Menhan: Anggaran Pertahanan Naik, Alutsista Harus Mandiri

Menhan Ryamizard Ryacudu mengapresiasi peningkatan pesat industri pertahanan Indonesia.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 06 Nov 2014, 12:01 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2014, 12:01 WIB
Ryamizard Ryacudu
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu. (Liputan6.com/Fahrizal Lubis)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu membuka seminar pertahanan tentang Offset Policy atau kesepakatan pemerintah dengan negara penyedia alat utama sistem pertahanan atau alutsista. Dalam seminar, dia mengapresiasi peningkatan pesat industri pertahanan Indonesia.

Menurut Ryamizard, kebijakan pengembangan alutsista harus sesuai dengan aturan yang berlaku. Kebijakan itu termasuk kebijakan imbal dagang agar industri pertahanan Indonesia tidak selalu bergantung dengan negara lain.

"Pemerintahan Pak Jokowi-JK dalam visi misinya menyatakan perlu dinaikan anggarannya sampai 1,5%. Kita perlu mandiri dan tidak lagi tergantung pada impor alutsista," kata Ryamizard saat membuka seminar di Indo Defence, JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Kamis (6/11/2014).

Ryamizard menuturkan, Indonesia memang pernah mengalami penurunan saat krisis 1998. Hal itu juga membuat perkembangan alutsista keamanan melambat.

Tapi, kondisi keamanan dan ekonomi mulai membaik. Sehingga anggaran pertahanan Indonesia naik 400% dalam kurun waktu 2010-2014.

"Industri pertahanan Indonesia saat ini sudah direvitalisasi, dengan SDM yang mumpuni. Sehingga bisa bersaing dengan dunia luar," tandas Ryamizard Ryacudu. (Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya