Liputan6.com, Jakarta - Calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Roby Arya Brata akan mengurangi tugas penindakan dalam pemberantasan korupsi. Dia akan lebih fokus untuk mencegah korupsi itu terjadi ketimbang lebih banyak menangkap para terduga korupsi.
"Kalau penindakan, KPK seperti hanya mengepel lantai yang kotor, tapi tidak menutup genteng yang bocor," kata Roby dalam 'Diskusi Mengenal Sosok Capim KPK dan Gagasan Pemberantasan Korupsi Capim KPK' di Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (7/10/2014).
Roby yang sekarang ini menjabat sebagai Kepala Bidang Hubungan Internasional Sekretariat Kabinet ini mengatakan, permasalahan pemberantasan korupsi bukan semata-mata hanya persoalan hukum saja. Tetapi juga bagaimana menciptakan pencegahan korupsi.
Bagi Roby, sistem pencegahan sangat penting bagi persoalan korupsi, khususnya di Indonesia. Jika pencegahan itu bisa dilakukan dengan maksimal, maka otomatis akan mengurangi terjadinya korupsi.
"Jika terpilih, saya akan mengurangi penangkapan. Saya akan menguatkan DPR, MK, dan semua cabang pemerintahan agar punya integritas. Agar semuanya tidak akan terlibat korupsi," ucap dia.
Dia juga mengatakan, korupsi ibarat penyakit, sehingga harus ditangani ahlinya. Seorang dokter tentu akan berbuat setelah melakukan diagnosa terhadap penyakit yang ditangani.
Dalam diskusi ini, hanya 3 dari 6 calon pimpinan KPK yang hadir. Selain Roby, mereka yang turut hadir hadir adalah Wakil Ketua KPK Bidang Penindakan Busyro Muqqodas, dan Anggota DPD 2009-2014 I Wayan Sudirta.
Kementerian Hukum dan HAM meloloskan 6 dari 11 nama capim KPK untuk ikut tahap seleksi lanjutan. Mereka adalah Dosen Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan Jamin Ginting, Wakil Ketua KPK Bidang Penindakan Busyro Muqqodas, Anggota DPD 2009-2014 I Wayan Sudirta, Jurnalis Tempo sekaligus pengacara Ahmad Taufik, Kepala Bidang Hubungan Internasional Sekretariat Kabinet Roby Arya Brata, dan pegawai Biro Perencanaan Anggaran KPK Subagio.
Adapun seleksi capim KPK ini dilakukan untuk mencari 1 pimpinan KPK pengganti Busyro Muqqodas. Sebab, Busyro yang juga mantan Ketua Komisioner Yudisial (KY) itu akan habis masa tugasnya sebagai pimpinan KPK pada Desember 2014 ini.
Dari 6 nama ini akan diseleksi lagi oleh Kemenkum HAM untuk dipilih menjadi 2 orang. Nantinya, 2 orang yang terpilih itu akan menjalani fit and proper test di Komisi III DPR. Kemudian DPR hanya memilih 1 orang untuk mengisi posisi pimpinan KPK pengganti Busyro. (Mut)
Calon Pimpinan KPK: Kurangi Penangkapan
Bagi calon pimpinan KPK Roby Brata, sistem pencegahan sangat penting bagi persoalan korupsi, khususnya di Indonesia.
diperbarui 07 Okt 2014, 14:27 WIBDiterbitkan 07 Okt 2014, 14:27 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Natal 2024: Warga Inggris Kenang Kepergian Anggota Keluarga yang Meninggal Akibat COVID-19
INALUM Catat Rekor Penjualan Tertinggi, Capai 263.195 MT
Lestarikan Warisan Budaya Nusantara, BRI Meriahkan HUT ke-129 dengan Pertunjukan Wayang
6 Fakta Giethoorn Desa Unik di Belanda, Penampakannya Bak Negeri Dongeng
Wamen BUMN ke Bandara Halim, Semringah Harga Tiket Pesawat Turun
Beli Asuransi Lewat BRImo Jadi Solusi Praktis Proteksi Diri dan Jalani Liburan dengan Tenang
Kate Middleton Tampil Serba Hijau Zamrud di Acara Natal Kerajaan Inggris, Sosok Putri Charlotte Curi Perhatian
Eric Garcia Tolak Tiga Klub Raksasa Eropa Demi Barcelona
6 Potret Cupcakes Tema Natal Ini Unik, Sayang Dimakan karena Detailnya Menarik
LPOI Berharap Prabowo Bisa Turunkan Pajak dan Meningkatkan Lapangan Kerja
Daftar Pohon Natal Termahal di Dunia: Ada yang Berlapis Emas
Ingin jadi Suami Idaman, Tanamkan Tips Berikut Ini