Survei Poltracking: Ical Tak Layak Direkomendasikan Pimpin Golkar

Figur yang paling layak direkomendasikan memimpin Golkar yakni, Priyo Budi Santoso, Agung Laksono, dan Hajriyanto Thohari.

oleh Raden Trimutia Hatta diperbarui 14 Nov 2014, 09:04 WIB
Diterbitkan 14 Nov 2014, 09:04 WIB
Kampanye Golkar
Sejumlah simpatisan partai Golkar berjoget di atas kendaraan saat kampanye terbuka partai tersebut di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (5/4). (ANTARA FOTO/Basri Marzuki)

Liputan6.com, Jakarta - Partai Golkar segera berganti Ketua Umum. Sejumlah nama sudah mendeklarasikan diri menjadi pengganti Aburizal Bakrie memimpin partai beringin.

Untuk mencari tahu siapa yang layak menjadi Ketua Umum Partai Golkar, Poltracking melakukan Survei Pakar dan Public Opinion Makers yang merupakan hasil penilaian juri penilai sebanyak 173 pakar dan pembuat opini publik di seluruh Indonesia terhadap pelembagaan partai dan kualitas personal Calon-Calon Ketua Umum Golkar. Seluruh kegiatan survei tersebut dilakukan pada 3 hingga 8 November 2014.

Hasilnya, figur yang paling layak direkomendasikan memimpin Golkar yakni, Priyo Budi Santoso (19.05%), Agung Laksono (17.46%), dan Hajriyanto Thohari (16.67%).

"Sedangkan figur yang tidak layak direkomendasikan memimpin Golkar hasilnya terdapat hanya nama Aburizal Bakrie (52.03%) yang memperoleh nilai tertinggi dan terpaut sangat jauh dari figur-figur lainnya," ungkap Direktur Eksekutif Poltracking Institute, Hanta Yudha dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (14/11/2014).

Secara keseluruhan, bebernya, terdapat 8 calon ketum Golkar potensial dalam survei Poltracking kali ini. Sesuai dengan hasil rata-rata 10 aspek yang telah dielaborasi, hasilnya secara 3 besar sebagai berikut; Priyo Budi Santoso (6.51%), Hajriyanto Y Thohari (6.31%), dan Agung Laksono (6.03%).

"Sementara, di peringkat berikutnya, muncul MS Hidayat (5.99%), Agus Gumiwang Kartasasmita (5.80%), Airlangga Hartarto (5.73%), Aburizal Bakrie (5.61%), dan Zainuddin Amali (4.98%).

Kesepuluh aspek tersebut di antaranya, integritas, kompetensi dan kapabilitas, visi dan gagasan, komunikasi elit, komunikasi publik, akseptabilitas publik, pengalaman dan prestasi kepemimpinan, kemampuan memimpin organisasi kepartaian, kemampuan memimpin koalisi partai politik di pemerintahan, dan kemampuan memimpin pemerintahan dan negara.

"Raihan suara Aburizal Bakrie yang sangat rendah dalam survei pakar ini menguatkan fakta bahwa banyak dipengaruhi oleh kegagalan Golkar meraih suara signifikan dalam Pemilu kemarin, baik dalam raihan suara massa maupun kursi DPR," jelas Hanta.

Sebelumnya, Aburizal Bakrie mengatakan Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar akan digelar pada Januari 2015. Menurut dia, hal ini sesuai dengan hasil rapat Pleno yang baru diputuskan Jumat dini hari.

Selain Munas Golkar, dalam rapat pleno juga diputuskan bahwa Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) yang akan diadakan 17-19 November 2014, tetap berjalan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya