Pompa Air Tak Berfungsi, Kadis PU DKI Berdalih karena Anggaran

Dinas PU tak bisa menggunakan anggaran murni APBD DKI 2014 karena sudah habis dipakai saat puncak banjir pada Januari lalu.

oleh Andi Muttya Keteng diperbarui 21 Nov 2014, 21:52 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2014, 21:52 WIB
Aparat desa mengecek kondisi turbin pembangkit listrik bertenaga air di Desa Pucangsongo, Malang, Jatim.Pembangkit listrik ini mampu menggerakkan pompa air untuk kebutuhan 250 KK.(Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu penyebab lambannya penanggulangan banjir di Jakarta saat ini adalah pompa-pompa air yang tak berfungsi karena kehabisan bahan bakar. Hal itu ditemukan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok saat blusukan ke pompa air Kebon Baru, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.

Terkait masalah itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Agus Priyono beralasan keterlambatan pengisian solar ke pompa air karena anggaran pembeliannya baru dapat digunakan setelah APBD Perubahan disahkan.

"Kemarin kan anggaran perubahan. Sekarang anggaran perubahan ini kita udah belanja," kata Agus di Balaikota Jakarta, Jumat (21/11/2014).

Ia mengatakan, Dinas PU tak bisa menggunakan anggaran murni APBD DKI 2014 karena sudah habis dipakai saat puncak banjir pada Januari lalu. Sehingga, Suku Dinas PU kekurangan dana yang mengakibatkan bahan bakar pompa terlambat dibeli. Baru setelah APBD Perubahan cair, sudin bisa melakukan pembelian.

"Kalau sudin anggarannya memang terbatas. Jadi kekurangan solar itu sudin. Kalau dinas nggak. Cuma ini kan rancu, campur aduk sudin dan dinas. Itu yang ada kan di Jaksel lah. Kalau sudin lainnya solar terpenuhi. Apalagi di Sudin PU Jakarta Selatan kan memang ada pergantian pimpinan," kata Agus.

Sedangkan menanggapi musim hujan yang sudah tiba, Agus mengatakan pihaknya segera melakukan perbaikan pompa air dan peninggian jalan. Keduanya sebagai langkah jangka pendek penanggulangan banjir.

"Yang deket ini yang jelas pertama perbaikan pompa yang harus kita kejar dan prioritaskan," kata Agus.

Pompa air dikatakannya sangat diperlukan saat ini untuk mengalihkan air yang mengenangi pemukiman warga ke sungai atau waduk. Maupun mengalirkan air dari waduk ke laut atau sungai ke sungai apabila kapasitas air semakin tinggi akibat hujan.

Juga terkait banyaknya air yang merendam daerah di sekitar Bukit Duri dan Kebon Baru karena adanya sheetpile (dinding turap) yang dilubangi, sehingga air menerobos ke jalan. Untuk mengatasinya, Dinas PU menurut Agus, segera meninggikan jalan di area tersebut.

"Kita atasi dengan cara jalan di situ akan kita tinggikan. Kan kemarin yang terendam sisi utara. Selatan kering karena sudah ditinggikan. Nah sisi utara akan kita lakukan segera pakai anggaran perubahan ini," jelas dia. (Ado)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya