan:

  • Drainase kista: Jika nyeri disebabkan oleh kista besar, dokter mungkin melakukan aspirasi untuk mengeluarkan cairan dari kista.
  • Operasi: Dalam kasus tertentu seperti fibroadenoma yang besar atau tumor jinak lainnya, prosedur bedah mungkin direkomendasikan.
  • Terapi radiasi atau kemoterapi: Jika nyeri disebabkan oleh kanker payudara, pengobatan akan disesuaikan dengan jenis dan stadium kanker.

Penanganan khusus ini akan ditentukan oleh dokter spesialis berdasarkan hasil diagnosis dan kondisi spesifik pasien.

Pencegahan Nyeri Payudara

Meskipun tidak semua penyebab nyeri payudara dapat dicegah, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko dan frekuensi terjadinya nyeri payudara:

1. Menjaga Kesehatan Payudara

Perawatan payudara yang baik dapat membantu mencegah beberapa penyebab nyeri payudara:

  • Lakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) secara rutin untuk mendeteksi perubahan dini
  • Gunakan bra yang sesuai ukuran dan memberikan dukungan yang baik
  • Hindari penggunaan produk yang dapat mengiritasi kulit payudara
  • Jaga kebersihan area payudara untuk mencegah infeksi

2. Pola Makan Sehat

Diet yang seimbang dapat membantu menjaga kesehatan payudara dan mengurangi risiko nyeri:

  • Konsumsi makanan kaya serat seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian utuh
  • Batasi asupan lemak jenuh dan trans
  • Perbanyak konsumsi makanan yang mengandung omega-3
  • Kurangi konsumsi kafein dan alkohol

3. Olahraga Teratur

Aktivitas fisik yang teratur dapat membantu menjaga keseimbangan hormon dan mengurangi risiko nyeri payudara:

  • Lakukan olahraga aerobik sedang seperti jalan cepat atau berenang
  • Latihan kekuatan untuk memperkuat otot dada dan punggung
  • Pilih olahraga dengan intensitas rendah hingga sedang selama fase pramenstruasi jika Anda rentan terhadap nyeri payudara siklik

4. Manajemen Stres

Stres dapat mempengaruhi keseimbangan hormon dan meningkatkan sensitivitas terhadap nyeri. Beberapa cara untuk mengelola stres meliputi:

  • Praktikkan teknik relaksasi seperti meditasi atau yoga
  • Jaga pola tidur yang teratur
  • Luangkan waktu untuk hobi dan aktivitas yang menyenangkan
  • Pertimbangkan konseling atau terapi jika mengalami stres berkepanjangan

5. Pemeriksaan Rutin

Pemeriksaan kesehatan payudara secara rutin dapat membantu mendeteksi masalah sejak dini:

  • Lakukan mammografi sesuai rekomendasi dokter, umumnya dimulai pada usia 40 tahun
  • Ikuti jadwal pemeriksaan payudara klinis yang disarankan oleh dokter
  • Segera konsultasikan ke dokter jika menemukan perubahan pada payudara

Kapan Harus Ke Dokter?

Meskipun sebagian besar kasus nyeri payudara tidak berbahaya, ada beberapa situasi di mana konsultasi medis segera diperlukan. Segera hubungi dokter jika Anda mengalami:

  • Nyeri payudara yang parah dan terus-menerus
  • Benjolan baru yang tidak hilang setelah siklus menstruasi
  • Perubahan pada bentuk atau ukuran payudara
  • Keluarnya cairan dari puting di luar masa menyusui
  • Tanda-tanda infeksi seperti kemerahan, pembengkakan, atau demam
  • Nyeri payudara yang mengganggu aktivitas sehari-hari

Evaluasi medis tepat waktu dapat membantu mendiagnosis dan menangani masalah payudara dengan lebih efektif, serta memberikan ketenangan pikiran.

Kesimpulan

Nyeri payudara adalah keluhan yang umum dan sebagian besar kasus tidak menandakan kondisi serius. Namun, pemahaman tentang berbagai penyebab payudara sakit, gejala yang menyertainya, serta langkah-langkah pencegahan dan penanganan sangat penting untuk menjaga kesehatan payudara secara keseluruhan.

Ingatlah bahwa setiap wanita memiliki pengalaman yang berbeda dengan nyeri payudara. Apa yang normal bagi satu orang mungkin tidak normal bagi yang lain. Oleh karena itu, mengenali pola normal payudara Anda sendiri dan melakukan pemeriksaan rutin adalah kunci untuk mendeteksi perubahan yang mungkin memerlukan perhatian medis.

Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan jika Anda memiliki kekhawatiran tentang nyeri payudara atau perubahan apa pun pada payudara Anda. Deteksi dini dan penanganan yang tepat dapat membuat perbedaan besar dalam menjaga kesehatan payudara dan kualitas hidup Anda secara keseluruhan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya