Munas Golkar Diterpa Isu 'Uang Saku' untuk Peserta

Peserta Munas Golkar di Bali mengaku mendapat uang saku hingga puluhan juta rupiah.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 03 Des 2014, 19:47 WIB
Diterbitkan 03 Des 2014, 19:47 WIB
Ketua Umum Aburizal Bakrie
Ketua Umum Aburizal Bakrie memberikan sambutan dalam pembukaan Munas IX Partai Golkar. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

Liputan6.com, Nusa Dua - Aburizal Bakrie atau Ical boleh saja sumringah karena kembali menjadi Ketua Umum Partai Golkar di Munas ke IX. Hal tersebut lantaran Ical menjadi calon tunggal setelah calon lain mengundurkan diri.

Namun, mulusnya jalan Ical tersebut diwarnai kabar beredarnya 'uang saku' untuk peserta Munas yang mendukung dirinya.

Informasi yang dihimpun Liputan6.com di lokasi Munas, istilah 'uang saku' peserta Munas Golkar itu diterima dengan nominal berbeda.

"Saya dapat Rp 1,5 juta selama di sini, itu dari DPD saya," kata salah seorang Anggota DPD II Golkar dari Indonesia bagian Timur, yang enggan disebutkan namanya, Rabu (3/11/2014).

Uang tersebut untuk keperluan sehari-hari di luar fasilitas yang mereka dapatkan. "Saya menginap di hotel mewah, fasilitas semuanya lengkap. Kalau uang itu buat keperluan saja," ucapnya.

Dia juga mengaku untuk 'uang pemenangan'--begitu dia menyebutnya--belum mengetahui secara pasti. Namun, dia mengaku pada Munas 5 tahun sebelumnya yang berlangsung di Pekanbaru, Riau ia mengaku menerima uang puluhan juta rupiah setelah dibagi dengan anggota DPD II lain.

"DPD II, setahu saya, mendapat Rp 400 juta. Saya sendiri dapat Rp 20 juta-an. Nah, kalau untuk yang kali ini, kami belum dapat kabar," ungkap dia.

Anggota DPD II lainnya dari kabupaten yang berbeda mengatakan, ia dan teman-temannya mendapatkan 'uang saku' Rp 10 juta untuk mengikuti Munas di Bali.

"Kami semua mendapat Rp 10 juta yang berangkat ke Munas. Untuk fasilitas penginapan, kami dapat di hotel mewah," ungkap Anggota DPD II tersebut.

Dia mengungkapkan, uang itu diterimanya beberapa hari sebelum berangkat ke acara Munas Golkar di Bali. Bahkan, uang itu juga dibagikan kepada anak dan istri.

"2 Hari sebelum berangkat, kita terima uangnya. Dan ada instruksi bagi yang sudah mempunyai keluarga agar dibagikan uangnya ke istri, kan kita mau beberapa hari meninggalkan," ungkapnya.

Ia mengatakan, uang tersebut diberikan oleh DPD II, dan bukan dari DPP, meskipun secara bulat pihaknya kembali mengusung Ical untuk memimpin partai berlambang pohon beringin tersebut.

"Yang saya tahu uang ini dari Ketua DPD, bukan dari DPP. Karena memang sebelumnya kami di DPD sudah menyatakan akan mengusung Ical kembali sebelum berangkat ke Munas," ujarnya.

Namun, ia tidak mengetahui secara pasti jumlah yang didapat DPD atas 'uang pemenangan' tersebut. "Tapi dengar-dengar sih nanti dapat Rp 100 jutaan," ujarnya.

Kendati demikian, ia menegaskan dirinya tidak berpikir mendapatkan 'uang pemenangan' tersebut. "Prinsipnya kita di DPD juga kerja dapat honor. Jadi persoalan dapat nggak dapat, saya serahkan ke Ketua DPD," tutup dia.

Kubu Ical Membantah

Kabar miring pembagian amplop itu langsung dibantah kubu Ical. Mereka menegaskan jika hal tersebut tidak dilakukan pihaknya.

"Tidak ada (uang saku)," kata Bambang Soesatyo saat dikonfirmasi Liputan6.com di Nusa Dua, Bali, Rabu (3/12/2014).

Pria yang akrab disapa Bamsoet itu pun menjamin, pihaknya akan mengecek semua informasi yang beredar tersebut. "Nanti saya cek ya. Karena kami panitia telah menyediakan tiket pulang-pergi, transportasi selama di Bali dan hotel," ujar Bamsoet.

Selain itu, Sekretaris Fraksi Partai Golkar di DPR itu pun meminta semua pihak agar tidak menyebarkan berita yang bukan fakta. "Jangan menyebar fitnah," tandas Bamsoet. (Ali/Yus)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya