12-10-2002: Bom Bali I Renggut 202 Nyawa

Peristiwa Bom Bali I ini dianggap sebagai aksi terorisme terparah dalam sejarah Indonesia.

oleh Rizki Gunawan diperbarui 12 Okt 2014, 06:00 WIB
Diterbitkan 12 Okt 2014, 06:00 WIB
12-10-2002: Bom Bali I, 202 Orang Tewas
Peristiwa Bom Bali I ini dianggap sebagai aksi terorisme terparah dalam sejarah Indonesia.

Liputan6.com, Denpasar - 12 Oktober 2002, atau tepat 12 tahun silam, aksi teror melanda Indonesia, tepatnya di Pulau Dewata, Bali. Tiga lokasi di Bali dibom saat hiruk pikuk pada Sabtu malam atau malam Minggu.

Semarak malam akhir pekan yang dipenuhi tawa dan canda dari para turis serta warga lokal mendadak sirna. Dua bom pertama meledak di Paddy's Pub dan Sari Club di Jalan Legian, Kuta, Bali, sedangkan ledakan selanjutnya terjadi di dekat Kantor Konsulat Amerika Serikat, Jalan Hayam Wuruk 188, Denpasar.

Menurut sumber dari Museum.polri.go.id yang dikutip Liputan6.com, Minggu (12/10/2014), korban tewas mencapai 202 orang. Sebanyak 164 orang di antaranya warga asing dari 24 negara, 38 orang lainnya warga Indonesia 209 orang mengalami luka-luka. Dampak kerusakan hingga radius satu kilometer dari pusat ledakan.

Peristiwa yang disebut Bom Bali I ini dianggap sebagai aksi terorisme terparah dalam sejarah Indonesia. [Baca juga: Malam Mencekam di Legian]

Kejadian bermula pada pukul 20.45 Wita. Salah satu pelaku, Ali Imron menyiapkan satu bom kotak dengan berat sekitar 6 kilogram yang telah dipasang sistem remote ponsel, di rumah kontrakan. Artinya bom itu diledakkan dari jarak jauh menggunakan ponsel.

Bom tersebut dibawa Ali Imron menggunakan sepeda motor Yamaha, dan diletakkan di trotoar sebelah kanan kantor Konsulat Amerika Serikat. Selanjutnya, dia pergi menuju Sari Club dan Paddy's Pub untuk memantau situasi serta lalu lintas di sekitar. Ali selanjutnya kembali ke rumah kontrakan.

Sekitar pukul 22.30 Wita, Ali Imron bersama dua pelaku bom bunuh diri, yakni Jimi dan Iqbal pergi menuju Legian dengan menggunakan mobil Mitshubishi L 300. Idris, pelaku lain, mengikuti mereka dengan menggunakan motor Yamaha.

Sesampainya di Legian, Ali Imron mengintruksikan Jimi untuk menggabungkan kabel-kabel dari detonator ke kotak switch bom mobil L 300. Jimi akan melancarkan bom bunuh diri menggunakan mobil L 300 di Sari Club.

Pada saat yang bersamaan, Ali Imron menyuruh Iqbal untuk memakai bom rompi. Iqbal juga akan beraksi sebagai 'pengantin' (sebutan untuk pelaku bom bunuh diri) di Paddy's Pub.

Setelah persiapan rampung, Iqbal turun dari mobil dan masuk ke dalam Paddy's Pub. Duar! Bom meledak dari restoran tempat nongkrong tersebut.

Sementara itu, Ali Imron turun dari mobil L 300 kemudian dijemput Idris untuk menuju Jalan Imam Bonjol. Sedangkan Jimi langsung memacu mobil menuju Sari Club, lalu meledakkan bom di dalam mobil yang ia kendarai. Bom kedua pun meledak dari mobil tersebut. Ratusan orang tewas akibat dua bom tersebut.

Di tengah perjalanan, Ali Imron menekan tombol remote control yang sudah dipasang pada ponselnya. Duar! Bom kotak meledak yang telah ia taruh sebelumnya meledak di depan konsulat Amerika Serikat. Ini merupakan bom yang ketiga dan tak mengakibatkan korban jiwa.

Sejak itu, eksodus besar-besaran terjadi di Pulau Dewata. Bandara Ngurah Rai sesak didatangi banyak warga asing, terutama tim investigasi dari Biro Investigasi Amerika Serikat (FBI). [Baca juga: Tony Soemarno: Suatu Saat Meledaknya Akan Besar]

Vonis Pelaku>>>

Vonis Pelaku


Setelah melewati proses penyelidikan, Polri berhasil menangkap para pelaku yang dinyatakan terlibat, di antaranya Amrozi, Ali Imron, Imam Samudra, dan Ali Gufron.

Ali Imron divonis hukuman seumur hidup. Hukuman untuk Ali Imron yang menjadi "sutradara" pengeboman itu lebih ringan dari tiga tersangka lainnya yang divonis hukuman mati. Ini lantaran Ali Imron dinilai kooperatif dan membantu polisi mengungkap tabir otak terorisme di Indonesia.

Tim Investigasi Gabungan Polri dan kepolisian luar negeri yang telah dibentuk untuk menangani kasus ini menyimpulkan, bom yang digunakan berjenis TNT seberat 1 kg dan bom RDX berbobot antara 50-150 kg.

Peristiwa Bom Bali I ini diangkat menjadi film layar lebar dengan judul "Long Road to Heaven", dengan pemain antara lain Surya Saputra sebagai Hambali dan Alex Komang, serta melibatkan pemeran dari Australia dan Indonesia.

Jika dihitung-hitung, bom yang meledak di dua tempat hiburan di Jalan Legian, Kuta, Bali itu tepat 1 tahun, 1 bulan dan 1 hari setelah bom yang mengguncang World Trade Center (WTC) Amerika Serikat pada 11 September 2001. Tak cuma warga di Indonesia, dunia pun bergetar mendengar kabar ini.

Untuk kedua kalinya, teror bom kembali mengguncang Bali pada 1 Oktober 2005. Serangan bom bunuh diri di Jimbaran dan Kuta ini menelan korban jiwa sebanyak 23 orang, 196 lainnya mengalami luka-luka. Peristiwa ini disebut Bom Bali II.

Pada tanggal yang sama tahun 2000, serangan bom bunuh diri terjadi di kapal militer Amerika Serikat USS Cole yang sedang melintas Perairan Aden, Yaman. Akibatnya 17 kru kapal tewas dan 35 lainnya terluka.

Lalu 12 Oktober 1984, serangan bom juga mengguncang the Grand Hotel di Brighton, Inggris, sebagai upaya pembunuhan terhadap Perdana Menteri Margaret Thatcher. Ledakan bom itu menyebabkan 5 orang tewas, 31 lainnya cedera. (Tnt)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya